Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber Nikmat Paket Hemat

20 April 2023   13:51 Diperbarui: 20 April 2023   13:53 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukber hemat, tetap nikmat? 

Hemm.. Agak telat seperti nya jika saat ini bicara bukber. 

Bisa jadi sore ini adalah buka puasa terakhir, atau besok sore. 

Bahkan mungkin orang sudah sibuk berbagi cerita mudik. 

Kemungkinan besar, Hari-hari terakhir bukber dilakukan bersama alumni teman sekolah yang sudah mulai mudik, di kampung halaman. 

Mudik dengan banyak cerita yang ingin disampaikan bersama teman nostalgia. 

Tapi tidak ada salahnya kan berbagi tips bukber hemat, tetap nikmat. 

Berbicara bukber hemat, pastilah tidak bisa dipisahkan dengan anggaran. 

Sebab anggaran ini akan mempengaruhi apakah bukber disebut hemat atau tidak. 

Persepsi hemat bagi tiap orang tentu berbeda. Hemat biasanya ditafsirkan sebagai sesuai anggaran dan kebutuhan. 

Paket hemat ini, bisa jadi untuk orang lain adalah pemborosan (dokpri) 
Paket hemat ini, bisa jadi untuk orang lain adalah pemborosan (dokpri) 

Menurut  Mohamad Nasrun , S. dkk hemat adalah sikap hati-hati dan teliti dalam mengatur dan membelanjakan uang atau harta.

Sedangkan secara Islam, hemat adalah membelanjakan harta atau uang hanya untuk sesuatu yang mendesak, atau sangat dibutuhkan. 

Tapi jika kita menolak untuk membelanjakan uang untuk sesuatu yang mendesak atau sangat dibutuhkan, padahal kita mampu, maka kita akan dikategorikan pelit atau kikir. 

Secara umum, hemat adalah membeli barang yang dibutuhkan sesuai kemampuan, dan tidak melebihi anggaran atau pendapatan. 

Sehingga dengan berhemat, kita tetap mempunyai dana untuk bersenang-senang dan bersedekah. 

Untuk mengadakan penghematan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. 

1. Pemasukan

Pemasukan di sini adalah jumlah dana tersedia. 

Termasuk jika ada yang menyumbang menu berbuka, jenis dan jumlah nya. 

Ini juga untuk menentukan, apakah akan dikemas prasmanan, atau bukber tapi setiap peserta mendapat jatah porsi sendiri dalam box, maupun minum gelasan. 

2. Kebutuhan

Kebutuhan meliputi menu apa yang akan disajikan, harga dan macam nya. 

Kalau disajikan prasmanan, karena selera peserta bukber beragam, bisa juga menyediakan kuliner beragam. 

Dalam prasmanan, jika kuliner yang disediakan beragam, porsinya bisa dikurangi, tidak harus sebanyak jumlah peserta. 

Tapi jika macamnya hanya sedikit, jumlah porsinya minimal sejumlah peserta bukber. 

Tapi mungkin lebih mudah jika makanan dan minuman dikemas, sehingga lebih mudah menghitung kebutuhan sesuai jumlah peserta. 

Mungkin bisa dilebihkan 10% sesuai anggaran tersedia. 

3. Anggaran

Anggaran disesuaikan dengan pemasukan dan kebutuhan. 

Anggarkan pula untuk sewa tempat, jika menyewa. Termasuk security dan OB yang mungkin membantu. Beri tips untuk mereka jika anggaran memungkinkan

Sisakan anggaran, paling tidak 10% untuk kebutuhan tak terduga. 

Keseimbangan pemasukan dan kebutuhan menunjukkan efektivitas dan hematnya anggaran. 

4. Jumlah peserta

Jumlah peserta yang terdaftar resmi akan memudahkan penyusunan anggaran. 

Anggaran bisa dibuat untuk masing-masing peserta, kemudian dikalikan jumlah peserta. 

Untuk itu perlu daftar dan pendataan peserta agar penyusunan anggaran bisa dilakukan secara tepat. 

Lalu, kiat apa saja agar anggaran bisa dihemat dan tetap terasa nikmat? 

1. Pesan Paket Hemat

Untuk menghemat, bisa mengadakan bukber bersama sahabat yang mempunyai selera sama. 

Biasanya ada Paket hemat, paling tidak untuk berempat. 

Membayarnya bisa patungan untuk paket menu yang dipesan. Lebih hemat daripada jika berbuka dengan membeli sendiri -sendiri. 

2. Memasak sendiri dan Menentukan Menu Bersama.

Berbuka jenis ini, biasanya untuk peserta yang tidak terlalu banyak, sehingga saat memasak tidak berat. 

Di samping memasak sendiri  (meski memasaknya bersama-sama), dalam artian tidak membeli, bisa sekaligus jadi tempat berbuka. 

Karena menu ditentukan bersama, semua peserta juga bisa menikmati menunya sesuai keinginan. 

Hal ini untuk memudahkan penyajian, bisa langsung dilakukan di tempat. 

Tapi jika makanan dikemas dalam box, maupun dibungkus, berbuka di tempat lain, bukan di tempat memasak, tidak jadi masalah. 

Makanan bisa diangkut ke tempat lain dengan mudah. 

3. Bukber dengan Potluck

Bukber jenis ini juga bisa menghemat anggaran. Masing-masing peserta bukber membawa makanan favorit sendiri-sendiri, tapi ditujukan untuk berbagi. 

Jenis makanan menjadi beragam. Tapi biasanya porsi yang tersedia tidak sebanyak jumlah peserta, sehingga resikonya ada peserta yang bisa jadi tidak kebagian. 

4. Bukber di Masjid

Bukber di Masjid paling hemat tinggal menikmati menu buka bersama yang sudah disediakan Masjid. Biasanya hasil sumbangan orang yang bersedekah, hehehe... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun