Acara Ponorogo Rikolo Semono ini untuk mengenang masa lalu ketika kita kecil, jadi dikonsep seperti masa lampau. Di sisi lain juga bisa meningkatkan perekonomian (Â Lisdyarita, Wabup Ponorogo)
Ponorogo Rikolo Semono, mengajak kita kembali ke masa lampau?Â
Yuk ikuti travel story saya kali ini dalam Ponorogo Rikolo Semono, mengajak kita kembali ke masa lampau.Â
Gentrifikasi membawa pengaruh besar dalam segala aspek kehidupan masyarakat tanpa bisa dihindari.
Dalam perekonomian, mungkin gentrifikasi membawa pengaruh positif dalam meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi.
Tapi adakalanya, ada hal-hal yang secara tak sadar tereliminasi dari kehidupan secara perlahan.
Hal-hal itu berkaitan dengan budaya dan adat kebiasaan yang terserak atas nama kemajuan jaman dan peradaban.
Terkadang kerinduan akan suasana dan kenangan manis Masa lampau  menyeruak dan menggebu. Kenangan masa kecil yang manis dan indah.
Ponorogo Rikolo semono ini mengajak kita kembali ke masa lampau.Â
Suasana tentram dan damai dalam keriuhan yang hening.Â
Kota Ponorogo yang dipimpin oleh Bapak Bupati Sugiri Sancoko ini mengapresiasi dan memfasilitasi kerinduan suasana masa lampau dengan mengadakan acara hiburan rakyat yang bertajuk Ponorogo Rikolo Semono ( Ponorogo pada saat itu, atau terjemahan bebasnya, Ponorogo dahulu kala).
Dalam acara ini juga menyediakan puluhan lapak UMKM untuk mendukung UMKM pulih lebih kuat. Tepatnya 40 lapak UMKM.
UMKM yang kuat juga akan mendukung kuatnya perekonomian negara.
Ketua Panitia Muhammad Ilham, sekaligus ketua GP Ansor Ponorogo ini menyatakan, GP Ansor sengaja terlibat dalam kepanitiaan karena salah satu yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama beserta badan otonomnya adalah merawat atau nguri-uri tradisi(ponorogo.go.id)
Dalam trip kali ini, saya berhenti di alun-alun Ponorogo.
Sungguh saya tak menyangka pengunjung begitu banyak, dan suasana begitu meriah.
Bisa jadi karena malam Minggu, atau antusias masyarakat yang sudah lama haus akan hiburan rakyat dalam event seperti Ponorogo Rikolo Semono ini.
Saya memilih memarkir motor di depan kantor pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan patung singa di depannya.
Sebelum memasuki area alun-alun, saya berhenti sejenak di halaman balaikota yang terdapat kolam besar dengan ikan-ikan lele yang asyik berenang, dan patung di tengahnya.
Suami saya tidak mau saya ajak masuk ke lokasi, dan memilih duduk di dekat kantor balaikota bersama banyak orang yang duduk dan bercengkrama bersama keluarga di bangku yang disediakan.
Jadilah saya masuk ke lokasi sendiri.
Di pinggir jalan, banyak delman yang parkir menanti pengunjung yang ingin naik delman keliling alun-alun.Â
Berhias lampu LED yang berpendar membuat delman terlihat indah dan menawan. Tak heran banyak wisatawan yang tertarik untuk mencoba wisata naik delman.
Memasuki alun-alun, banyak lapak yang bisa dikunjungi. Pengunjung membludak, membuat acara semakin semarak.
Anak-anak dimanjakan oleh banyak permainan menarik.
Mengelilingi lapak UMKM yang menarik dan semarak membuat hati ingin mencicipi segala kuliner dan membeli kerajinan gerabah, fashion, bahkan ada aneka tanaman anggrek dan mawar dengan pesona keindahannya.Â
Meski tergoda dengan banyak lapak yang menarik saya tetap berjalan ke panggung utama.
Memasuki lokasi panggung utama, ada gong Gedhe yang diletakkan di depan tulisan Ponorogo Rikolo Semono dan Ponorogo hebat.
Banyak pengunjung yang menyempatkan Selfi di sini, jadi harus antre bergantian kalau ingin ikut selfie.
Kali ini acara di panggung bisa diakses gratis karena tidak ada loket dan pintu gerbang.
Penonton bisa duduk lesehan dengan alas yang sudah disediakan di depan panggung.
Untuk malam hari, acaranya sudah tertera dalam susunan acara yang sudah saya unggah di atas.
Sore harinya ada acara dolanan bocah yang digelar pukul 15.30-17.00 wib. Besok saya ulas tersendiri.
Acara di panggung utama ini berlangsung setiap sore untuk dolanan bocah, dan malam hari untuk acara nostalgia Ponorogo Rikolo Semono.Â
Biar lebih fokus, mungkin nanti bisa kita liput tersendiri.
Sambil keluar dari panggung utama, saya mengitari lapak-lapak UMKM yang semarak dan terlihat pulih lebih kuat dan mantap.
Setiap lapak ditata menarik dengan suasana nyaman.
"Semua lapak harus menyediakan tempat sampah sendiri -sendiri ya..!"Â
Suara pembawa acara berteriak dari atas panggung utama  menginstruksikan para pemilik lapak untuk menjaga kebersihan.
Malam ini, hari Sabtu 23 September 2023, sesuai jadwal, acaranya Prigel Manggar Kawiwit. Secara bebas, Prigel Manggar Kawiwit bisa diterjemahkan sebagai ketrampilan anak bangsa yang menampilkan budaya masa lampau.
Acara diisi pentas dolanan anak waktu lampau seperti hom pimp pah, dolanan delikan, cublak cublak suweng, main perang-perangan dan gobak sodor.
Lain kali penampilan apik siswa siswi di Ponorogo saya ulas lebih mendalam.
Pasar malam yang memanjakan anak dengan aneka permainan anak dan kreativitas anak-anak yang difasilitasi untuk menampilkan keprigelan mengekspresikan diri, nguri-uri tradisi dan budaya, rasanya membuat Ponorogo menjadi kota layak anak.
Yang ingin bernostalgia kembali ke masa lampau dalam Ponorogo Rikolo Semono, jangan lupa menyimak tanggalnya.
Acara ini berlangsung dari tanggal 22-30 September 2023 di alun-alun Ponorogo.
Tunggu apalagi? Yuk berangkat! Hehehe...
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H