"Penghentian hormon stres secara tiba-tiba setelah peristiwa besar, seperti  liburan, dapat mempengaruhi  kesehatan biologis dan psikologis"
 (Princeton, NJ, Dr. Eileen Kennedy-Moore. Psikolog klinis)
"Aku tidak pernah mengalami Post Holiday blues!" Kataku santai.
"Percaya!" Jawab temanku yakin.
"Kenapa kamu yakin dan percaya?" Tanyaku.
"Jelas saja. Berlibur saja kamu tak pernah. Hahaha...! Jawab temanku sambil ngacir.
"Bukkk!!!"
Sandalku melayang, gantian aku yang ngakak saat dia mengaduh dan mengumpat. Hahaha...
Nggak lucu,ya?
Eh, memangnya apaan tuh Post Holiday Blues?
Yuk dikepoin.
Post Holiday BluesÂ
Dilansir dari https://www-psycom-net.translate.goog :
Post Holiday Blues juga dikenal sebagai sindrom pasca liburan. Yaitu kondisi yang dialami pasca liburan berupa perasaan sedih, hampa, dan kesepian.
Kondisi ini bisa berupa stres, atau depresi, yang terjadi setelah periode emosi dan stres yang intens.
Post holiday blues memiliki banyak gejala khas yang mirip gangguan kecemasan atau suasana hati, antara lain :
 -insomnia(susah tidur)
- lesu
-motivasi rendah
- gampang tersinggung
- sulit berkonsentrasi
- cemas berlebihan.
Namun demikian, post holiday syndrom atau post holiday blues biasanya hanya dialami dalam waktu pendek, kemudian kondisi psikologis akan kembali normal.Â
Menurut Dr. Paul Nestadt, MD , salah satu direktur Klinik Gangguan Kecemasan Johns Hopkins  mengatakan kepada  Health:
Orang yang menikmati liburan mungkin akan mengalami perasaan bahagia saat terjadi peningkatan hormon Dopamin dan serotonin, sehingga saat liburan berakhir, suasana hatipun akan terjaga baik.
Namun Dr. Nestadt yang juga asisten profesor Ilmu Psikiatri dan Perilaku, melanjutkan beberapa orang yang lain justru mengalami kesulitan saat berlibur, yang disebabkan oleh :
- ekspektasi yang terlalu besarÂ
- mengingat orang-orang terkasih yang telah berpulang.
- keluarga yang bermasalah.
-beban keuangan.
Namun demikian, post holiday blues, bisa diatasi dengan beberapa cara agar tidak menjadi gangguan mental yang seriusÂ
Dikutip dari www-goodrx-com.translate.goog, post holiday blues, bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain :
1. Kembali ke rutinitas normal secara perlahan.
Beri waktu yang cukup untuk kembali ke rutinitas setelah liburan. Sisakan beberapa hari untuk bersantai di rumah sambil mempersiapkan diri untuk kembali beraktivitas dengan santai.Â
Jadi tidak tiba di rumah malam, besok paginya sudah harus kembali bekerja, sementara pernak-pernik liburan belum sempat dibereskan. Hal seperti ini akan lebih berpotensi memicu post holiday bluesÂ
2. Mengingat hal-hal yang menyenangkan selama liburan.
Menceritakan hal-hal yang menyenangkan selama liburan kepada teman atau saudara adalah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah post holiday blues.
Bisa juga dengan berbagi souvernir pada teman atau saudara, sehingga kita tetap bisa mengingat kenangan indah saat liburan.
3. Membuat rencana libur pendek akhir pekan.
Merencanakan liburan pendek akhir pekan juga bisa menjaga perasaan kita tetap gembira.
Mengunjungi tempat-tempat rekreasi dekat rumah, atau sekedar makan di luar saat akhir pekan, pertemuan kecil dengan teman atau  saudara, mengisi akhir pekan dengan melakukan hobi kita juga bisa menjaga mood tetap bagus.
4. Kelola stres dalam bekerjaÂ
Jika tekanan pekerjaan terlalu berat, mungkin bisa membicarakan hal ini dengan bagian HRD atau manager tentang kesulitan kita.
Dengan begitu, kita bisa bekerja dengan tetap gembira, sehingga tidak mengalami Post Holiday Blues.
5. Merencanakan Liburan secara efektif dan efisien.
Usahakan sebelum berangkat keadaan rumah sudah teratur rapi, sehingga saat pulang berlibur tidak bertemu "kapal pecah".
Begitu juga sepulang liburan, sediakan waktu satu atau dua hari untuk membereskan akomodasi, dan barang-barang yang digunakan saat berlibur.
Sehingga saat harus kembali pada rutinitas, kita sudah siap dan cukup waktu untuk membereskan dan mempersiapkan diri untuk kembali pada aktivitas normal.
Terus, bagaimana kalau kita tetap mengalami Post Holiday Blues?
Seperti dilansir dari rri.co.id, ini yang harus dilakukan jika mengalami Post Holiday Blues.
 Yuk simak cara mengatasinya:
1. Mulai melakukan aktivitas secara berangsur-angsur.
Aktivitas dimulai dengan yang paling ringan dan mudah dilakukan. Baru dilanjutkan aktivitas yang lebih berat.
2. Beristirahat secukupnya, termasuk memperhatikan waktu tidur sesuai yang dianjurkan, sekitar 8 jam per hariÂ
3. Menerapkan pola makan sehat dan berimbang.
4. Berolahraga secara teratur.
5. Tetap terhubung dan  berkomunikasi dengan teman atau saudara yang mengisi liburan bersama, sehingga tetap bisa bercerita keseruan dan kenangan manis yang dialami.
6. Mencoba sesuatu yang baru dan merencanakan piknik tipis-tipis di sekitar tempat tinggal.
Gampang kan, mengatasi post holiday blues? Yuk piknik lagi, dua hari lagi sudah libur akhir pekan, hehehe..
Tapi kalau sudah lebih dari 2 Minggu masih mengalami Post Holiday blues, segera berkonsultasi dengan ahli ya, agar tidak menimbulkan depresi yang membahayakan.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat.
Â
Sumber Referensi:
https://www-psycom-net.translate.goog/depression/post-holiday-depression?
https://www-health-com.translate.goog/post-holiday-blues-7090516?
https://www-goodrx-com.translate.goog/health-topic/at-work/post-vacation-depression?
https://www.rri.co.id/kesehatan/500557/kenali-post-holiday-blues-dan-cara-mengatasinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H