Ternyata saat dihidangkan, baksonya enak. Terasa sangat murah dibanding harga yang diberikan. Ojo dibanding-bandingke... Eh. Hehehe..Â
Bakso daging sapi yang terasa dagingnya. Sungguh bukan ingin membanding-bandingkan. Bahkan bakso biasa di tempat lain ada yang dibandrol di atas 10 ribu.Â
Sedang sotonya juga lezat. Soto yang dimasak dengan serius dan sungguh-sungguh. Kuahnya kental dengan bumbu yang terasa rempahnya tapi balance.
Benar-benar berasa menikmati soto istimewa. Sayangnya saya lupa memfotonya.Â
Semoga citarasanya dipertahankan, karena keseriusan dan kelezatan masakan di restoran ini menjadi salah satu kekuatan yang membuat resto ini memberikan kesan yang mendalam.Â
Penataan yang artistik, tempat yang lebih nyaman dan luas, dan pelayanan yang baik, sementara harga tetap terjangkau membuat restoran ini terasa wow.Â
Mungkin ini adalah bentuk gentrifikasi yang mulai merambah di Desa Kresek yang dulu terkenal sunyi, mistis dan wingit.Â
Kini daerah ini menjadi tujuan para wisatawan untuk menyegarkan diri dan berekreasi.Â
Potret gentrifikasi yang memberi kemajuan positif dalam suasana alam yang tetap terjaga.
Desa Kresek bisa jadi telah menjadi desa industri kuliner yang cukup bisa diandalkan.Â
Antara tempat wisata dan restoran yang bisa menjadi wisata kuliner saling mendukung dan menguatkan desa ini menjadi Desa yang maju dan berdaya.Â