Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Pelangan, Tradisi Sedekah Nasi Bungkus yang Unik

26 Maret 2023   18:52 Diperbarui: 28 Maret 2023   18:07 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentuk bungkusan pelangan. Diambil dari fb maiasari (dokpri) 

Pernah dengar kata pelangan? 

Pe-nya dibaca seperti mengucap huruf p tunggal, tanpa e. 

Pelangan ini adalah nasi bungkus dengan bentuk khusus, dengan ujung lancip. 

Butuh ketrampilan tersendiri agar bisa membungkus nasi pelangan dengan rapi. 

Awal bertempat tinggal di Madiun, saya tidak tahu, apa itu pelangan. 

Sekilas sama dengan sebutan nasi tempelangan di kampung halaman saya. 

Nasi yang dibungkus khusus, dan juga berisi masakan khusus, dengan salah satu menu khusus yang disebut gebing

Gebing ini adalah kelapa yang diiris tipis-tipis, kemudian digoreng kering, dan ditumbuk halus. 

Jenis kuliner ini, hanya ditemui saat ada selamatan orang meninggal. 

Begitu pula nasi tempelangan, biasanya dibuat khusus untuk selamatan orang yang baru meninggal, dan diberikan khusus untuk menyediakan makanan para penggali kubur. 

Tak heran, saat pertama kali datang ke sini, dan disuruh membuat nasi pelangan, saya hanya bengong. Apa ada yang meninggal? 

Ternyata di sini, nasi pelangan adalah sebutan untuk nasi bungkus yang merupakan sedekah bersama untuk konsumsi pengajian ibu-ibu, acara-acara di masjid, dan juga memberikan makanan berbuka di masjid saat Ramadan. 

Biasanya, nasi ini dibentuk khusus sesuai namanya. Tapi terkadang ada juga yang dibungkus seperti nasi bungkus biasa. 

Isi pelanganpun tidak ada menu khusus. Biasanya berisi nasi, mie goreng, kering tempe, dan lauk. 

Lauknya bervariasi, terserah yang membuat. Bisa telur, ayam, daging, atau ikan. 

Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 
Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 

Tapi biasanya jarang yang membuat pelangan dengan lauk ikan, meski sekarang lauk pelangan bebas sesuai keinginan yang membuat. 

Di saat Ramadan, biasanya kita di sini membuat pelangan untuk berbuka di masjid bagi anak-anak yang mengikuti pesantren Ramadan. 

Ada juga yang membuat nasi pelangan untuk megengan. Yaitu makan bersama di masjid atau mushola untuk menyambut malam pertama bulan Ramadhan.

Atau membuat nasi pelangan untuk maleman, saat 10  malam terakhir bulan Ramadan, di malam-malam ganjil. 

Di saat bulan Ramadan, orang semakin bersemangat membuat pelangan. 

Terkadang, di masjid-masjid tertentu, tersedia pelangan untuk berbuka puasa gratis pada musafir, ataupun orang yang shalat dimasjid bersangkutan, tapi belum sempat berbuka. 

Memberi makan untuk berbuka puasa sangat dianjurkan, seperti hadis berikut :

Siapa saja yang memberi makanan berbuka pada orang yang berpuasa, dia memperoleh pahala seperti pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR At-Tirmidzi)

Tak heran banyak orang berlomba-lomba untuk membuat nasi pelangan. Tentunya bagi yang diberi kelapangan rizki dan keikhlasan untuk memberi makan berbuka bagi orang yang berpuasa. 

Kebetulan, di masjid besar tempat kami tinggal diadakan pondok Ramadan gratis selama 3 minggu bagi putra-putri kami, yang tinggal di sekitar masjid, atau dalam wilayah desa. Bahkan tetangga desa diperbolehkan mengikuti pesantren Ramadan gratis. 

Untuk itulah, kami para orang tua dan warga sekitar bertugas memberikan makanan berbuka dengan membuat pelangan. 

Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 
Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 

Meski jumlahnya banyak, tapi kami bagi bersama-sama, sehingga terasa ringan. 

Setiap orang cukup hanya membuat 5 bungkus nasi pelangan. 

Saya membuat 10 karena minggu depan mau mudik, jadi tidak bisa membuat untuk yang minggu depan. Dirapel sekarang saja, hehehe.. 

Nantinya nasi itu dikumpulkan dan dibagikan bagi para santri pondok Ramadan dan semua yang menunaikan shalat maghrib di masjid dan ikut berbuka puasa bersama. 

Tradisi pelangan ini sangat bermanfaat, karena :

1. Mendorong kita untuk berbagi. Baik untuk konsumsi pengajian, maupun berbagi makanan berbuka. 

2. Sedekah terasa ringan karena ditanggung bersama. 

3. Melestarikan tradisi unik yang merupakan kearifan lokal. 

4. Entah kenapa rasanya menjadi kezat. Hehehe.. 

Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 
Salah satu isian nasi pelangan (dokpri) 

Terima kasih, dan ijinkan saya memasak untuk berbuka dan membuat nasi pelangan. Karena agak telat, tidak sempat foto nasi bungkusnya (biar tidak kelihatan kalau membungkusnya tidak rapi) 

Hari ini adalah giliran RT kami untuk membuat pelangan, menyediakan makan berbuka untuk putra-putri kami yang sedang melaksanakan pondok Ramadan. 

Berbagi bisa mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan buat yang menerima dan yang berbagi. 

Dengan saling berbagi kebahagiaan, akan membuat indeks kebahagiaan di lingkungan mikro dan lingkungan makro dalam negara meningkat. 

Mari berbagi sesuai kemampuan dengan bahagia. 

Semoga membawa berkah bagi kita dan putra-putri kita yang merupakan generasi penerus bangsa. 

Terimakasih, semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun