Keluarga ahli waris harus bertanggung jawab dalam pemeliharaan makam. Satu keluarga diberi hak sebidang tanah, yang bisa dipergunakan untuk satu keluarga.Â
Makam tidak dibangun, sehingga satu liang lahat bisa dipergunakan lebih dari satu orang. Satu petak bisa dipakai satu keluarga.Â
Ziarah kubur, atau orang Jawa biasa menyebutnya nyekar, adalah sarana untuk mengingat kematian.Â
Bagi saya pribadi, nyekar adalah wujud "komunikasi dan silaturahmi"antara keluarga atau orang yang mempunyai hubungan dengan ahli kubur.Â
Mungkin komunikasi yang terjadi adalah komunikasi searah, sebab kita yang masih diberi kehidupan adalah yang mendoakan, dan bukan sebaliknya.Â
Nyekar juga adalah wujud kepedulian dan kasih sayang kita yang masih hidup kepada ahli kubur.Â
Nyekar dan mendoakan juga wujud bakti anak yang selalu mendoakan orang tua dan kaum kerabatnya.Â
Apakah nyekar dan mendoakan ke tempat orang tua dan kaum kerabat dimakamkan, atau hanya mendoakan dari jauh,dari lokasi tempat kita berada, itu tergantung kenyamanan kita masing-masing.Â
Mungkin di situ ada pengaruh spiritualitas yang sangat pribadi untuk masing-masing insan.Â
Kepuasan dan keyakinan, tidak bisa dipaksakan. Tergantung diri kita masing-masing dalam memaknai arti nyekar itu sendiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H