Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Orang Udik dan Kopi Pahit Kapucino

9 Juli 2023   21:32 Diperbarui: 11 Juli 2023   07:26 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yeay, libur semester. Saatnya berlibur. 

Nengokin anak-anak, ah.. 

Satu di Jakarta  satu di Depok. 

Naik kereta api turun di Stasiun Pasar Senen. Padahal kan Stasiun Gambir lebih elit untuk kereta-kereta eksekutif, hehehe.. 

Ini karena tempat kost si bungsu lebih dekat stasiun senen, dan naiknya jg kereta ekonomi, tapi premium.

 Katanya sih nggak beda jauh sama kereta eksekutif. 

Okelah! 

Hari pertama di Jakarta, ayah ngajak ke Monas. Pengin keliling Jakarta naik trans Jakarta juga, tapi nggak jadi. 

Malah cuma tidur. Eh... 

Akhirnya dolan ke tempat yang dekat saja. 

Ke blok M. 

Memangnya ke blok M mau lihat apa? Hihihi.. 

Suatu pagi di blok M (dokpri) 
Suatu pagi di blok M (dokpri) 

Pagi, blok M masih sepi. Banyak orang lalu lalang. Jalan-jalan saja sampai capek. 

"Ngopi-ngopi dulu yuk! " Kata ayah. 

"Ayuk..! "

Tadinya mau ngopi di pinggir jalan, tapi nggak ada tempat duduknya. Penjualnya bawa termos dan bungkus kopi renteng dengan sepeda. 

Ya sudah, jalan terus. 

Nah itu ada yang jual kopi. Gedungnya bagus, tempatnya bersih. 

Banyak goweser yang nongkrong. 

Ada yang ngobrol bergerombol sambil menikmati kopi dalam kemasan gelas plastik. 

Pengunjungnya lumayan banyak, dengan banyak tempat duduk nyaman di luar.

"Kalau banyak yang beli, pasti murah dan enak! " Bisik ayah. 

"Kamu tunggu sini. Kupesankan kopi dulu! "

"Oke! "

Aku asyik bermain gawai. Eh, ada kereta lewat. Jepret!!! 

Ada orang gowes rame-rame. Jeprett!!! 

"Dek! " Ayah membawa 2 gelas plastik kopi kapucino. 

"Ternyata, mahal! " Bisik Ayah. 

"Hihihi! " Aku tertawa. 

"Dua gelas 70 ribu, " Lanjut ayah lagi. 

Aku semakin terpingkal-pingkal. 

Inilah akibatnya kalau orang sok teu.

"Nggak papa, sesekali ngerasain minuman mahal. Tampilannya juga cantik. Sepertinya lezat banget. "

" Nggak mau dibayar pakai uang kes! " Bisik ayah lagi. 

"Terus belum dibayar? " Tanyaku. Santai sih, kan punya saldo gopay, hehehe..!

"Sudah! "

"Pakai Kartu ATM, hihihi! "

"Bisa? "

"Bisa! "

"Ada isinya? "

"Nggak! " Hahaha.. 

"Ya ada,lahhh! "

"Hihihi... Ya sudah! Yuk kita cicipin capuccino nya! "

"Hahh?! Aku mendelik. 

" Kenapa, Dek? "

"Bentar! "

Kuambil punya ayah, dan kusesap! Sama!!! 

"Kenapa? " Tanya ayah innocent. 

"Pahitttt! " Jawabku sambil nyengir. 

"Kamu itu ndeso, Dek! Kopi mahal itu mungkin rasanya pahit! "

"Apa iya? "

"Lha kan sudah kamu buktikan sendiri rasanya! Hahaha... 

Hahaha... Hahaha... Hahaha!!! 

Jadinya ngakak-ngakak berdua nih. 

Masa bodoh kalau  ada yang ngeliatin. 

Ternyata kopi mahal itu rasanya pahit. 

" Kopi kapusanno! " Kata ayah sambil senyum kecut. 

Ya begini ini kalau orang udik masuk kota. Hihihi.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun