Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Antara Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres Cawapres 2024

14 Desember 2023   17:11 Diperbarui: 14 Desember 2023   19:32 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video debat capres cawapres 2024(dokpri)

Mas Anies .. Mas Anies. Menurut saya ini agak berlebihan. Mengeluh ini itu tentang demokrasi, tapi Mas Anies dipilih menjadi gubernur DKI sebagai  oposisi menghadapi pemerintah yang berkuasa!"

Saya yang mengusung Bapak!" (Disambut tepuk riuh hadirin)

Jawab Prabowo Subianto yang terdengar serius tapi membawa aura kocak. Adegan ini ada dalam debat capres cawapres perdana tahun 2024 yang diselenggarakan KPU.

Seperti diketahui, bulan ini sudah masuk waktu dengan aturan kampanye pemilu. Debat ini juga sebagai bentuk kampanye pemilu untuk menarik simpati pemilih, tentunya tetap mematuhi aturan kampanye pemilu.

Nantinya bisa diketahui melalui hasil survey, apakah debat capres cawapres ini berpengaruh signifikan atau tidak terhadap elektabilitas masing-masing pasangan capres cawapres.

Sebelumnya Anies Baswedan menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukan dalam tata kelola  politik saat kepercayaan  rakyat menurun terhadap partai politik.

Anies mengungkapkan,bahwa tidak  hanya kepercayaan rakyat pada partai politik yang menurun, tapi rakyat tidak percaya pada proses demokrasi yang terjadi. Dan itu lebih luas dari sekedar partai politik.

Menurutnya, dalam demokrasi minimal ada 3 hal:

1. Rakyat bebas berbicara 

2. Ada oposisi yang bebas mengkritik dan menjadi penyeimbang  pemerintah.

3. Adanya proses pemilu,  pilpres yg transparan, netral, jujur adil.

Menurut Anies lagi, yang 2 mengalami problem, yaitu bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik.

Satunya lagi, angka indeks demokrasi juga menurun.

1. Bahkan pasal-pasal yang diberi kewenangan untuk digunakan secara karet kepada pengritik, seperti UU ITE seperti pasal 14-15 UU no 1 tahun 1946 itu semua membuat kebebasan  terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun