Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kenangan Naik KAI Commuter dari Bogor ke Jakarta, Mudah, Murah dan Cepat

26 Agustus 2023   13:23 Diperbarui: 26 Agustus 2023   13:26 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam KAI Commuter (dokpri) 

Kenangan naik KAI Commuter yang saat itu masih dikenal sebagai KRL tak mudah kulupakan. 

Mungkin menjadi memori kereta api jarak dekat yang tak tergantikan. 

Menjadi alternatif moda transportasi dari Bogor ke Jakarta yang mudah, murah, cepat dan nyaman. 

Saat itu kebetulan ada Pertemuan Keluarga besar dari Bapak di daerah Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. 

Karena dilaksanakan saat libur panjang, kami berniat menghadirinya, meski jauh. 

Rencananya kami akan hadir sekeluarga. Berempat, Ayah, Aku, si sulung dan si bungsu

Agak ribet juga, karena kami tinggal terpisah. Aku dan Ayah(suamiku), tinggal di Madiun. Si bungsu sedang kuliah di Bogor, sedang si sulung kuliah di Surabaya. 

Kami berunding. Akhirnya, aku dan ayah ke Bogor dulu, menginap di rumah kontrakan yang disewa si bungsu dan teman-teman kuliahnya, setelah itu pindah di hotel yang dipilihkan si bungsu untuk kami. 

Sementara si sulung dari Surabaya langsung ke pasar senen. Alhamdulillah dapat kereta eksekutif yang tarifnya sekitar 750 ribu dari Surabaya ke Pasar Senen. Sekaligus pesan untuk tiket kembali ke Surabaya , biar tidak kehabisan tiket.

Nanti Si sulung kita jemput di Stasiun Pasar Senen, baru berangkat ke tempat pertemuan keluarga. 

Sekilas mengenai KAI commuter, seperti dilansir dari Wikipedia. org, layanan ini  dahulu dioperasikan dengan nama KRL Jabotabek.

Nama ini sudah ada sejak tahun 1970 hingga pemekaran kota Depok pada tahun 1999 dengan nama KRL Jabodetabek. Divisi Jabodetabek menjadi operatornya. 

Tahun 2008, layanan KRL digantikan perusahaan baru PT KAI commuter Jabodetabek. 

Pada tahun 2017 berubah menjadi Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan kini menjadi KAI commuter. 

Perjalanan sejarah nama KRL, hingga KAI commuter ini ini cukup panjang dan berliku. 

Sejak 1925, KRL dihadirkan di Hindia Belanda untuk memperingati 50 tahun Staatsspoorwegen beroperasi di Jawa.

 Pada tahun 1960-an, transportasi listrik di Jakarta berada pada titik nadirnya karena dicap sebagai penyebab kemacetan. 

Hal ini membuat Trem Batavia ditutup dan KRL dibatasi. 

Pada era 1970-an, KRL kemudian mengalami regenerasi dengan hadirnya KRL Rheostatik yang diimpor dari Jepang.

Kini, KAI commuter didominasi oleh armada bekas Jepang, dan minoritas produksi PT INKA, MadiunMadiun (Wikipedia.org) 

Di Stasiun KAI commuter Bogor (dokpri) 
Di Stasiun KAI commuter Bogor (dokpri) 

Kami pertama kali naik KAI commuter dari Stasiun KRL di Bogor. 

Dari hotel tempat menginap, si bungsu memesan mobil ojol menuju Stasiun KRL Bogor. Melewati Kebun Raya Bogor. Ternyata dekat. Tarif sampai Stasiun cuma sekitar 20 ribu. 

Sampai di Stasiun, si bungsu yang antre dan membelikan karcis. Kalau tidak salah hanya sekitar 14 ribu rupiah sampai Stasiun Jakarta Kota. Kurang tahu tarifnya karena si bungsu yang membelikan tiket. 

Dari Stasiun Jakarta kota kami memesan mobil ojol ke Stasiun Pasar Senen. Menjemput si sulung. 

Harusnya keretanya sudah datang, tapi si sulung tak juga kelihatan. Hapenya dimatikan. Anak ini memang suka seenaknya sendiri. 

Akhirnya si bungsu yang mencari kakaknya, dan ketemu. Ternyata mampir warteg dekat Stasiun. Duh... Sungguh t.e.r.l.a.l.u!!! 

Dari Stasiun Pasar Senen, kita menuju ke lokasi pertemuan di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. 

Lumayan jauh, lewat jalan tol, dan sempat nyasar karena GPS mobil ojol tidak valid. 

Akhirnya sampai di titik pemberhentian. Ternyata hanya di depan gang, tidak tepat di lokasi pertemuan. Nah, lo! 

Ya, sudah. Tidak apa-apa. Kami berterima kasih pada Abang Ojol dan berusaha mencari sendiri sambil menelepon saudara. Tapi ternyata sama-sama tidak paham. Eh... 

Akhirnya kita kembali ke cara manual, tanya pada orang yang pertama dijumpai di depan rumahnya. 

