Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Soto Dungus, dan Paket Makan Sambil Mindful Eating

3 Februari 2024   11:42 Diperbarui: 3 Februari 2024   11:49 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket nasi, nila bakar, sambal dan lalapan (dokpri)

Apa itu Mindful eating?

Sambil menikmati sarapan sepiring soto daging di sebuah warung di Desa Dungus, saya mengamati soto ini.

Sebagai penikmat soto, tentunya hidangan ini sangat mengundang selera.

Sepiring soto yang porsinya pas menurut saya.

Nasi dan sedikit bihun sebagai sumber karbohidrat.

Tauge dan seledri sebagai pemasok sayuran kaya serat.

Daging dan telur asin sebagai sumber protein. Dan tentunya makanan itu mengandung nutrisi lain yang kaya manfaat.

Saya biasa menambahkan sambal yang kaya capcaisin  dan vitamin C.

Hidangan yang relatif lengkap nilai gizinya, bahkan mungkin sedikit berlebih, karena ada protein hewani double di situ. Daging dan telur asin.

Saya memang biasa memfoto makanan jika ingin mengulasnya. Biasanya saya lakukan sebelum mulai makan. Setelah data yang saya butuhkan lengkap, biasanya gawai saya singkirkan dan saya fokus menikmati makan pada setiap suapan. 

Semua itu saya lakukan karena saya benar-benar ingin merasakan cita rasa makanan agar tepat memberi diskripsi saat mengulas.

Setelah paham dengan rasanya, saya melanjutkan makan dengan privacy sepenuhnya agar makanan terasa nikmat dan bisa saya rasakan di setiap suapnya.

Apakah saya sudah menerapkan Mindful Eating?

Dikutip dari laman hellosehat.com, Mindful Eating adalah makan yang berkesadaran.

Ini artinya, kita memperhatikan sepenuhnya apa yang kita makan. 

Kesadaran ini meliputi :

-apa yang dimakan

-seberapa banyak

- isyarat fisik saat masih lapar atau sudah kenyang.

- emosi yang menyertai, dll.

Sejak awal saya sudah memutuskan, bahwa sepiring soto ini nilai gizinya cukup dan tidak berlebihan. 

Mungkin ada keuntungan memilih menu yang sudah diracik, karena kita tak perlu repot menyusun menu yang kita makan.

Meski terkadang, ada makanan yang tidak kita suka, atau mungkin memang sudah racikannya, kita tetap menghabiskan.

Bukan masalah tidak memperhatikan selera dan kandungan gizi, tapi karena kita juga berprinsip untuk berusaha tidak menyisakan makanan.

Apalagi rasanya pas dan menu favorit. Tentunya, di samping menghabiskan saya juga menikmati penuh antusias dan berkesadaran.

Berbeda jika kita memesan makanan yang bukan racikan.

Tentunya kita harus berusaha memilih menu  dengan gizi berimbang.

Seperti ketika suami mengajak makan siang di restoran, saya harus memilih sendiri paket makanan yang diinginkan.

Ini berarti, Mindful Eating sudah dimulai sejak kita memilih menu yang akan dikonsumsi.

Pilihan menu beragam membuat saya sedikit bingung.

Supaya tidak bingung, saat memilih makanan biasanya saya berpatokan  pada :

1. Harga.

Mungkin untuk orang yang berkelebihan uang, harga bukan masalah. Tapi bagi saya itu penting untuk menyesuaikan budget.

Paket makanan secukupnya, yang penting terpenuhi zat gizinya. Karbohidrat, protein hewani, nabati, dan serat(dokpri)
Paket makanan secukupnya, yang penting terpenuhi zat gizinya. Karbohidrat, protein hewani, nabati, dan serat(dokpri)

2. Selera.

Selera dalam memilih makan tentunya juga menjadi salah satu patokan penting. Kita bisa memilih makanan, sesuai selera, tapi menyesuaikan budget yang ada.

Seperti saat memilih menu, sebenarnya kita ingin memilih gurami. Tapi gurami yang tersedia berukuran besar, dengan harga antara 80-100k sesuai beratnya.

Akhirnya kita memilih menu ikan nila yang harga per porsi cuma 29 ribu, sudah lengkap dengan nasi, sambal dan lalap.

Paket nasi, nila bakar, sambal dan lalapan (dokpri)
Paket nasi, nila bakar, sambal dan lalapan (dokpri)

Ditambah seporsi tahu goreng, dan seporsi cah jamur. Ini karena biasanya sayur lalap yang tersedia hanya sekedarnya, sehingga perlu tambahan sayur lain.

Cah jamur sebagai penyuplai serat dan zat gizi lain (dokpri)
Cah jamur sebagai penyuplai serat dan zat gizi lain (dokpri)

Kenapa pilih cah jamur, bukan cah kangkung, atau sayur asem.

Kali ini kembali ke selera. Menu itulah yang kita inginkan dan kita pilih.

3. Porsi

Untuk porsi ini juga penting. Seperti saat memilih tahu, saya tanyakan, seporsi tahu itu seberapa?

Dan dijawab terdiri dari 3 potong tahu ukuran standar, tanpa tepung.

Akhirnya saya memesan seporsi saja, begitu untuk cah jamur. Seporsi cah jamur untuk kami berdua.

Lain dengan ikan nila bakar, kami pesan 2 porsi karena porsinya memang pas untuk sendiri. Ikannya tidak terlalu besar.

Es buah, camilan sekaligus dessert yang terdiri dari aneka potongan buah (dokpri)
Es buah, camilan sekaligus dessert yang terdiri dari aneka potongan buah (dokpri)

Saya tidak memesan camilan, jadi saya pesan es buah. Sekalian potongan buahnya bisa dijadikan camilan.

Sedang suami kembali ke selera kesukaannya jus alpukat.

Jus alpukat dan es buah (dokpri)
Jus alpukat dan es buah (dokpri)

Sudah dulu ya, kami mau menikmati Mindful Eating. Jadi tidak buka ponsel, dan fokus menikmati hidangan yang sudah kami pesan.

Semoga bermanfaat. Nikmati, syukuri dan konsumsi secukupnya.

Sumber referensi:

https://hellosehat.com/nutrisi/berat-badan-turun/mindful-eating-kesadaran-saat-makan/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun