Malam Minggu kelabu, ada apa denganmu?
Ah, kamu pasti membohongiku.
Langit begitu cerah, penuh bintang gemintang,
Tak terlihat awan, apalagi mendung.
Malam Minggu kelabu, ada apa denganmu?
Kutak ingin menyaksikan, mendung di wajahmu.
Jangan berucap lagi, malam minggu kelabu.
Katakan padaku, apa yang membuatmu tersedu.
Ah, tidak! Katamu berusaha ceria, meski matamu tak bisa berdusta.
Aku hanya kecewa, katamu berusaha menutupi kesedihanmu.
Setelah kupaksa, akhirnya kau mengaku.
Aku kecewa, karena bis mabour libur, katamu lirih.
Ayolah, hapus kecewamu, hilangkan malam Minggu kelabumu.
Kuajak kamu ke gultik. Gule tikungan yang bersembunyi di pos polisi Proliman.
Sejenak wajahmu sumringah, bergegas memenuhi ajakanku.
Olala, gultik juga tutup. Mungkin benar katamu, malam Minggu memang kelabuÂ
Jangan khawatir,masih ada bakso di jalan Thamrin.
Aha...kali ini baksonya buka. Para pelayan menyambut ramah.
Tapi bayar dulu di muka. Kamu raih gawaimu, dan bayar pakai QRIS.
" Tolong scankan, mbak!" Katamu. Mbak pelayan menatapmu kesal. Mungkin berpikir kamu bebal. Apa susahnya scan QRIS?
Sepertinya dia curiga, saat pembayaran berproses lama.
Kamupun kesal, padahal saldonya masih 10 kali lipat dari harga yang harus dibayar.
Mbak pelayan curiga, dompet digitalmu tak ada isinya.
Untunglah, pembayaran akhirnya berhasil.
Kamu menenteng nomor meja, yang biasanya disertai tulisan motivasi.
Kuberharap ada kata bijaksana yang menghiburmu.
Tapi kenapa semakin cemberut wajahmu, membuat malam Minggu semakin kelabu.
Prakkk! Nomor meja kaujungkirkan,membuatku penasaran, apa yang tertulis di situ.
Ah, tak heran malam Minggu kelabu, setelah kubaca kata motivasi yang tertulis di situ.
"Anda butuh piknik!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI