"Kenapa rambutmu bisa kalang kabut begitu? " Aku terbelalak, melihat si sulung terlihat aneh.Â
"Dicukur Pak Andri(bukan nama sebenarnya).  Kena razia cukur rambut! "jawab si sulung sambil tertawa.Â
"Mengapa bisa kena razia cukur rambut,Nak?  " Tanyaku.Â
"Gondrong,Bunda. Sudah melebihi telinga. Jadi dipotong kalang kabut! " Lanjut si sulung.Â
"Bunda juga sudah minta kamu cukur sejak kemarin-kemarin kan. Kalau kamu patuh kan nggak kena razia cukur rambut! "
"Sana dibotakin sekalian! " Kataku sambil memberinya uang untuk bercukur.Â
Peristiwa razia cukur rambut itu terjadi saat anakku masih bersekolah di SMA. Tapi cuma sekali, kalau aku tidak salah mengingat.Â
Mungkin cara menghukum dengan mencukur sekenanya, bukanlah  tindakan bijak. Tapi bagaimanapun,itu adalah tindakan untuk menegakkan peraturan.Â
Jadi Aku menyuruh anakku untuk bercukur botak sekalian. Rapi dan tidak menjadi sarang kutu. Eh...Â
Apalagi sejak anak-anak pertama kali masuk juga sudah diberi tahu tata tertib di sekolah.Â
Jadi saat mereka tertangkap razia cukur rambut karena melanggar dan mendapat hukuman, sudah sewajarnya mereka menerima dengan penuh tanggung jawab atas kealpaan mereka.Â