Hemmm... rasanya seperti nagasari, dicampur pisang. Warnanya ungu kehitaman. Sepertinya ini adonan nagasari, dicampur pisang yang dihaluskan.
Enak sih, meski rasanya lebih mirip nagasari pisang, agak mirip lemet juga.
Sinergi yang bagus karena Rumah makan mengijinkan penduduk sekitar berjualan di area rumah makan. Baguslah saling mendukung. Merawat hubungan dengan masyarakat sekitar tentunya sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan usahaÂ
Tak lama pesanan diantar. Yuk dinikmati.
Pertama adalah nasi putih dan nasi tiwul. Harganya sekitar 4-5 ribu/porsi.
Rupanya suamiku tertarik memesan nasi tiwul. Sudah lama kami tak bertemu nasi tiwul. Dulu di Madiun ada RM yang menyediakan paket nasi tiwul, nasi jagung dan nasi putih sekaligus. Tapi sekarang sudah tidak lagi sepertinya, karena kami sudah jarang mampir ke RM tsb.
Untuk camilan, suamiku memilih tahu petis kesukaannya. Aku ngikut saja, tidak memesan sendiri karena kurasa itu sudah cukup dinikmati berdua. Per porsi cuma 10 ribu rupiah.
Untuk sayurnya, kami memilih tumis tauge . Harganya 10 ribu/porsi.
 Tadinya pengin urap. Tapi pagi sebelum berangkat kami sudah sarapan urap sebagai sayurnya. Jadi kami pilih menu lain.
Lauk yang ditawarkan bermacam-macam, ada gurami bakar, goreng dan asam manis. Nila, belut, wader, lele, telur, ayam geprek, dll.