Bagiku, mudik adalah mengenang masa lalu.
Di situ ada banyak kenangan yang bisa diingat.
Entah asrinya alam desa yang damai,
Atau jajan pasar, pangan lokal dan kuliner tradisional.
Clorot, klepon, lapis, geblek, lanting, dan riuhnya musim durian.
Mewarnai setiap mudik dan kenangan tak terlupa.
Tidak sekedar citarasa yang menggoda.
Tapi kenangan dan kisah lampau yang tetap tersimpan rapi dalam dadaÂ
Antara Mudik, clorot dan pangan lokal.
Di sana ada cerita yang terukir dan kenangan yang kekal.
Manisnya kue lapis menjadi kesan yang tak mudah ditepis.
Tapi di sana ada warna warni cerita tetua yang terlukis dalam kue lapis.
Sayup adzan mengalun lembut.
Mengingat kisah relegius yang berhembus.
Tentang toleransi dan saling menghargai.
Yang kini kembali bersemi.
Antara Mudik, clorot dan pangan lokal.
Kekayaan kuliner yang mendukung ketahanan pangan.
Ciri khas daerah yang menjadi kekayaan tak ternilai.
Warisan budaya tak benda, hasil karya nenek moyang.
Mudik adalah merawat nostalgia.
Clorot adalah kuliner unik, pangan lokal kesukaan.
Sungguh bahagia ada yang sengaja menghidangkannya.
Kenanganku akan clorot, mudik dan pangan lokal menjadi sempurna.