Beruntung saudara saya yang sudah almarhum cukup dikenal dan sepertinya juga rajin bersosialisasi dengan tetangga, sehingga orang yang ditanya langsung paham, dan menunjukkan alamat tepatnya. 

Lumayan, masih harus jalan kaki beberapa ratus meter. Tapi Alhamdulillah, ketemu juga alamatnya. 

Di sana sudah banyak keluarga yang berkumpul. Dari Cimahi, Bandung, Jakarta, Purwokerto,Purworejo dan Bogor. 

Acara silaturahmi segera dimulai. Saling memperkenalkan diri dengan saudara yang belum kenal dan belum pernah ketemu. 

Tapi sebagian besar, tentunya sudah kenal. Kecuali keponakan dan cucu-cucu generasi ketiga dan keempat. 

Sehabis dhuhur acara diakhiri  sekitar pukul 14.30 wib. Shalat Ashar sekalian dijamak. 

Pengalaman tak terlupakan naik KAI commuter, ayah terkantuk-kantuk (dokpri) 
Pengalaman tak terlupakan naik KAI commuter, ayah terkantuk-kantuk (dokpri) 

Kami segera berpamitan bergegas pulang, kembali ke penginapan di Bogor. Dan kembali  naik KRL. Kali ini KRL penuh sesak, jadi tidak sempat foto-foto. 

Mungkin karena malam minggu dan saatnya pulang kerja. Kami semua tidak dapat tempat duduk, jadi terpaksa berdiri. 

Aku merapat dan berpegangan pada suami. Akhirnya sampai juga di Stasiun Bogor, dan kembali ke Penginapan. 

Penginapannya tidak terlalu luas, tapi asri. Di depan kamar ada taman dan kolam ikan koi. Ada kafe mini juga yang menjual bermacam kopi yang diracik bartender. 

Ayah dan si sulung memesan kopi hitam dan cappucino. Aroma kopi sangat menggoda. Dengan gelas unik yang cantik. Sayangnya makanan yang ada cuma mie rebus dan mie goreng. 

Berhubung kami sudah capek dan baru pulang dari Jakarta, kami tetap memesan makan di penginapan. 

Paginya, barulah kami bisa berjalan-jalan menikmati suasana kota Bogor sambil mencari sarapan. 

Sementara si sulung memilih menginap di rumah kontrakan si bungsu dan teman-teman kuliahnya. Mungkin lebih seru berkumpul bersama teman sebaya. 

Siangnya kami berempat berkunjung ke saudara-saudara yang tinggal di Bogor. 

Ada yang di Kebon pedes, ada yang di jalan Ciheuleut, dan ada yang di Ciomas. Untuk sekarang mudah, ke mana-mana bisa pakai mobil ojol. 

Meski tidak membawa mobil dari Madiun, tetap bisa ke mana-mana dengan mudah. Jika masuk jalur Commuter line, bisa menggunakan transportasi ini juga. 

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Malamnya kita keluar menikmati Kota Bogor, dan paginya kita harus ke Jakarta lagi karena berniat pulang naik kereta api. 

Aku dan ayah harus naik kereta api turun Stasiun Kutoarjo, dan lanjut naik mobil ojol ke Purworejo agar bisa langsung sampai rumah Ibu. 

Sedang Si sulung langsung ke Surabaya. 

Si bungsu mengantar sampai kami naik kereta, baru kembali ke Bogor. 

Di dalam KAI commuter saat tidak terlalu ramai(dokpri) 
Di dalam KAI commuter saat tidak terlalu ramai(dokpri) 

Dari Bogor Kami kembali naik KRL. 

Kali ini agak longgar, kita bisa berfoto dan bersantai karena banyak bangku kosong. 

Kami berangkat dari Bogor pagi, meski Kereta yang kami naiki baru berangkat dari stasiun Pasar Senen pukul 10.00 wib. 

Kami masih sempat mampir ke Monas, ikon Kota Jakarta yang terkenal itu. Tapi baru sekali itu aku ke Monas. Udik banget, ya. Hehehe...

Dari Monas langsung ke Pasar Senen. Waktunya ternyata sudah mepet. 

Kami segera pesan mobil ojol lagi Ke Stasiun Pasar Senen. Sempat dag dig dug karena sempat terjebak macet. 

Beruntung kami sampai Stasiun sebelum kereta berangkat, masih sisa waktu. 

Kami berpisah di Stasiun. Si sulung kembali ke Surabaya, dan kami ke Purworejo mengunjungi Ibu. Setelah itu baru pulang ke Madiun. 

Liburan yang menyenangkan dengan moda transportasi kereta jarak jauh, sekaligus kereta jarak dekat KAI commuter. 

Ini kisah memori kereta api naik Commuter Alaku: Murah, Cepat, Aman, dan Nyaman. 

Apakah kamu juga punya pengalaman naik KAI commuter sepertiku? 

Sumber :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/KRL_Commuter_Line#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun