Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah Rame-rame Lebih Mudah, Murah, dan Berkah

18 Maret 2024   08:16 Diperbarui: 18 Maret 2024   08:17 2100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhamdulillah, terkumpul 108 nasi bungkus dengan segala macamnya (dokpri)

Seperti ramadan yang sudah-sudah, kini juga ada sedekah ramai-ramai se-RT untuk menyediakan takjil berbuka pada acara pondok ramadan di MI Bahrul Ulum, Buluh, Krandegan, Kebonsari Madiun. 

Tiap RT menyediakan nasi bungkus secara bergiliran selama pelaksanaan pondok ramadan. Masing-masing RT mendapat 3 kali giliran sesuai jadual yang ditetapkan. 

Jumlah yang harus disediakan setiap RT 100 bungkus. Jumlah yang lumayan, tapi setelah dimusyawarahkan, ternyata setiap keluarga hanya kebagian memberi sedekah 3 bungkus. 

"Tiga bungkus apa cukup?" Tanya saya, sebab jumlah KK hanya sekitar 25 orang dalam RT kami. Sepertinya kalau 3 bungkus masih kurang. 

"Gini saja, yang wajib 3 bungkus, kalau ingin membuat lebih, nggak papa! " Kata Bu Nur. 

"Kalau semua membuat, 3 bungkus cukup! " Bu Ida ikut urun rembug. 

Sementara Bu Ning dan Bu Yun siap 10 bungkus. 

"Nggak sampai 100 nggak papa, Bu. Paling kurang sedikit." Bu RT japri saya. 

Akhirnya ditetapkan minimal 3 bungkus. 

Ringan sekali, mudah dan murah. Untuk yang ingin bersedekah lebih banyak, 5, 10 bungkus atau lebih dipersilakan. 

Ada keasyikan tersendiri saat meracik dan membungkus pelangan(nasi jotos, nadi bungkus). 

Nasi pelangan ini biasanya terdiri  dari orek tempe, mie goreng, dan lauk. Lauknya bisa apa saja. Telur, ayam, ikan, atau daging.

Kali ini saya memilih lauk telur yang paling mudah. Tinggal  dibalado bersama tahu. Empuk semua dan tidak ada tulangnya pastinya. Hihihi..

 Nasinyapun porsi anak-anak, jadi secukupnya saja.

Tapi ternyata setelah dibungkus tetap jadi bungkusan besar juga, mungkin karena sayur dan lauknya lebih banyak dari nasinya. Hihihi ..

Tidak juga, ya. Porsi normal lah.

Seni membungkus pelangan/nasi jotos (dokpri)
Seni membungkus pelangan/nasi jotos (dokpri)

Membungkus pelangan bagi saya merupakan seni tersendiri. Pernah saya membantu mengemas nasi bungkus dan air minumnya untuk keperluan pengajian yang membuat saya ngakak karena membungkusnya nggak karu-karuan.

 Pokoknya lihat bungkusannya saya langsung ngakak, tidak perlu dijelaskan. Hahaha...

Beruntung di internet banyak tutorial membungkus nasi dengan penuh kreatifitas. Tapi saya pilih membungkus pelangan yang original, dengan lancip di atasnya, sebab simbol segitiga lancip ini mengandung makna tersendiri seperti kubah masjid.

Simbol tujuan manusia kepada Tuhan yang paling tinggi, Allah SWT.

Dulu saya juga kesulitan saat harus membungkus pelangan, tapi dengan tutorial dari internet, membungkus pelangan menjadi mudah dan lebih rapi.

Tak perlu waktu lama, apalagi sampai lauknya menggelinding, acara membungkus pelangan selesai.

Seni membungkus pelangan. Dikaretin biar tidak mudah lepas lipatannya (dokpri)
Seni membungkus pelangan. Dikaretin biar tidak mudah lepas lipatannya (dokpri)

Selesai membungkus pelangan selesai, tinggal mengantar ke Bu RT. Tadi sesudah Ashar sudah mandi. Bersiap-siap Merekam video pasar takjil juga, sebab acaranya Jumat kemarin. Saatnya melakukan tugas challenge dari program THR Kompasiana.

Sampai di Bu RT, pelangan sudah terkumpul banyak. Bahkan melebihi kuota.

"Alhamdulillah, sudah terkumpul 100 lebih, Bu!" Kata Bu RT gembira.

"Alhamdulillah...!" Saya ikut bersyukur.

"Terkumpul 108, Bu. Semuanya!" Jelas Bu RT 

"Alhamdulillah, semoga berkah ya, Bu!"

"Aamiin...!"

Alhamdulillah, terkumpul 108 nasi bungkus dengan segala macamnya (dokpri)
Alhamdulillah, terkumpul 108 nasi bungkus dengan segala macamnya (dokpri)

Saya langsung pamit karena mau merekam video challenge dari THR Kompasiana ke Dolopo. Bersyukur cuacanya cerah,tidak seperti hujan kemarin.

Melangkah dengan bahagia, karena kuota sedekah berkah terpenuhi kuotanya, dengan berbagai  macam bungkusnya, bertambah banyak kebaikan dan berkahnya. 

Seratus bungkus nasi jadi ringan, karena sedekah rame-rame jadi mudah, murah dan berkah. Semoga sampahnya tidak merepotkan.

Untuk sesi selanjutnya sudah tidak khawatir lagi, karena sudah jelas tercukupi kuotanya. Alhamdulillah.

Selamat menanti berbuka puasa.

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun