Sawah Klasik, antik dan vintage ini ada di Desa Kepet, kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.Â
Wisata mini ini terdiri dari kolam renang mini dan hamparan persawahan dengan beberapa gazebo di tengah sawah. Mungkin bisa dikunjungi saat libur seperti ini.
Masuk ke wilayah wisata ini suasana vintage belum terasa, sebab musiumnya ada di dalam.
Di bagian luar terlihat bangunan rumah mewah bercat putih yang cantik.
Di samping rumah ada gerbang jati yang berupa pintu masuk dengan gazebo di tengah sawah dan kolam renang.
Di kolam renang beberapa anak asyik berenang dalam pancaran cahaya mentari yang ramah dan melimpah.
Tiket bisa dibeli di kedai kecil yang terletak di depan rumah.
"Mbak, ini benar wisata sawah Klasik?" Tanyaku untuk meyakinkan,meski di depan rumah sudah ada papan bertuliskan sawah Klasik.
"Benar,Bu. Tapi mobil kunonya sedang direnovasi. "Lha terus gimana, Bu?"
Itu di Musium masih ada barang antiknya, cuma mobilnya masih direnovasi. Atapnya ambrol waktu ada angin ribut itu, lho Bu!"
"Astaghfirullah. Berarti anginnya kencang banget ya, Mas."
"Iya, Bu. Makanya ini direnovasi.
Sayang sebenarnya, di sini banyak mobil antik yang bisa jadi spot foto menarik dengan suasana vintage, klasik antik yang menarik.
"Tiketnya beli di sini Mbak?" Tanyaku.
"Iya, Bu. 5 ribu saja, biasanya 10 ribu. Ini Musium mobil antik nya sedang direnovasi."
"Terima kasih ya, Mbak." Kubayar tiketnya.
Mbak Indah, sebut saja namanya begitu, mengantarkan saya mengunjungi Musium di dalam rumah.
Tempatnya bersih dan nyaman. Ada motor kuno yang terlihat kukuh meski relatif mungil bentuknya. Ingin kunaiki, tapi takut prothol. Eh...bercanda.
Mbak Indah dengan senang hati memotret aku, tapi aku tidak suka berfoto dengan berbagai gaya.
"Sudah, mbak. Satu saja. Hihihi..
Seperti nya justru mbak Indah yang lebih antusias untuk memfoto daripada aku yang difoto.
"Ganti gaya...!"
"Udah, ah Mbak. Kataku. Yang penting ada fotonya, kataku.
"Ini juga ada si pinky,Bu. Silakan kalau mau Selfi!"
"Fotoin saja ya, Mbak!" Satu saja, hehehe...itu juga belum tentu kupakai. Hehehe...
Mbak Indah setia mendampingiku. Seperti dirimu yang setia mendampinginya berselingkuh. Eaaa...hussh!
Ada mesin jahit kuno juga. Kenapa tadi aku gak berpose pura-pura menjahit ya?
Ah...aku lagi nggak ingin menikmati suasana rumah.
Itu rumah blink blink dan 3 dimensi, Bu. Mbak Indah menjelaskan padaku. Masuk ke dalam ruangan yang heboh penuh cahaya gemerlap.
"Ini lorong, Mbak?" Tanyaku sambil masuk menyeruduk. 'Eh...itu kaca Bu!"
"Duarrr....! Enggak lah! Kamu pasti berharap begitu, kan? Aku nabrak kaca saat menyeruduk masuk.
Sama sekali tidak. Aku sudah berpengalaman dan waspada. Seperti mewaspadai dirimu yang mengkhianatiku. Eh...
Sudah berpengalaman, pernah keluar dari rumah hantu dan nabrak-nabrak kaca waktu di Jatim park. Hahaha..
Terakhir, Mbak Indah membawa saya ke ruangan yang didesain seperti dapur rumah tempo Doeloe.
Nah, kali ini berhubungan dengan namanya. Sawah Klasik.
 Di ruangan ini didesain seperti dapur tempo  Doeloe. Di pojok ada sepeda kumbang, alu, lesung,  padi dan jagung yang digantung.
Ini Bu, baju luriknya. Mbak Indah menawari kostum tradisional biar matching sama suasananya.
"Walah, apa cukup Mbak. Kalau kebaya biasanya singset dan span!"
"Ada yang XL kok,Bu!"
"Ya sudah, saya pakai saja, tidak perlu dikancingkan.
Sebentar ya, Mbak. Saya action dulu. Mau nutu.
'Tahu nutu nggak?"Â
 Nutu itu menumbuk padi. Pura-pura saja sih, sesuatu yang sebenarnya tidak kusukai. Pencitraan. Itu sesuatu yang menjajah bagiku. Tidak seperti kamu yang pandai berpura-pura dan bersandiwara. Eaaa...Eh!
Selesai mengunjungi setiap ruang, saya dan Mbak Indah kembali turun.
Itu,lho Bu. Musium mobil antiknya sedang diperbaiki.
"Wah, iya. Tapi nggak papa, sudah sampai sini saya tolong difotoin ya Mas, satu saja.
Puas berkeliling dan Selfi di Musium, saya kembali ke depan.
Memesan es teh dan sepiring kentang goreng sambil memandang sawah yang menghijau.
Kalau belum punya agenda libur, bolehlah main ke wisata sawah Klasik yang mengusung pariwisata berkelanjutan.Â
Melestarikan dan memanfaatkan alam sekitar, budaya dan barang antik untuk dirawat. Seperti merawat cintamu padanya. Eh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H