Perjalanan yang menegangkan menuju negeri yang menakjubkan dan luar biasa indah, Bromo.
Kalau sendiri, pastilah ayah sudah menitipkan mobil di bawah, dan berganti alat transportasi lain.
Tapi kali ini ada Pak Mul dan Bu Mul yang memandu dengan berkendara paling depan.
Dan di belakang sendiri ada Mas Kelik dan Istrinya, Mbak Monik. Mas Kelik sudah biasa berkendara dan berpengalaman, sehingga siap berkendara dalam medan apapun.
Ayah berkendara di tengah, karena hampir tidak pernah berkendara di medan yang sulit.
Alhamdulillah kami akhirnya bisa beristirahat di Tosari. Wajah ayah sudah ditekuk dan terlihat tegang.
"Ini saya mau ke Tosari. Saya tidak ke Wonokitri. Teman-teman komunitas sudah membooking 1 rumah penduduk, nanti yang Ibu-ibu tidur di rumah, yang bapak-bapak buka tenda di luar. Pak Pri mau langsung ke Wonokitri, atau mau ikut ke Tosari, Monggo!"
Pak Mul membeberkan rencananya. Sedang kami sebenarnya berniat langsung ke Pendopo Wonokitri, sebab sudah sempat berkomunikasi untuk booking penginapan, meski belum jelas di mana lokasinya.
Akhirnya kami ikut Pak Mul saja. Sepertinya ayah butuh istirahat dan menenangkan diri setelah menempuh perjalanan tak biasa ini.
Melanjutkan perjalanan sendiri tentu sangat beresiko. Tidak mengenal medan, kurang berpengalaman, sedikit paranoid dan baru saja mengalami perjalanan yang menegangkan.