Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dicap Fanatik, Pemblokiran dan Kronologi Pemulihan Akun

9 Oktober 2023   11:48 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:15 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merayakan label fanatik sebagai rasa terimakasih pada Kompasiana. Bukan ultah, takut ada yg ngucapin, padahal bukan ultah, hihihi.. (Dokpri) 

Fanatik!

Saya tak menyangka akan mendapat label fanatik dari Kompasiana.

Perjalanan panjang mengumpulkan 50001 poin sungguh tak mudah.

Tapi tak terasa, karena saya menikmati proses panjang ini dengan santai.

Seperti juga label centang biru yang pernah lenyap karena kesalahan mesin detektor.

Bahkan akun saya pernah mengalami pemblokiran beberapa hari.

Beberapa bulan yang lalu akun saya terblokir "Sudah tahu....!"

(Mungkin ada yang berkata begitu dalam hati ya. Hehehe..) 

Kaget? 

Pasti! 

Galau? 

Ehm... Iya sih! 

Bingung? 

Agak! 

Eh, kok malah seperti wawancara dan tanya jawab. 

Sebenarnya saya tidak ingin menulis tentang akun saya yang terblokir. Toh sudah dibuka kembali. 

Tapi mungkin lebih baik kalau saya terbuka, biar tidak ada yang penasaran, dan menduga-duga yang tidak jelas. Eh.. 

Seperti teman saya di fesbuk, mungkin menduga akun saya terblokir karena artikel saya mengandung konten pornografi.

Padahal tidak!

 Yang mereka lihat itu  iklannya, yang bukan kendali saya, dan tidak berhubungan dengan  konten saya. 

Kalau di kompasiana, mungkin ada yang menduga saya mendapat privilege, karena blog saya bisa dipulihkan.

"Padahal tidak!!!"

"Sama sekali tidak!!!"

Kalau yang paham pasti tertawa kalau menganggap saya mendapat privilege di Kompasiana. Sebab saya justru hampir tidak pernah mendapat predikat AU yang viral sebagai privilege pemikat views. 

Mungkin pemblokiran ini terjadi karena sistem di kompasiana sudah menggunakan kecerdasan buatan, atau Artificial Intelligence (AI), sehingga saat ada kesalahan pada mesin atau si robot, maka akan terjadi kesalahan juga pada sistem. 

Korban AI? 

Bisa jadi!!!

Namun bisa juga human error. 

Untuk lebih jelasnya, saya ceritakan saja dari awal. 

Kejadian dimulai saat saya mengunggah artikel terakhir berjudul : Save Ijen, Bule Ngonten Menyalakan Bom Asap Di-blacklist BKKSDA. 

Tayang sebentar, konten ini dihapus karena melanggar syarat dan ketentuan kompasiana. 

Berlanjut akun saya terblokir sistem secara otomatis, sehingga saya dilarang atau tidak bisa mengakses blog saya lagi. 

Akhirnya saya minta no WA admin kompasiana pada Mbak Sri Rohmatiah Jalil. Kompasianer yang sama-sama berasal dari Madiun.

Alhamdulillah, Mas admin langsung merespon dan menanggapi curhat saya. (Tentang pemblokiran blog). 

Tangkapan layar kronologi pemblokiran sekaligus pemulihan akun bersama admin Kompasiana (dokpri)
Tangkapan layar kronologi pemblokiran sekaligus pemulihan akun bersama admin Kompasiana (dokpri)

Akhirnya beliau menyarankan saya untuk membuat akun baru.

Tapi entah karena saya katrok, atau gawai saya yang katrok, sampai sekarang saya belum berhasil membuat akun kompasiana yang baru. 

Kemungkinan besar, gawai saya tidak mendukung aplikasi, atau harus dibuka lewat laptop. Padahal saya tidak punya laptop, dan selalu menulis menggunakan gawai. Nah, lo. Jadi ketahuan deh, kalau tidak punya laptop. 

Akhirnya saya menghubungi Mas admin lagi, dan juga menyatakan keheranan saya, kenapa artikel terakhir saya yang dihapus karena melanggar syarat dan ketentuan kompasiana justru diloloskan, sementara blognya masih terblokir? 

