Sotonya lumayan murah, 5 ribu untuk soto ayam, dan 8 ribu untuk soto babat.Â
Ada bermacam gorengan dan sundukan berharga 2 ribu-5 ribu.Â
Kami memesan 2 porsi soto babat, jeruk dan teh hangat, sama krupuk. Habisnya 25 ribu.Â
Di sebelah utaranya, ada juga penjual jadah bakar.Â
Ada juga penjual pentol goreng.Â
Tapi kami lanjutkan dengan berjalan-jalan saja.Â
Banyak kuliner, tapi perut kami sudah tak muat. Sebenarnya pengin icip-icip, tapi saya paling anti menyisakan makanan, jadi kalau beli seporsi harus habis, sekalipun porsi jumbo.Â
Tapi berpuasapun saya kuat dan terbiasa. Pokoknya fleksibel. Makan banyak habis, nggak makan juga tetap kuat dan santai, makan sedikit juga cukup. Enak kan, tak pernah ribet. Hihihi...Â
Saat itu kebetulan ban depan mobil bocor, gara-gara suamiku menabrak sisi runcing trotoar yang letaknya lebih tinggi dari jalan raya.Â
Untunglah ada ban serep, dan ada orang yang bersedia membantu membuka dan memasang ban.Â
Alhamdulillah, semua beres. Kami terbantu, dan bapak itu juga bersyukur mendapat rizki. Simbiosis mutualisma.Â