Jumat pagi, Ayah mengajakku takziah ke teman akrabnya yang telah mendahului kembali ke rahmatullah.Â
Sebenarnya, beliau sudah meninggal dan dimakamkan hari Kamis sore. Berhubung Ayah baru membaca WA yang dikirim istri almarhum pada malamnya, jadi baru bisa takziah paginya.Â
Teman ayah itu memang terkena serangan stroke sudah lama. Sehingga mengambil pensiun dini dari tempatnya bertugas di SMAN 1 Ngawi.Â
Semoga beliau menghadap Alloh dalam husnul khatimah. Mendapat akhir yang baik atas semua amal kebaikannya, dan diampuni dosa-dosanya.Â
"Dek, berangkat pagi saja. Ini hari jumat, jadi sebelum jum'atan kita sudah kembali ke rumah! " Ayah mengajak takziah pagi-pagi.Â
"Oke! " Jawabku.Â
Kepergian sahabat ayah itu memang agak mengejutkan. Sebab rasanya belum lama beliau masih dolan ke sekolah ayah, dan minta mampir ke rumah.Â
Meski dalam kondisi stroke, beliau masih suka berkunjung ke tempat teman-temannya.Â
Bahkan pergi naik bis sendiri. Terus  mencegat orang untuk mengantarkan ke tujuan. Beruntung ada saja orang yang mau mengantarkannya ke lokasi yang ingin ditujunya.Â
Terkadang mengirim pesan ke teman-temannya minta dijemput, sebab untuk menelepon sudah susah berbicara.Â
Bakda subuh kami mulai bersiap.Â
"Ayo, Dek. Segera berangkat. Nanti kesiangan! "
Aku gegas duduk di samping suami dan berangkat.Â
Suasana pagi masih segar dan sepi. Kami melaju ke arah Madiun dan berbelok ke arah Ngawi.Â
"Dek, temanku ada yang mau ikut bareng. Nanti ketemuan di terminal Maospati, " Kata ayah.Â
"Oke! " Rumahnya Maospati? "
"Bukan, Pacitan, tapi sedang menengok cucu di Magetan."
"Oh, ya sudah! " Kalau dari Magetan tidak terlalu jauh.Â
Tak lama kami sudah sampai di Maospati. Masih pukul 06.45.
"Dek, sarapan dulu saja. Tadi janjiannya jam setengah 8. Ini belum ada jam tujuh. Kata suamiku.Â
" Ya, sudah. Nanti kalau temannya cepat datang, diajak ikut sarapan saja Mas. Suruh langsung ke sini. "
"Gampang. Nanti kalau sudah sampai kan kita di WA. Suruh langsung ke sini saja.Â
" Oke. Beres! "
Sampai di dekat terminal Maospati, kami belok kiri. Kalau ke kanan arah terminal Maospati.Â
Pelan-pelan akhirnya sampai. Hanya beberapa ratus meter.Â
Rumah makan Bu Parti ada di kiri jalan kalau dari arah terminal.Â
Lumayan ada warung berjasa saat kami butuh sarapan. Lokasinya di sekitar terminal Maospati, tempat kami janjian.
Rumah makannya agak tersembunyi dan tidak terlalu besar. Tapi masakannya banyak, enak dan menggoda.Â
Ayah memilih pakai sayur bothok. Begitu nama sayurnya menurut Mbak yang melayani pembeli. Kalau di tempatku, sayur bothok yang tidak dibungkus daun seperti itu,namanya oblok-oblok. Berisi sayuran dengan bumbu parutan kelapa yang berkuah.
Ayah malah menyebutnya sayur bobor. Halah...suka-suka menyebutnya lah.
Aku masih dengan selera original. Nasi pecel.Â
Lauknya paru bacem. Kolesterol tinggi, ya?Â
Sesekali lah, soalnya lauk yang lain sudah biasa memasaknya. Kalau paru hampir tidak pernah. Itu saja sih alasannya. Tapi kalau orang yang concern pada kesehatan, biasanya menghindari menu ini.
Akhirnya kami menikmati sarapan ditemani segelas teh tawar dan segelas teh manis hangat.
Kami makan dengan santai sambil menunggu teman yang akan ikut takziah bareng. Tapi sampai pukul 08.00 kami selesai sarapan, belum ada WA yang masuk. Ya sudah. Berarti mereka sudah sarapan kalau jam segini belum sampai. Mungkin masih di perjalanan. Kita tunggu sesuai kesepakatan saja di terminal Maospati.Â
Aku ke kasir dulu untuk membayar sarapan yang sudah kami nikmati.
Pelayanannya ramah dan mudah, meski tadi kami pesan tanpa mengambil nomor meja, ternyata pesanannya sudah tercatat rapi.
Buat teman-teman yang ingin mampir ke sini,atau ingin singgah di perjalanan, saya sertakan nota pembayaran, supaya ada panduan harga.
Untuk dua porsi sarapan dan teh hangat, kira-kira kita harus merogoh kantong sekitar 50 ribu. Per orang kira-kira bisa memilih menu dan minumnya dengan harga 20-30 ribu.
Tapi harga seporsi nasi dan lauknya cuma 6 ribu rupiah dengan menu sayuran yang enak, tampilan sangat cantik, menggoda  dan menarik.
Sayurannya dari tumis daun pepaya, pecel, tumis sawi, capcay, tumis kacang panjang,SOP, sayur asem, bothok, dan banyak alternatif sayur  dengan warna hijau yang cantik dan menggugah selera.
Pemilihan lauk bisa menyesuaikan isi kantong. Dari tahu dan tempe goreng, telur, bandeng presto, ikan, aneka masakan ayam, daging, udang tepung jumbo, kerupuk, heci, semua ada.
Silakan pilih sesuai selera dan isi kantong.
Sudah ya, kami akan menunggu teman di terminal Maospati untuk berangkat takziah bersama.
Beruntung ada warung berjasa yang menyediakan sarapan enak sambil menghabiskan waktu menunggu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H