Tangkapan layar kronologi pemblokiran sekaligus pemulihan akun (dokpri)
Tangkapan layar kronologi pemblokiran sekaligus pemulihan akun (dokpri)

Jadi, alasan pemblokiran blog apa? 

(Belakangan, saat blog kembali bisa diakses, ternyata ada pesan yang menyatakan kalau blog saya diblokir karena telah melakukan 5 kali pelanggaran). 

Akhirnya Mas Admin menyarankan saya untuk melaporkan ke WA kantor. 

Sayapun melaporkan kasus yang menimpa blog saya. 

Selanjutnya diberitahukan, artikel saya yang tadinya dihapus karena melanggar syarat dan ketentuan kompasiana, ditayangkan kembali, karena setelah direview dan dipertimbangkan oleh tim, tidak melebihi batas porsi kutipan. 

Setelah itu, saya kembali bertanya. Kalau artikel saya yang menjadi penyebab pelanggaran dan terblokirnya blog, tidak melanggar, berarti otomatis, akun/blog saya juga tidak melanggar? 

Tangkapan layar kronologi pemblokiran dan pemulihan akun Kompasiana (dokpri)
Tangkapan layar kronologi pemblokiran dan pemulihan akun Kompasiana (dokpri)

Akhirnya admin kompasiana menyatakan telah terjadi mis identifikasi pelanggaran pada akun saya, sehingga sorenya akun saya sudah bisa diakses lagi. 

Terima kasih admin kompasiana atas responnya dan bersedia memulihkan akun saya. 

Namun begitu, entah kenapa centang biru saya dihapus. Seandainya bisa dipulihkan juga, saya ucapkan terimakasih. Kalau seandainya tidak bisa dipulihkan, juga tidak apa-apa. Sebab kalau blog terblokir, semua atribut tentunya ikut lenyap. Hehehe.. 

Saya bersyukur, dengan pemblokiran yang batal ini menyadarkan kalau akun saya sudah di ujung tanduk. 

Kalau biasanya mendapat peringatan dari program infinite tidak bisa mengikuti program infinite karena sudah melanggar 4 kali masih tenang-tenang saja, kini jadi sadar kalau itu juga peringatan keras. Melanggar sekali lagi, akun langsung terblokir. 

Adakah yang tidak bisa mengikuti program infinite juga seperti saya? 

Terakhir saya buka chat dari Kompasiana dan scroll ke atas, ternyata ada pemberitahuan kalau akun saya yang terverifikasi (centang biru) diubah menjadi tervalidasi karena telah melanggar sebanyak 3 kali. 

Ya sudah, gak papa. Meski tidak ada centang biru, langit masih biru. Hehehe.. 

Semangat selalu. 

Tapi ternyata, tak lama kemudian centang biru saya juga dipulihkan. Alhamdulillah.

Sebab yang tadinya pelanggaran, tapi setelah ditinjau kembali ternyata tidak, tentunya itu berarti saya tidak melanggar, dan sanksi yang diberikan otomatis batal.

Terima kasih sekali atas kebijaksanaan semua tim admin Kompasiana.

Bahkan setelah itu, saya diperbolehkan mengikuti program infinite, dan ada 1 Artikel saya yang lolos program infinite. Tentu saja saya syukuri meski itu mungkin satu-satunya artikel saya yg lolos program infinite. Hehehe...

Saat ini saya juga mendapat label "Fanatik" karena telah mencapai poin di atas 50.000 selama 8 tahun perjalanan panjang bersama Kompasiana (2015-2023)

Tentu saja saya syukuri, sebab untuk mencapai poin ini, butuh proses dan perjalanan panjang yang mungkin melelahkan. Hehehe..

Terima kasih Kompasiana, sudah memberi wadah berekspresi, memberi kesempatan kedua, dan juga K-reward nya. Hehehe...

Semoga bermanfaat bagi kompasianer lain dan menjadi bahan refleksi bagi saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun