Ada Minyak Goreng Rizki 12500/Liter di Pasar Murah Desa Krandegan yang diadakan oleh Dinas Perdagangan, koperasi dan usaha mikro Kabupaten Madiun.
Hari ini, Selasa 31 Oktober 2023 diadakan Pasar Murah di Desa Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. Di saat daya beli masyarakat turun dengan naiknya harga kebutuhan pokok, acara seperti ini tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat.
Komoditas yang diperjual belikan adalah sembilan bahan pokok yang terdiri dari minyak, telur, beras, gula pasir, mie instan dan bawang putih.
Bu RT mengumumkan jumlah kupon sembako yang tersedia. Warga yang berminat bisa mengambil kupon sesuai sembako yang dibutuhkan dan ingin dibeli.
Kupon operasi pasar, harga minyak 12500/liter. Harga normal bisa mencapai 15-20 ribu/liter.
"Aku mau berasnya,Bu!" Komenku di grup RT.
Sebenarnya semua sembako yang dijual harganya relatif murah. Bisa selisih Seribu sampai 5 ribu rupiah perkilogramnya.
Tapi beberapa hari yang lalu aku baru saja belanja banyak gara-gara gabut. Pergi ingin berbelanja sesuai keinginan dan bersenang-senang , malah jatuhnya beli sembako. Dasar emak-emak. Hihihi...
Lha gimana lagi, kalau beli sembako kan awet. Jadilah aku beli 3 pack minyak goreng 2 literan. Telur 1 kg, telur puyuh 1/2 kilogram. Kalau gula pasir cuma beli 2 kg, sebab sebulan kadang 1 kg gula juga nggak habis.Â
Ini karena ayah pakainya gula diet. Jadi tidak pernah mengonsumsi gula pasir dalam minuman. Kalau minum di luar pasti pesan minuman tanpa gula. Kalau di rumah pakai gula diet. Berkebalikan denganku. Kalau di rumah minumnya air putih atau teh tawar, tapi kalau beli di luar, minumnya manis. Hihihi..
Ora beda ora penak(nggak beda, nggak enak)
Jadi begitulah. Saat ada pasar murah aku cuma minta kupon beras saja. Kebetulan kemarin cuma beli 3 kg. Kalau beras kan awet. Lagian sebulan 10 kg juga sisa, kecuali kalau lagi banyak orang punya gawe. Baru berasnya boros. Dua kupon beras sudah di tangan.
Sesuai jadwal, Pasar murah dimulai pukul 08.30 sampai selesai, atau sampai semua kupon habis terjual.
Semua yang telah membawa kupon, bisa mengambil nomor antrean. Berhubung sepeda motor dibawa ayah, aku datangnya agak telatÂ
Tapi Bu RT sudah minta tolong Mbak Ani yang mengajar di TK Desa Krandegan untuk mengambilkan nomor antrean. Jadi saat datang aku tinggal menemui Mbak Ani.
Jadi alurnya sudah diatur :
1. Pembeli mengambil kupon sesuai barang yang dibutuhkan dan ingin dibeli di RT masing-masing.
2. Pembeli mengambil nomor antrean dan menunggu dipanggil.
3. Pembeli yang sudah dipanggil, membayar sesuai kupon yang dipegang di meja pembayaran, dan diberi nota.
4. Pembeli menukar nota dengan barang yang telah dibayar.
Saat datang, aku sudah berada di alur nomor 3, karena Mbak Ani sudah mengambil nomor antrean, aku tinggal ngikut. Hehehe...
Sebenarnya, tiap-tiap orang bisa mengambil nomor antrean. Tapi saat itu nomor antrean sudah ratusan.Â
Mbak Ani mendapat nomor antrean 50, jadi Aku mending nunut Mbak Ani saja. Saat itu antrean baru berada di nomor 40. Lagian aku cuma membawa 2 kupon, kupikir lebih baik bergabung saja.
"Nomor antrean 41 sampai 45!"
Wow, ternyata dipanggil lima-lima. Jadi tidak terlalu lama antre, pembeli langsung dilayani. Penataan dan pelayanan yang bagus.
"Nomor 46 sampai 50!"
Nomor antrean Mbak Ani dipanggil. Aku ikut maju. Tapi ternyata bagian pembayaran, sedang aku sudah nitip uang ke Mbak Ani, jadi aku lebih baik mundur daripada bikin sesak. Eh...
"Boleh difoto,Pak?" Tanyaku.
"Boleh, silakan!" Jawab salah satu bapak petugas ramah. Akupun langsung asyik mencari foto yang menarik.
Tak lama, Mbak Ani selesai dengan urusan pembayaran, dan membawa nota ke tempat pengambilan barang.
"Lho, berasnya kok cuma 1 pack?" Mbak Ani bingung. Padahal tadi kuponnya 2.
Mbak Ani mengambil nota yang tadi sudah ditancapkan di tempat tersedia.
"Bu, berasnya cuma ditulis satu. Itu Mbaknya yang melayani sewot melulu. Itu lho Bu, yang duduknya paling pinggir, di depan laptop!"
Aku nyengir. Melongok ke petugas yang ditunjuk Mbak Ani. Wajahnya tegang, mungkin dia puyeng mengurusi pembayaran banyak orang.
Tak bijak rasanya komplain di saat ramai. Apalagi aku juga tidak terlalu membutuhkan berasnya.
"Sudah, Mbak. Nggak papa. Satu juga cukup,kok!" Kataku. Mbak Ani akhirnya mengembalikan uang pembayaran ku yang setengah.
"Minta kupon lagi boleh,kok! Itu ke Pak Wo!" Kata petugasnya.
"Satu orang satu kupon ya,Pak?"
"Lebih juga boleh, kok!"
"Sudah, satu saja nggak papa!" Kataku. Takutnya nanti malah riweuh.Â
Lagian aku juga mau lanjut belanja bulanan sekalian. Sabun, pewangi, pembersih lantai dll. Biar besok gajian uangnya utuh. Upsss..ayah yang gajian. Bukan aku!Â
Mau nyatronin toko kue yang baru juga, soalnya ini promo hari terakhir. Sama tadi ayah pesan minta dibeliin dawet. Duh, Pe-erku banyak amat. Hehehe..
Sampai di rumah, seperti nya belanjaan sudah beres. Tinggal leyeh-leyeh.
Seneng baca WA di grup RT pada bahagia dapat sembako murah dan antre nggak pakai lama. Ada yg beli gula, minyak, beras, telur.
Bahkan yang masih tersisa  bisa dibeli tanpa kupon.
Alhamdulillah...
Semoga semua berkah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H