Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, Murah Lezat Menggelitik

21 Oktober 2023   22:58 Diperbarui: 24 Oktober 2023   05:40 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, Murah Lezat menggelitik (dokpri)

Gultik dan Wedang Ronde Proliman, murah, lezat, menggelitik. 

Eh, memangnya apa kok menggelitik. Hehehe.. 

Nggak percaya? 

Coba saja!

Proliman mana? 

Madiun. Hehehe...

Ini bukan gultik blok M Jakarta,ya.

Gultik Proliman ini lebih enak dan pastinya lebih murah dibanding gultik blok M yang paling murah 15 ribu.

Baca juga: Aku Jenuh

Menggelitik untuk dicicipi kan? 

Bersyukur hidup di Kota kecil. Akhirnya ngidam gultik Proliman kesampaian dan tidak mengecewakan.

Bayangkan....(curhat nih...!)

Baca di berita medsos, katanya bus Mabour telolet pecel land gratis sekarang jam 17.00 tiketnya sudah bisa dipesan. Sampai lokasi baru jam lima kurang sedikit, dan antrean terlihat sudah mengular.

Masuk lokasi, tekan tombol hijau, kartu parkir nggak keluar. Ternyata karena tidak ada sensor nya, sebab ayah sudah di depan palang parkir.

"Itu pakai sensor motor, bukan orangnya!" Pak Kumis tukang parkir berseru galak.

Akhirnya mundur lagi, barulah tombol berfungsi dan karcis keluar.

Palang terangkat, ayah melaju dengan motornya. Aku mengikuti berjalan di belakang.

"Brakkkk!" 

"Awww....!" Aku berteriak kaget. Palang parkir menghantam kepalaku. Beruntung helm belum kulepas, jadi kepala cuma puyeng, tidak remuk. Tapi helm yang lepas kacanya karena kaget. (Eh...helm bisa kaget nggak ya?)

Papan penanda yang menempel di palang parkir nyaris terpental. Kutangkap dan kuserahkan pada tukang parkir yang berjaga di samping palang.

Alhamdulillah...kepalaku selamat.

Ayah memarkir motor tapi disuruh pindah  jauh ke belakang.

"Pindah ke belakang sana,Pak. Sini buat parkir mobil !" Kata tukang parkir.

Sementara aku ikut antri dalam antrean yang mengular.

Antre tiket bus Mabour telolet pecel land mengular, tidak diberi tahu kalau tiket sudah habis (Dokpri)
Antre tiket bus Mabour telolet pecel land mengular, tidak diberi tahu kalau tiket sudah habis (Dokpri)

Tapi anehnya yang di depan kok diam saja, kami curiga setelah sekian lama kok antrean tetap. Tidak maju-maju?

"Itu ditanyakan ke petugas tiket, wong tadi saja di sini tiketnya sudah habis!" Pak tukang parkir berteriak lagi.

Akhirnya langsung ke antrean terdepan ke petugas tiket.

"Pak, tiketnya masih ada?"

"Sudah habis! Tapi kalau mau antre ya sana!"

"What's???

Ya Allah...ternyata tiket sudah habis dari jam setengah lima. Kenapa tidak dikasih tahu sehingga antrean manusia berlelah-lelah lama antre padahal tiket sudah habis dari tadi???

Ya sudah. Pulang saja. Ini antre kehabisan tiket yang keempat kalinya. Plus tadi kepala dihantam palang parkir. Rasanya aku sungguh terlalu kalau lain kali masih mau ikut antre. Hahaha...

Kali ini bayar parkir sambil naik di boncengan, biar tidak dihantam palang parkir lagi 

"Nih,Pak uang parkirnya!" Kusodorkan selembar 2 ribuan, dan ngacir bersama ayah.

Sekarang enaknya ke mana ya?

Waktu sudah menjelang Maghrib. Enaknya shalat dulu sambil mendinginkan pikiran dan menghibur kepala yang dikepruk palang parkir. Hehehe...

"Shalat di masjid Kominfo saja, sambil istirahat sejenak!" Kata ayah.

"Ayuk..!"

Shalat Maghrib di masjid Kominfo kota Madiun sebelum menikmati gultik yang menggelitik(dokpri)
Shalat Maghrib di masjid Kominfo kota Madiun sebelum menikmati gultik yang menggelitik(dokpri)

Habis shalat Maghrib kami menikmati suasana PSC di malam hari. Malam Minggu ramai pengunjung. Banyak bus dan mobil plat luar kota yang parkir di sekitar PSC.

"Dek, aku ngopi dulu ya!" Ayah ijin mau ngopi.

"Ya sudah, aku lihat suasana PSC sebentar ya!"

"Oke, kutunggu di sini ya, Dek!"

"Ya!"

Aku melihat suasana PSC di waktu malam. Pengunjung ramai, tapi tidak sampai sesak. Aku berjalan ke arah miniatur Ka'bah. Banyak orang shalat di situ ternyata.

Tapi aku tadi sudah shalat di masjid Kominfo, jadi aku cuma lewat dan melihat miniatur menara Eiffel yang terlihat semarak dengan lampu-lampu yang terpasang membentuk menara.

Miniatur Ka'bah di PSC (dokpri)
Miniatur Ka'bah di PSC (dokpri)

Puas berjalan-jalan, aku kembali menemui ayah yang sedang asyik menyesap kopi.

"Dek, mau pesan kopi juga?"

"Nggak! Cari makan saja yuk!"

"Itu ada soto!"

"Cari tempat lain saja yuk. Ke jalan Diponegoro saja!"

Sampai di jalan Diponegoro, masih bingung mau makan di mana. Banyak pilihan malah jadi bingung. Penginnya sih yang enak tapi murah. Hihihi...

"Mas, cari gultik saja,yuk! Siapa tahu sudah buka."

"Ya sudah, ayo kita coba!"

Sampai di Proliman, dan...

Hore..! Gultiknya buka. Tempatnya terlihat terang dan lapang. Tempatnya nyaman sekali. Tidak pakai lama langsung ke TKP.

Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, murah, lezat,menggelitik. Tempatnya juga terang, nyaman dan lapang (dokpri)
Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, murah, lezat,menggelitik. Tempatnya juga terang, nyaman dan lapang (dokpri)

Ada meja dan bangku tersedia. Lesehan juga ada. Tempat makan di tengah, sementara di pinggir banyak lapak penjual. 

Penataan tempat yang menarik dan nyaman. Bisa direkomendasikan untuk menikmati malam Minggu yang berkesan.

Kami memesan gultik. Sementara minumnya aku memesan es jeruk. Ayah memesan wedang ronde.

Sepasang gultik,eh...2 piring gultik yang menggelitik. Hehehe (dokpri)
Sepasang gultik,eh...2 piring gultik yang menggelitik. Hehehe (dokpri)

Tak lama gultik pesanan kami diantar. Porsinya tidak terlalu besar, tapi pas untuk perut kami berdua yang sudah tidak mengalami pertumbuhan.

Rasa rempahnya terasa sebagai ciri khas rasa dan aroma gultik.

Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, murah, lezat,menggelitik untuk dicoba(dokpri)
Gultik dan Wedang Ronde De'Proliman, murah, lezat,menggelitik untuk dicoba(dokpri)

O,iya. Mungkin ada yang belum tahu gultik itu apa. Gultik adalah gule tikungan. Istilah ini sebelumnya viral di blok M. Gultik ini bisa ditemui pada malam hari. Tak heran saya berkali-kali ke sini selalu tutup. 

Ternyata bukanya malam, mulai pukul setengah tujuh atau 18.30 wib.

Gultik di sini mempunyai tempat tersendiri yang luas dan lapang. Tidak seperti di blok M yang digelar di trotoar.

Harganyapun nyaris separuh gultik di blok M. Di sini harganya cuma 8 ribu per porsi. Sedang di blok M biasa dibandrol 15 ribu.

Di De'Proliman ini, selain gultik ada angkringan, ronde, aneka jus, aneka mie, capcay, nasgor, dll.

Lain kali mungkin bisa kita ulas menu yang lain. Kali ini kita mencicipi gultik dan Wedang ronde dulu.

Wedang ronde De'Proliman. Enak dan segar. Menggelitik untuk dicicipi juga (dokpri)
Wedang ronde De'Proliman. Enak dan segar. Menggelitik untuk dicicipi juga (dokpri)

Wedang ronde ini, kuahnya berupa air jahe manis. Isinya ada kolang-kaling, bulatan ketan, dan kacang bawang. 

Rasanya agak pedas rasa jahe dan segar. Cocok untuk menghangatkan badan dan pas dinikmati di tempat terbuka seperti ini.

Selesai menikmati gultik dan Wedang ronde kita masih asyik nongkrong di situ.

Pengunjungnya cukup ramai, tapi tidak sampai berdesakan, sehingga kita masih nyaman di situ. Akhirnya memesan lagi masing-masing segelas jus.

Ada juga pemain organ  yang bersedia mengiringi jika ada yang ingin bernyanyi.

Pokoknya suasananya nyaman banget untuk menghabiskan malam Minggu.

Tapi akhirnya kita beranjak pulang, takut ketiduran di situ. Hehehe...

Oke, happy weekend. Have a nice day.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun