Tidak ada Makan Siang Gratis. Pesan Apa yang Tersampaikan?
Aku menata sayuran yang telah direbus, bumbu urap, telur rebus, tahu dan tempe goreng.
Segelas es kepala kopyor. Â Eh, bukan! Kelapaaa...iya kelapa kopyor. Jangan sampai tertukar, yaaaa....
Itu makan siangku. Super duper sederhana dibanding makan siang para pejabat negara.
Iyalah...siapa gue, hihihi...
Yuk, kita buat dialog imajiner!
Pak Presiden Jokowi (PJ): Pak Anies, Pak Prabowo, Pak Ganjar, silakan dicicipi menu makan siang istana ini. Menu makan siang Jokowi yang unik dan istimewa. He.he.he..
Pak Prabowo Subianto (PS): Siap, Pak Jokowi! Siap Mr.Presiden!(sambil menghormat)
Pak Anies Baswedan (AB): Terima kasih Pak Jokowi. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa ikut bergabung menikmati makan siang istana(sambil tersenyum santun)
Pak Ganjar Pranowo (GP) : Luar biasa hidangannya. Tugiman senang bisa menikmati hidangan makan siang poya mothig ini, hahaha..
PJ : Ayo, silakan...silakan...silakan! Ini ada soto Lamongan,resep khusus dengan bahan-bahan yang didatangkan langsung dari Lamongan!Â
Ini nasi putihnya, pandan wangi masih kemebul hasil swasembada beras dari sawah petani kita.
 Ini ayam kodok, bukan katak ya. Ayam kodok itu ya seperti ini. Ayam yang diolah khusus.
Sapi lada hitam, ini istimewa ini. Halal dan lezat.
Ini ada juga bebek panggang. Bebek lokal ini, hasil ternak rakyat.
Cumi goreng segar langsung ditangkap dari laut.
Ini juga istimewa, udang goreng telur asin, ada juga kaylan cah sapi, biar ada sayur hijaunya.
Nah,ini. Ini yang unik. es laksamana mengamuk, he.he.he...
Ini hidangan khas Riau, terdiri dari buah kuini, santan, biji selasih, gula dan es batu. Seger ini. He.he.he....
Ada juga jus jeruk yang kaya vitamin C.
Ayo, semua dicicipi!
AB, PS, GP : Terima kasih pak presiden, semua enak dan lezat.Â
PJ : Sambil ngobrol, ini saya titip pesan, pada Pak Anies, Pak Prabowo, Pak Ganjar, saya harap bisa menciptakan iklim kondusif, agar pemilu 2024 mendatang dapat berjalan lancar, aman, tentram dan damai.
PS : Siap,Pak Presiden Jokowi.
AB : Insya Allah, Bapak Presiden. Semoga semua bisa terwujud.
GP : Siap Pak! Nanti saya unggah di medsos!
PJ : Bahkan setelah pemilu, kalau bisa silaturahmi tetap dijaga. Guyup rukun.Â
Memberi kesempatan pada yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara.Â
Seperti pesan Bu Isti, kalau bisa, calon presiden  yang tidak terpilih, nantinya diajak ikut membangun negara, sesuai keahlian dan kompetensinya.Â
Jangan disingkirkan. Tapi dirangkul. Saling berpelukan untuk memajukan negri ini.
PS : Siap Pak. Btw, Bu Isti itu siapa?
AB : Iya, Pak. Maaf, saya juga tidak kenal. Bu Isti itu siapa?
GP : Sejauh pengembaraan saya di medsos, juga belum pernah dengar nama itu. Siapa ya, Bu Isti itu?
JP : Ealah, kok malah kudet semua. Bu Isti itu kompasianer. Makanya....baca Kompasiana!
"Meong.....!"
Lhadalah, tempe gorengnya digondhol si Pus gara-gara kebanyakan menghalu.
Meong...meong..meong..! Wes biar. Rejekinya si meong pengin ikut makan siang, meski bukan makan siang istana . Hehehe...