Pernah makan tahu kupat?Â
Tahu kupat, apa kupat tahu?Â
Kalau aku biasanya menyebut kuliner ini kupat tahu. Tapi banyak juga yang menyebutnya tahu kupat. Tahu nggak?Eh...Â
Tapi seperti dikutip dari idntimes. com, tahu kupat dan kupat tahu itu berbeda.Â
Tahu kupat dibumbui dengan bumbu kecap, dan ditaburi kacang goreng utuh di atasnya.Â
Sedang kupat tahu menggunakan bumbu kacang yang ditumbuk kasar bersama cabe, bawang dan kecap.Â
Tapi mungkin beda lagi kalau di Purworejo. Namanya kupat tahu, tapi bumbunya kecap dan larutan gula merah, tanpa kacang tanah. Bisa juga ditaburi kacang tanah yang ditumbuk kasar, atau ditaburi kacang tanah yang digoreng utuh. Hehehe..Â
Kupat tahu adalah salah satu menu kesukaan saya. Bahan dasarnya dari tahu, membuat kuliner ini rekatif murah.Â
Sebagai menu vegetarian, tahu kupat terasa lezat.Â
Bahan pokok kuliner ini tentunya tahu dan kupat dengan bumbu kecap manis.Â
Biasanya kalau di Purworejo, bahan utama bumbu kupat tahu adalah air gula kelapa yang kental.
Salah satu keunikan kupat tahun Purworejo, bumbunya bawang putih dan cabe diulek dadakan di piringnya, kemudian disiram juruh atau kuah gula merah bercampur kecap dan rempah-rempah dengan rasa gurih, asin, dan manis tentunya.Â
Tapi ternyata, kuliner kupat tahu justru diklaim berasal dari Magelang.Â
Seperti dikutip dari kompas, com, kupat tahu tertua diyakini ada di warung Setu Ahmad Danuri yang sudah berjualan kupat tahu di Magelang sejak 1942.
Penggunaan kecap sebagai bumbu dianggap sebagai pengaruh budaya Tionghoa.Â
Lebih uniknya lagi, tahu kupat yang viral ini justru ada di Solo.Â
Tahu Kupat Pak Wardi
Tahu kupat Pak Wiradi, yang pemiliknya lebih terkenal sebagai Pak Wardi ini tak pernah sepi pembeli.Â
Tahu kupat ini berlokasi di warung tenda pinggir jalan. Lokasi Tahu Kupat Pak Wardi berada di Jl. Dewi Sartika, Desa Danukusuman, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57156.
Tepatnya di depan Masjid Soekarno Solo.
Untuk yang jauh dari lokasi, mungkin bisa mampir ke sini kalau sedang berkunjung ke Solo.Â
Atau justru sedang menikmati libur semester seperti saat ini.Â
Dalam sehari, Pak Wardi bisa menjual sampai 2 ribu bungkus ketupat. Bisa dibayangkan, berapa pelanggan yang telah mengunjungi warung kupat tahu ini.Â
Tahu kupat Pak Wardi ini terdiri dari bermacam isian dengan porsi sepiring penuh.Â
Jika tahu kupat minimalis hanya berisi tahu, kupat(ketupat), dan tauge, maka tahu kupat Pak Wardi ini ada tambahan mie kuning dan irisan kubis mirip ketoprak.Â
Bahkan ada tambahan irisan bakwan yang mengingatkan saya pada tahu gimbal Semarang yang juga mirip-mirip tahu kupat.Â
Di samping makan di tempat, para pembeli juga ada yang membungkus untuk dibawa pulang.Â
Bu Wardi cekatan mengambil corong untuk membantu memasukkan sambal dan saus kecap ke dalam plastik.Â
Pak Wardi dan Bu Wardi cekatan bergerak dibantu semua pegawainya Meracik kupat tahu.Â
Dengan kerja sama yang bagus, pesanan dan pelayanan pelanggan bisa dilakukan maksimal.Â
Semua bisa Meracik dan paham apa saja yang belum dan harus ditambahkan dalam racikan seporsi kupat tahu.Â
Kadang mengiris ketupat, menjumput mie, bakwan, tauge, irisan kol atau mengiris tahu, bahkan menggorengnya.Â
" Tahu kupat ini berdiri sejak kapan, Bu? "
Tanya tim makan viral pada Bu Wardi.Â
"Sejak tahun 1978 sampek tuwek, " Jawab Bu Wardi kocak.Â
"Buka setiap hari? "
"Iya! "
"Mulai jam berapa, Bu? "
" Jam tujuh sampai tuwek! " Eh, tidak ya? " Hahaha..Â
Warung ini buka dari jam tujuh pagi sampai jam 2 siang. Mungkin sebelum jam 2 sudah tutup kalau sudah habis.Â
Seporsi tahu kupat Pak Wardi ini dibandrol 10 ribu rupiah.Â
Murah meriah, kenyang dan puas.Â
Seporsi lengkap terdiri dari tahu, kupat, mie kuning, tauge, irisan kol, irisan bakwan, disiram sambal dan kuah kecap berempah, kemudian ditaburi kacang dan sledri.Â
Bahan yang disediakan fresh from fry, adalah tahu putih.Â
Tahu putih disajikan panas langsung diangkat dari penggorengan.Â
Sehari tak kurang dari 1 blek besar tahu putih habis terjual dalam kuliner tahu kupat.Â
Sudah dulu ya, ulasan kulinernya.Â
Kalau ke Solo ingin mampir, alamatnya sudah tertulis di atas.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI