Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menggoreng Kopi Ternyata Berbahaya. Mengapa?

2 September 2023   12:50 Diperbarui: 12 September 2023   11:50 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : dokpri, diolah dengan canva

Menggoreng Kopi ternyata berbahaya. Kenapa begitu? 

Menggoreng kopi, biasanya tanpa minyak. Lebih tepatnya disangrai. 

Menggoreng kopi sendiri tentu lebih memuaskan untuk masyarakat desa. 

Kopi yang digoreng lebih tajam aromanya, lebih murni, asli dan alami. Apalagi disangrai dengan tungku dan menggunakan kayu bakar. Aromanya lebih istimewa. 

Tapi ternyata menggoreng kopi berbahaya jika tidak hati-hati, seperti kejadian yang menimpa Bu Surati(66 thn) Warga Sukosari. 

Dilansir dari berita madiuntoday :

Bu Surati yang beralamat lengkap di Gang Sedoro, Jalan Sri wibowo, Kelurahan Sukosari, Kota Madiun ini merasakan bahayanya menggoreng kopi karena teledor. 

"Selesai menggoreng kopi, api saya matikan terus saya tinggal menggilingkan kopi. Saya kira sudah padam, ternyata belum"

Begitu penuturan Bu Surati pada awak media, jumat (1/9/2023) 

Karena lalai meninggalkan api bekas menggoreng kopi yang belum sepenuhnya padam, kebakaran nyaris melalap habis rumahnya. 

Bahkan pada tahun 2020, di Tuban juga terjadi kasus serupa.  Dilansir dari beritajatim. com

Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, digegerkan oleh terbakarnya rumah milik Mbah Karsi (65), warga setempat yang juga digunakan sebagai toko kelontong, Senin (29/6/2020) pagi.⁣

Kejadian ini juga berawal saat korban Mbah Karsi sedang menggoreng Kopi. Korban bersama dengan cucunya menggoreng kopi di dapur yang ada di bagian belakang rumah.⁣

“Menggoreng Kopi menimbulkan percikan api,”

 Kata Yudi Irwanto, Kalaksa Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban.⁣

Percikan api dari tempat korban menggoreng Kopi tersebut langsung menyambar Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditempatkan di sekitar dapur tempat memasak itu.

 Sehingga api langsung dengan cepat membesar membakar barang-barang di dalam rumah dan kemudian membakar bangunan rumah itu.⁣

Kasus menggoreng kopi ini cukup unik karena bisa menyebabkan kebakaran besar. 

Perlu kehati-hatian untuk menggoreng kopi agar tidak menimbulkan bencana kebakaran. 

Meninggalkan api, bahkan bara di musim kemarau seperti ini sangat berbahaya. Bahkan hutan jati di dekat rumah saya pernah terbakar karena salah satu warga yang membakar sampah sisa jerami di sawahnya tidak sempurna mematikan api. 

Bahkan api di dapur seperti api bekas menggoreng kopi di dapur Bu Surati menunjukkan betapa berbahayanya meninggalkan api sekecil apapun di musim kemarau seperti ini. 

Bu Surati yang menerima kabar rumahnya terbakar langsung kaget dan lemas 

Beruntung tetangga Bu Surati langsung sigap menghubungi petugas Pemadam kebakaran (damkar) yang langsung memberikan respon cepat. 

Rumah Bu Surati bisa diselamatkan, tapi dapurnya terbakar habis dilalap si jago merah. 

"Saya langsung panik. Bertahun-tahun menggoreng kopi, baru kali ini mendapat musibah seperti ini, " 

Lanjut Bu Surati yang menyesali keteledorannya. 

Plt Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP dan Damkar Kota Madiun Gamal Arfan Afandi mengatakan, di musim kemarau seperti saat ini sering terjadi kasus kebakaran.

Karenanya, pihak damkar selalu siap siaga jika menerima laporan dari masyarakat.

Menurut Gamal, kasus kebakaran seperti yang dialami Bu Surati bukan yang pertama kali di tahun 2023.

Sebelumnya pernah terjadi kasus serupa di belakang MAN 1 Kota Madiun yang padat penduduk. 

