Bagaimana Arjuna bisa tetap gagah saat Pandawa Lima tersungkur?
Sementara Puntadewa, Bima, Nakula Sadewa Terhempas.Â
Dasyatnya puting beliung berbalut angin puyuh.Â
Menumbangkan patung pandawa Lima di depan balaikota Solo.Â
Tersebut lah Arjuna Sang lelananging jagad.Â
Tetap kokoh berdiri tegak tersenyum.Â
Tak mempan oleh terpaan puting beliung yang menerjang.Â
Bima... Tersungkur ambyar.Â
Bagaimana Arjuna bisa tetap gagah saat Pandawa Lima tersungkur?
Puntadewa.... Juga terpuruk.Â
Bagaimana Arjuna bisa tetap gagah saat Pandawa Lima tersungkur?
Nakula dan Sadewa, si kembar seia sekata. Hancur berkeping-keping.Â
Bagaimana Arjuna bisa tetap gagah saat Pandawa Lima tersungkur?
Apakah ini pertanda alam?Â
Di saat para pembela kebenaran tercampakkan, Arjuna tetap gagah melangkah?Â
Siapakah dia? Pahlawan keamanan?Â
Sang penengah?Â
Tidak di kanan, tidak di kiri.Â
Tidak di depan, tidak di belakang.Â
Tapi di tengah-tengah.Â
Jika para pembela kebenaran telah condong ke kanan, atau ke kiri.Â
Maka hanya yang di tengah akan menjadi berkah.Â
Wujud keadilan yang terus abadi.Â
Itulah mungkin yang ingin alam sampaikan.Â
Bagaimana Arjuna bisa tetap gagah saat Pandawa Lima tersungkur?
Karena dia adalah penengah Pandawa.Â
Simbol keadilan yang ada di tengah.Â
Keadilan yang tidak bisa digeser dan ditumbangkan oleh puting beliung.Â
Seperti Kementerian Kebudayaan yang terpisah, tidak diintervensi bidang lain.Â
Kebudayaan adalah etika dan tata krama.Â
Yang adil dan tidak memihak.Â
Karena kebudayaan adalah cinta dan peradaban.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H