Saat persiapan puasa mulai dilakukan, para Ibu rumah tangga dipusingkan oleh harga beras yang masih suka bertengger di ketinggian. Eh...memangnya burung? Haruskah mencari makanan pengganti beras?
Bahkan tidak hanya harga beras, harga sembako pun ikut-ikutan terbang seperti balon yang diisi gas. Hadeuh...
Mungkin kita bisa menghemat atau beralih ke pengganti beras, seperti ketela, jagung, sagu, dan umbi-umbian lain yang tinggi kandungan karbohidratnya. Tapi bagaimana menyiasati tingginya harga sembako?
Haruskah berganti ke sembacad, sembilan bahan cadangan?
Pemerintahan gencar melakukan operasi pasar, tapi sayangnya tidak semua masyarakat bisa menikmatinya.
Operasi pasar biasanya dilakukan dengan syarat dan persediaan terbatas. Baik syarat yang boleh membeli, maupun kuota yang tersedia dan yang bisa dibeli.
Di tengah tinggi nya harga sembako, Saat ada promo sembako murah,pasti langsung diserbu pembeli.
Sebagai Ibu Rumah tangga, tentunya harus jeli melihat dan mencari peluang.
Di mana bisa menemukan beras dan sembako murah?
1. Promo grand opening swalayanÂ
Kebetulan, di dekat tempat tinggal saya ada grand opening sebuah swalayan yang menawarkan promo harga beras dan minyak goreng murah.Â
Sayangnya promo itu hanya berlangsung beberapa hari, dan pembelian dibatasi satu paket beras 3 kg seharga 42 ribu dan 1 liter minyak goreng seharga 13.900 rupiah. Sedang harga beras perkilogram sekitar 14.000 rupiah. Lumayanlah meski tidak murah-murah amat.
Meski begitu, ternyata antusias pembeli cukup tinggi. Kebetulan saya melewati lokasi swalayan dan mampir pada pagi hari, ternyata di kasir sudah antri.
Antri di kasur untuk mendapatkan beras dan minyak goreng murah (dokpri)
2. Membeli Beras Bulog dengan harga Miring.
Kebetulan, sekitar 100 m dari rumah saya juga ada swalayan yang biasa menyediakan beras Bulog dengan harga 54.500 rupiah per kemasan 5 kilogram. Berarti perkilogram nya hanya 10.900 rupiah. Murah sekali, kan dibanding harga beras normal sekitar 16 ribu per kg?
Tapi beras ini tidak selalu tersedia, tergantung persediaan saja. Pembelian pun dibatasi hanya 1 kemasan 5 kg per orang.
Sore itu saya iseng saja, ternyata masih tersisa 1 kemasan 5 kg. Langsung saja saya ambil.
"Bu, sekarang kalau mau membeli beras Bulog yang itu ada syaratnya, Bu!" Kata karyawan swalayan saat saya membopong kemasan beras yang tersisa ke kasir.
"Syaratnya apa, Mas? KTP dan KK?" Tanya saya sambil mengembalikan kemasan beras yang sudah sempat saya bopong. Malu-maluin ya, hihihi..
"Bukan, Bu! Tapi harus belanja produk lain seharga minimal 50 ribu!" Jawabnya.
"Oh, begitu?" Hemmm... kebetulan saya belum belanja bulanan. Sekalian belanja saja kalau gitu, meski sebenarnya keinginan saya untuk beli beras murah sudah hilang.
Akhirnya saya belanja di sini. Sabun cair, sabun cuci, gula, obat-obatan, batere jam, dan kebutuhan lainnya. Yang tentunya lebih dari 50.000 rupiah. Itu juga pilih yang promo-promo murah. Duh... emak-emak banget. Akhirnya kebeli juga tuh beras Bulog murah SPHP. Bisa buat koleksi. Eh...bercanda.
3. Untuk warga Madiun Kota bisa belanja di Wartek kota Madiun.
Beruntung untuk warga kota Madiun, sebab sejak harga melambung, di Kota Madiun diadakan Wartek, warung tekan inflasi yang menyediakan sembako murah.
Sayangnya Wartek ini hanya diperuntukkan untuk warga ber KTP Kota Madiun. Kenapa ya, pemerintah daerah lain tidak mempunyai inisiatif untuk itu?
Mungkin anggaran daerah tidak mencukupi untuk melakukan operasi pasar atau menyediakan sembako murah seperti itu.
Bagaimana dengan harga beras dan sembako di tempat Ibu-ibu? Apakah masih terjangkau?
Untuk persiapan puasa, tentunya beras menduduki peringkat pertama yang harus ada. Patut disyukuri, saat puasa kita hanya perlu makan 2 kali, untuk sahur dan berbuka. Mungkin ini juga salah satu kiat untuk menghemat selain mencari alternatif pengganti beras.
Selain perhitungan konsumsi yang cermat saat puasa, tentunya Persiapan yang bersifat spiritual tidak boleh diabaikan.
Persiapan puasa apa saja yang perlu dilakukan? Yuk kita bahas bersama.
1. Persiapan fisik.
Persiapan puasa yang berhubungan dengan fisik, tentunya berhubungan dengan menjaga kesehatan badan.Â
Hal ini meliputi olah raga, konsumsi makanan bergizi, mengatur pola makan, dan mengantisipasi untuk yang mempunyai penyakit khusus, agar tetap bisa berpuasa dengan aman.
2. Persiapan spiritual:
- Kesiapan mental menjalankan puasa. Menikmati, ikhlas dan nyaman menjalankan nya.
- melaksanakan puasa sunah, sehingga tidak kaget saat puasa wajib.
-membiasakan shalat malam, jadi terbiasa bangun dini hari.
- Melakukan hal-hal yang wajib sesuai tuntunan agama, seperti mengqadha' atau membayar hutang puasa untuk wanita, karena haid, nifas, hamil dan menyusui.
3. Persiapan materi atau anggaran sedekah
Biasanya sebelum puasa kita sudah mempersiapkan materi atau anggaran untuk sedekah atau shadaqoh. Sebab sedekah di bulan ramadan akan dilipat gandakan pahalanya.
Bagaimana, sudah siap menyambut bulan Ramadan dan melaksanakan amalan-amalan nya?
Insyaallah. Semoga kita bisa bertemu kembali dan melakukan amalan di Bulan ramadan. Aamiin...