Membakar sampah di musim kemarau harus berhati-hati karena banyak dedaun kering yang sangat mudah terbakar saat musim kemarau. 

Sampah daun kering mudah terbakar (dokpri) 
Sampah daun kering mudah terbakar (dokpri) 

Kebakaran di musim kemarau sering terjadi karena kombinasi dari faktor penyebab kebakaran berikut : 

1. Cuaca kering

Saat kemarau curah hujan cenderung rendah, suhu tinggi, dan kelembapan rendah. 

Hal ini menyebabkan wilayah dan flora mengering, sehingga mudah terbakar.

2. Alam yang mudah terbakar

 Kerimbunan vegetasi, seperti semak belukar, ilalang, rumput kering, lebih mudah terbakar di musim kemarau.

 Vegetasi yang telah mengering ini bisa menjadi bahan bakar yang membuat api cepat menjalar saat terjadi kebakaran.

3. Aktivitas manusia

Aktivitas manusia yang menjadi sumber penyebab kebakaran adalah :

-pembakaran sampah yang tidak terkendali

-pembakaran lahan untuk pertanian

-kelalaian dalam mengelola api seperti yang terjadi pada Bu Surati saat menggoreng kopi. 

- lupa mematikan api saat berkemah

membuang puntung rokok sembarangan.


Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di musim kemarau, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain :

1. Edukasi dan kesadaran masyarakat

Masyarakat perlu diedukasi tentang:

 -bahaya kebakaran 

-pentingnya menjaga kebersihan  lingkungan sekitar

- tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan kebakaran.


2. Larangan membakar sampah atau lahan pertanian. 

 Pemegang kebijakan harus:

- memberlakukan larangan membakar sampah atau lahan saat musim kemarau.

 -mengedukasi alternatif pengelolaan sampah yang aman seperti daur ulang

 -memfasilitasi pengelolaan sampah terpadu.

3. Pengawasan dan patroli

Pihak berwenang perlu melakukan pengawasan dan patroli rutin untuk mendeteksi dan menangani secara cepat kebakaran yang terjadi. 

Hal ini dapat dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran, relawan, atau lembaga lingkungan setempat.

4. Peningkatan infrastruktur kebakaran

 Membangun sistem pemadam kebakaran,seperti :

 -hydrant 

- jalan akses ke lokasi kebakaran.

5. Kampanye penghijauan

 Menanam lebih banyak pohon dan vegetasi yang tahan terhadap kebakaran bisa membantu mengurangi risiko kebakaran. 

Pohon dan tanaman juga membantu menjaga kelembapan dan mengurangi suhu di sekitarnya.

6. Siap siaga pemadam kebakaran

 -Memiliki tim pemadam kebakaran yang siap siaga dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai. 

-Pemadaman segera dan efektif dapat membatasi luasnya kebakaran. 

-menghindari kerugian yang lebih besar.


7. Pencegahan kelalaian manusia

-Edukasi dan penegakan hukum terhadap praktik-praktik yang dapat memicu kebakaran perlu ditingkatkan.

 -Memastikan kesadaran masyarakat dan menegakkan aturan-aturan yang ada dapat membantu mengurangi kebakaran akibat kesalahan manusia.

8. Teknologi pemantauan kebakaran

 Penggunaan teknologi seperti pemantauan satelit dan sistem deteksi dini dapat membantu mendeteksi kebakaran sejak dini.

Jika kebakaran bisa terdeteksi sejak dini, tindakan cepat dapat diambil untuk meminimalisir risiko dan kerusakan yang ditimbulkan oleh kebakaran. 

https://jatim.times.co.id/news/berita/qa01u3fi4e/menggoreng-kopi-rumah-nenek-di-tuban-ludes-dilalap-api

http://madiuntoday.id/berita/2023/09/01/belum-sepenuhnya-padam-api-bekas-gorengan-kopi-bakar-dapur-di-belakang-rumah-warga-sukosari

http://bpbd.jogjaprov.go.id/tips-mencegah-kebakaran-rumah-1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun