Diawali suasana pukul 03.00 dini hari, para santri dibangunkan dan harus bersiap untuk mengikuti kegiatan pondok pesantren.
Ahyad yang bermalas-malasan sudah ditinggal teman-temannya. Dengan masih mengantuk dia segera mengambil air wudhu dan ikut shalat sunah. Awalnya Ahyad hanya mengikuti saja dan heran melihat temannya yang shalat sunah tanpa henti, sementara dirinya hanya bermalas-malasan.
Saat mata masih mengantuk, para santri harus siap membaca Alquran sambil berdiri dalam waktu lama. Bahkan menghafal Alquran juga.
Narasi yang diperdengarkan oleh soundman Ahmad Saefuddin ini menarik dengan Rima puisi yang tertata menyuarakan hati Ahyad.
Saat tak sadar terkantuk-kantuk, tiba-tiba semprotan air menghampiri, sehingga mata kembali terbuka dan terbelalak untuk kembali mencermati kitab suci.
Saat pagi, para santri diajak melaksanakan senam pagi untuk menyehatkan diri. Setelah itu waktunya mandi.
Dan ternyata, mandi pun harus antri panjang dengan banyaknya santri. Antrian yang membosankan tapi harus dilakukan.
Selesai mandi, para santri diberikan sarapan bersama -sama dalam satu nampan. Mereka berharap lauk daging sapi, tapi apa daya yang terhidang di depan mata adalah nasi dan sayur sawi.