"Aku mau berasnya,Bu!" Komenku di grup RT.
Sebenarnya semua sembako yang dijual harganya relatif murah. Bisa selisih Seribu sampai 5 ribu rupiah perkilogramnya.
Tapi beberapa hari yang lalu aku baru saja belanja banyak gara-gara gabut. Pergi ingin berbelanja sesuai keinginan dan bersenang-senang , malah jatuhnya beli sembako. Dasar emak-emak. Hihihi...
Lha gimana lagi, kalau beli sembako kan awet. Jadilah aku beli 3 pack minyak goreng 2 literan. Telur 1 kg, telur puyuh 1/2 kilogram. Kalau gula pasir cuma beli 2 kg, sebab sebulan kadang 1 kg gula juga nggak habis.Â
Ini karena ayah pakainya gula diet. Jadi tidak pernah mengonsumsi gula pasir dalam minuman. Kalau minum di luar pasti pesan minuman tanpa gula. Kalau di rumah pakai gula diet. Berkebalikan denganku. Kalau di rumah minumnya air putih atau teh tawar, tapi kalau beli di luar, minumnya manis. Hihihi..
Ora beda ora penak(nggak beda, nggak enak)
Jadi begitulah. Saat ada pasar murah aku cuma minta kupon beras saja. Kebetulan kemarin cuma beli 3 kg. Kalau beras kan awet. Lagian sebulan 10 kg juga sisa, kecuali kalau lagi banyak orang punya gawe. Baru berasnya boros. Dua kupon beras sudah di tangan.
Sesuai jadwal, Pasar murah dimulai pukul 08.30 sampai selesai, atau sampai semua kupon habis terjual.
Semua yang telah membawa kupon, bisa mengambil nomor antrean. Berhubung sepeda motor dibawa ayah, aku datangnya agak telatÂ
Tapi Bu RT sudah minta tolong Mbak Ani yang mengajar di TK Desa Krandegan untuk mengambilkan nomor antrean. Jadi saat datang aku tinggal menemui Mbak Ani.