Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Syahdunya Kopi Bromo di Kafe Awan Tengger

6 Januari 2024   23:15 Diperbarui: 9 Januari 2024   07:45 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati syahdunya kopi Bromo Kafe Awan Tengger di dekat perapian (dokpri)

Juwita Malam, siapakah gerangan tuan?
Juwita Malam, dari bulankah tuan? Woo
Kereta kita segera tiba
Di Jatinegara kita 'kan berpisah
Berilah nama, alamat serta
Esok lusa boleh kita jumpa pula, oh, yeah

(Juwita malam (punk)

Lagu Juwita malam mengiringi obrolan kami sambil menikmati kopi lereng Bromo di Kafe Awan Tengger.

Awalnya kami duduk-duduk  di beranda. Kemudian diajak masuk di dekat perapian. Suasananya menjadi hangat.

Menikmati syahdunya kopi Bromo bersama bestie di Kafe Awan Tengger(dokpri)
Menikmati syahdunya kopi Bromo bersama bestie di Kafe Awan Tengger(dokpri)

Hangat karena perapian, juga karena obrolan kami ditemani Pak Sutanto yang mengelola kopi lereng Bromo di Kafe Awan Tengger dan Mas Arif, penggagas nama kopi Awan Tengger.

Menikmati syahdunya kopi Bromo Kafe Awan Tengger di dekat perapian (dokpri)
Menikmati syahdunya kopi Bromo Kafe Awan Tengger di dekat perapian (dokpri)

"Kok bisa dikasih nama Kafe Awan Tengger itu bagaimana, Pak? Tanya ayah Pada Pak Sutanto. Pengelola kafe Awan Tengger.

"Oh, kalau itu, Mas Arif yang punya ide. Monggo Mas Arif, dijelaskan!"

"Oh, begini. Kan ada filmnya Kabut Tengger. Tapi kalau kabut kan silau.Nah kalau awan kan tidak!" Kata Mas Arif.

"Terus, di sini kan masih ada hubungannya sama Dieng. Kalau di Dieng kan awan Dieng. Kalau di Tengger, awan Tengger," lanjut Mas Arif.

"Oh, begitu. Kami manggut-manggut. Unik juga,ya...

Tapi kami belum sempat mencicipi kopinya. Sebab besok harus bangun pagi, takut kalau tidak bisa tidur. Hehehe...

Sementara Pak Sutanto sebagai pengelola kafe menceritakan kalau saat festival kopi di Yogyakarta mendapat skor 84,7. Itu skor yang tinggi.

Pak Mul, Bu Mul dan Pak Sutanto.Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokpri)
Pak Mul, Bu Mul dan Pak Sutanto.Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokpri)

Beliau berusaha mendirikan kafe untuk hilirisasi kopi lereng Bromo. Sedang para petani bertindak sebagai industri hulu pemasok kopi. Jadi ada sinergi antara petani dan pengusaha kafe. 

Acara itu didukung juga oleh koperasi. Kerjasama terpadu semua elemen masyarakat untuk memajukan industri pariwisata dan memviralkan produk ciri khas daerah. Keren!

Ini menunjukkan adanya upaya menciptakan pariwisata berkelanjutan yang menguntungkan pengusaha dan penduduk sekitar.

Pengunjung pun ikut gembira dan diuntungkan, sebab harga yang ditawarkan standar. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu dalam merogoh kocek.

Dinginnya udara Tengger membuat kami senang berada di dekat perapian, karena bisa menghangatkan tubuh.

Selfi bareng bestie sambil Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokter)
Selfi bareng bestie sambil Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokter)

Tapi sayang, malam semakin larut, dan besok harus bangun pagi, karena Pak Mul, Bu Mul, Pak Kelik dan Mbak Tatik mau turun pagi-pagi sekali.

Aku dan ayah juga harus beristirahat karena Insya Allah besok akan ikut kegiatan Aksi Tanam Bareng yang dipromotori Pelindo.

Berpamitan pada Mas Arif. Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokpri)
Berpamitan pada Mas Arif. Menikmati syahdunya kopi Bromo di Kafe Awan Tengger(dokpri)
Semoga semua acara besok berjalan lancar dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun