Matahari begitu ramah, panas menciptakan gerah. Aku baru saja menabung kan uang tabungan RT yang kupegang di BMD Syariah.
Biasanya hari Senin langsung kutabung, berhubung tanggal merah, jadinya waktunya mundur.
Sejenak tertangkap mata rujak es krim. Pesan disampaikan ke otak, dan diri ini segera beranjak. Eh...
Menghampiri lapak es krim rujak, sambil celingukan mencari di mana bapak penjualnya.Â
Ternyata duduk di tempat teduh sambil menunggu pembeli. Sementara lokasi lapak tidak jauh di dekat halte bis, di seberang jalan Masjid Istiqamah Dolopo.Â
Tepatnya di pinggir Jalan Raya Madiun - Ponorogo.Â
"Pak, es krim rujaknya ada? " Aku sedikit berteriak.Â
"Ada! " Si Bapak segera beranjak. Sebut saja namanya Pak Man (bukan nama sebenarnya).Â
"Es krim rujaknya 2, Pak. Bungkus!"
"Ya,Bu!"
Bapak penjual es krim rujak segera mempersiapkan pesananku.
Lapak UMKM yang menjual es krim ini sangat simple. Hanya sebuah gerobak yang mangkal di pinggir jalan.Â
Tapi jangan ditanya. Es krimnya tak kalah dengan es krim bermerk yang ada di pendingin berbungkus kemasan bermerek menarik.Â
Es krim nya lembut, dan lezat. Bahkan saat Meracik, masih ditambahkan susu kental manis. Kebayang kan lezatnya?
Apalagi dipadu dengan rujak segar yang membuat liur menetes. Ehmmm....Â
Sebenarnya ada 3 varian es krim, yaitu :
1. Es krim rujak.Â
2. Es krim kacang ijo.Â
3. Es krim roti.Â
Menurutku semua enak. Tapi aku lagi kepingin es krim rujak, jadi itu yang kupilih.Â
Kubeli 2 untuk dibungkus, satu buat ayah.Â
Es krim ini dibandrol murah, segelas plastik kira-kira berukuran 225 ml, hanya 5 ribu rupiah. Sangat terjangkau bukan?Â
Sangat menggembirakan di saat panas merupakan masa panen bagi para penjual es, termasuk es krim.Â
Para penjual yang tumbuh dan pulih lebih kuat usai pandemi mulai bisa menata kembali usahanya.Â
Para pelaku UMKM mulai bermunculan penuh semangat dan antusias.Â
Meski kasus penyakit mirip covid-19 muncul yang biasa disebut Pneumonia Mycoplasma, tapi tidak seheboh pandemi covid-19.Â
Mungkin karena kita sudah banyak yang mendapat vaksin, dan sudah pernah menghadapi pandemi, jadi tidak setakut sebelumnya.Â
"Beli es krimnya, Pak. Bungkus!" Ada 2 anak perempuan yang mengikuti jejakku memesan es krim. Entah tadi sebenarnya mereka mau pesan apa.Â
Mungkin pentol. Tapi Pak Man tidak menjual pentol, yaitu bakso yang komposisi tepungnya dominan dan dimakan dengan saos. Mungkin bakso, tapi agak mirip siomay.
"Ya, Mbak. Tunggu dulu ya, sebentar!" Jawab Pak Man.
Sambil menunggu pesanan siap, aku memfoto beberapa gambar untuk ilustrasi.
Aku memang sangat suka mendukung keberadaan UMKM dengan mengunggahnya dalam sebuah tulisan.
Mungkin bukan apa-apa, tapi semoga bisa membuat pelaku UMKM lebih dikenal dan dagangannya lebih banyak dibeli. Itu saja.
Ayo kita dukung kebangkitan  UMKM meski tidak abai terhadap persebaran Pneumonia Mycoplasma, yang sudah mulai ditemukan kasusnya,dengan tetap bermasker.
Kita berharap persebaran Pneumonia Mycoplasma yang mulai menghantui tidak seperti covid-19 yang sempat mengobrak Abrik perekonomian dan melumpuhkan para pelaku UMKM.
Semoga UMKM bisa lancar melakukan usaha dan berhasil menopang perekonomian negara yang sempat diramalkan memburuk selama 2023.
Jangan lupa, kalau lewat di jalan Madiun - Ponorogo dan ingin mencicipi es krim rujak, tinggal berhenti di seberang masjid istiqamah, agak ke selatan dekat halte bis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H