Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Ayo Mudik! Semoga Aman Nyaman di Perjalanan Sampai Tujuan

15 April 2023   13:07 Diperbarui: 15 April 2023   13:12 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang mudik dari Bandung dan Semarang (dokpri) 

Mudik gratis?

Memang ada? 

Ada dong....! 

Ah... Sayangnya jalur mudikku justru jalur arus balik. Eh.. 

Mudik bagiku selalu mempunyai tempat tersendiri. Saat harus kalang kabut mudik ke timur dan berbalik ke barat. 

Ini karena rumah kami di Madiun. Suami berasal dari Surabaya, dan Aku berasal dari Purworejo. 

Sungguh mudik yang luar biasa setiap tahun kami jalani. 

Tidak capek? 

Capek tapi senang. 

Tidak bingung mengatur finansial? 

Insya Alloh sudah ada dana khusus. 

Biasanya, hari pertama kami ke Surabaya dulu untuk nyekar  Orang tua dari suami yang sudah meninggal semua. 

Jadi kalau ke Surabaya, waktu anak-anak  masih kecil, dan kami belum mempunyai mobil sendiri, biasanya kami menginap dan nebeng ke tempat saudara untuk nunut nyekar bersama. 

Pernah juga kami harus menginap karena saudara suami berkumpul semua. 

Saudara suami saya langsung memesan hotel dan kami dipesankan juga. 

Bahkan akhirnya harus menginap sampai 2 hari karena ada acara tak terencana yang kami ikuti. Mudik ke tempat itupun tertunda. 

Mungkin kalau sekarang kami harus cermat dalam pengaturan waktu dan bisa browsing promo hotel jika berniat menginap di Surabaya. 

Tapi sekarang saudara suami di surabaya dan sekitarnya sudah meninggal semua, tinggal para ipar dan keponakan yang tinggal di sekitar Surabaya. 

Suami memang sudah mandiri sejak bujang, jadi tidak terlalu banyak bergaul dengan saudara. 

Saat menikahpun berangkat sendiri, tanpa saudara, dan keluarga,jadi setahu keluargaku, suamiku sudah yatim piatu dan sebatang kara hingga kini. 

Setelah dari Surabaya, kami biasanya langsung ke Purworejo. 

Biasanya di tempat ibu, saya menginap 3 hari sampai seminggu, atau sampai liburan habis. 

Kami nyekar ke tempat bapak, adik bungsu dan saudara-saudara lain di makam dekat rumah. 

Berlanjut sowan (berkunjung ke orang yang dihormati)ke tempat embah di desa sambil nyekar juga. 

Waktu yang tersisa  biasanya kami gunakan untuk bercengkrama atau berwisata bersama keluarga. 

Dulu, saat adik laki-lakiku masih di Bogor, selalu mudik penuh drama. Biasanya mudik naik bus cepat. Tapi sampainya sangat lambat. 

Saat mudik, dia berkata. 

"Bismillah. Otewe dari Bogor. "

Tapi 5 jam kemudian, saat ditanya, "sampai mana? "

"Masih di sekitar Bogor! Macet!!!"

Jawabnya dengan putus asa. 

Kemacetan saat mudik memang menjadi cerita usang yang selalu berulang. 

Beruntung sekarang banyak jalan tol. Kemacetan bisa sedikit diatasi. 

Meski kini, kemacetan justru beralih ke gerbang tol. Ah.. 

Beruntung adik saya sekarang sudah pindah ke Semarang berkumpul dengan keluarga kecilnya. 

Mudik ke Purworejo dan ke Temanggung tempat istrinyapun relatif dekat dan hampir tidak pernah terjebak macet. 

Anak-anaknyapun nyaman di mobil dan tidak pernah rewel. 

Yang mudik gratis tentunya kakak sulung, sebab tinggalnya di Purworejo. Hehehe.. 

Tidak perlu susah-susah berebut jalan dan merasakan macet. 

Tapi justru beliau yang paling sibuk kalau kami mudik. Apalagi sekarang Ibu sudah tidak ada. 

Sibuk bersih-bersih rumah dan kamar-kamar yang akan kami tempati. 

Sibuk mempersiapkan ternak ayam dan ikan peliharaannya untuk kita serbu. 

Juga beras hasil panen sawah sendiri. 

Tak lupa menyediakan buah-buahan dari kebun sendiri. 

Membuat kami mudik betul-betul merasakan suasana desa yang asri. 

Gratis menginap, karena kebetulan di rumah masa kecil ini kami sudah mendapat kamar sendiri-sendiri. 

Sehingga saat pulang ke tempat ibu, betul-betul  mudik ke rumah sendiri. Tidak perlu capek-capek hunting promo hotel apalagi restoran. 

Jadi saat datang, sudah langsung tahu, kamar mana yang dituju, dan bisa langsung istirahat. 

Kamar-kamar ini kami atur dan isi sendiri. 

Hanya aku yang tidak terlalu mengubah kondisi kamar, karena membiarkan apa adanya. 

Justru adik saya yang menata dan membelikan bed baru, saat sebelumnya kamar ini ditempati ibu. 

Saat kami tidak mudik semua, kamarnya memang boleh ditempati siapa saja. 

Tapi saat kami mudik bersamaan, semua menempati kamarnya sendiri-sendiri. 

Bahkan di hari-hari biasa, saat bukan liburan, kamar-kamar itu pernah ditempati mahasiswa- mahasiswa PKL. 

Ibu memperbolehkannya menempati secara gratis. . Tetapi mempersilakan untuk membersihkan dan mengurus dirinya sendiri. 

Bentuk rumah dengan deretan kamar ini memang sering dikira rumah kost atau kontrakan. Hehehe.. 

Dengan 5 kamar berukuran 3x4 atau 3x3 m2, rumah ini memang jadi mirip kost-kost an. Tapi tentu tidak bagi kami. 

Rumah ini adalah rumah masa kecil yang penuh kenangan dan selalu dirindukan untuk mudik. 

Ah... Berkumpul bersama saudara memang semua jadi lezat dan nyaman. 

Salah satu misteri mudik yang terkadang susah dilogika. Tapi mengandung banyak pembelajaran hidup yang berharga. 

Mudik lebaran 2023 mungkin baru dimulai tanggal 18 malam atau tanggal 19 April saat cuti bersama mulai diberlakukan. 

Apa yang harus dipersiapkan saat mudik? 

1. Persiapan mental.

Saat siap mental, kita bisa menikmati perjalanan sekalipun nantinya terjebak macet. Nikmati saja, tak perlu berkeluh kesah. Jangan lupa membawa peralatan beribadah

2. Persiapan Fisik. 

Pastikan kondisi fisik sejak, sehingga tetap nyaman melakukan perjalanan jauh, yang mungkin juga berat. 

- jangan lupa membawa obat-obatan pribadi yang mungkin diperlukan. 

- Bawa perbekalan jika harus berbuka/sahur di jalan. Meski banyak penjual makanan, biasanya mahal dan tidak sesuai selera. 

-Bawa air minum yang cukup. 

-jangan lupa masker dan hand sanitizer meski sudah tidak PPKM. 

3. Persiapan Finansial. 

Lebih baik mempersiapkan finansial yang cukup atau berlebih agar terhindar dari kehabisan bekal. Hehehe.. 

Siapapun yang mau mudik, semoga sudah mempersiapkan secara matang, baik mental, finansial, maupun kesehatan fisik. 

Jangan lupa berdoa sebelum berangkat. 

Selamat melakukan perjalanan mudik. 

Semoga lancar, aman dan nyaman di perjalanan sampai tujuan. 

Terima kasih, 

Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun