Itu rumah blink blink dan 3 dimensi, Bu. Mbak Indah menjelaskan padaku. Masuk ke dalam ruangan yang heboh penuh cahaya gemerlap.
"Ini lorong, Mbak?" Tanyaku sambil masuk menyeruduk. 'Eh...itu kaca Bu!"
"Duarrr....! Enggak lah! Kamu pasti berharap begitu, kan? Aku nabrak kaca saat menyeruduk masuk.
Sama sekali tidak. Aku sudah berpengalaman dan waspada. Seperti mewaspadai dirimu yang mengkhianatiku. Eh...
Sudah berpengalaman, pernah keluar dari rumah hantu dan nabrak-nabrak kaca waktu di Jatim park. Hahaha..
Terakhir, Mbak Indah membawa saya ke ruangan yang didesain seperti dapur rumah tempo Doeloe.
Nah, kali ini berhubungan dengan namanya. Sawah Klasik.
 Di ruangan ini didesain seperti dapur tempo  Doeloe. Di pojok ada sepeda kumbang, alu, lesung,  padi dan jagung yang digantung.
Ini Bu, baju luriknya. Mbak Indah menawari kostum tradisional biar matching sama suasananya.
"Walah, apa cukup Mbak. Kalau kebaya biasanya singset dan span!"
"Ada yang XL kok,Bu!"
"Ya sudah, saya pakai saja, tidak perlu dikancingkan.
Sebentar ya, Mbak. Saya action dulu. Mau nutu.
'Tahu nutu nggak?"Â
 Nutu itu menumbuk padi. Pura-pura saja sih, sesuatu yang sebenarnya tidak kusukai. Pencitraan. Itu sesuatu yang menjajah bagiku. Tidak seperti kamu yang pandai berpura-pura dan bersandiwara. Eaaa...Eh!
Selesai mengunjungi setiap ruang, saya dan Mbak Indah kembali turun.