1. Keinginannya untuk menikahi putri Darmawangsa ditolak.
2. Ambisi raja worawari untuk menguasai kerajaan MedangÂ
Kejadian tersebut tercatat dalam prasasti Pucangan (Calcutta stone). Pembacaan Kern yang dikuatkan De Casparis menyebutkan bahwa penyerangan tersebut terjadi tahun 938 Saka, atau sekitar 1016 M.
Dalam pemberontakan tersebut, semua keluarga Darmawangsa termasuk putrinya gugur di tangan musuh, hanya Erlangga yang berhasil meloloskan diri ke sebuah hutan pegunungan di Vana giri (Wonogiri), dan menjalani hidup sebagai pertapa sebelum mendirikan kerajaan Kahuripan.
Kemungkinan ini yang paling besar, mengingat wilayah Sampung dan Wonogiri berdekatan dan berbatasan.
Tapi itu semua masih dugaan dan perkiraan. Kita tunggu saja hasil pembacaan huruf Pallawa yang terpahat di kedua batu tersebut, yang akan dilakukan para peneliti dan ahli sejarah.
Sumber referensi:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Airlangga
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/download/1020/887/1911
https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/VidyaDuta/article/download/680/566
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H