Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Foto Tempo Doeloe di PSC Madiun

24 Maret 2023   10:03 Diperbarui: 24 Maret 2023   13:05 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 

Kota Madiun telah berkembang begitu pesat. Namun mungkin jarang yang mengetahui atau masih mengingat, bagaimana Madiun Tempo Doeloe. 

Di Pahlawan Street Center dipasang foto-foto jadul yang menggambarkan Madiun di waktu lampau. Foto tempo doeloe. 

Foto-foto ini bisa bercerita banyak tentang Madiun di masa lampau.

Beberapa foto yang ditampilkan antara lain :

1. Pasar Gede Madiun. 

Pasar Gede Madiun tahun 1949. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 
Pasar Gede Madiun tahun 1949. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 

Dari foto yang ditampilkan, terlihat bangunan Pasar gede yang terlihat kokoh dan mentereng. 

Sebagai pusat perekonomian, tak heran kalau pasar menjadi salah satu bangunan penting. 

Saat itu terlihat kendaraan yang berfungsi sebagai moda transportasi adalah dokar dan gerobak. 

Suasana terlihat rapi dan bersih, bebas polisi kendaraan bermotor. 

Tapi ada juga kereta api yang beroperasi dari Madiun ke Ponorogo, via Dolopo.

Kini pasar Gede telah dibangun 3 lantai dengan penataan pedagang yang dikelompokkan sesuai jenisnya. 

Dulu saja sudah mentereng, apalagi sekarang. Hehehe... 

2. Klenteng Hwie Ing Kiong 

Klenteng Hwie Ing Kiong tahun 1930.Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 
Klenteng Hwie Ing Kiong tahun 1930.Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 

Dalam foto Klenteng Hwie Ing Kiong tahun 1930, terlihat bangunan Klenteng yang masih sederhana. 

Sejarah Klenteng ini diawali saat istri Residen Madiun menderita sakit serius.

 Dokter menyarankan agar beliau menjalani pengobatan di negeri Belanda. 

Namun saran itu tidak bisa dilaksanakan karena jarak dan waktu yang tidak memungkinkan. 

Perihal sakitnya sang istri Residen, didengar oleh Liem Koen Tie, tokoh perkumpulan masyarakat Tionghoa Madiun pada waktu itu. 

Beliau menyarankan kepada istri Residen agar bersembahyang dan meminum obat yang resepnya didapat melalui Yok Jiam / Jiamsi Obat di kuil Dewi Ma Zu. 

Setelah seminggu,  ternyata sakitnya sembuh. 

Sebagai ungkapan rasa syukur atas kesembuhan istrinya,Residen memberikan kemudahan untuk mendapatkan sebidang tanah seluas kurang lebih 10.000 m2 untuk dibangun sebuah kuil baru.

Hal ini karena tempat persembayangan sebelumnya yang terletak di timur sungai Madiun dianggap kurang layak dan sering kebanjiran. 

Maka didirikanlah Klenteng baru yang diberi nama Kelenteng Hwie Ing Kiong. 

Klenteng Tri Dharma (Hwie Ing Kiong)ini  terletak di Jl. Cokroaminoto, Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun. 

Pembangunan Klenteng ini berlangsung dari tahun 1887 dan terselesaikan 1897.

3. Masjid Kuno Kucen. 

Masjid kuno Kuncen. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 
Masjid kuno Kuncen. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 

Masjid kuno Kuncen adalah salah satu Masjid bersejarah selain Masjid Kuno Taman. 

Masjid kuno Kuncen merupakan Masjid tertua di Madiun. 

Masjid Kuncen mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi.

 Di sekitar kompleks Masjid banyak tersimpan artefak dan peninggalan-peninggalan kerajaan yang tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan Islam 

Di sekitar area masjid juga terdapat makam para Bupati Madiun terdahulu, sendang dan pohon besar yang menjadi asal usul dari kota Madiun.

Di Makam Kuncen yang terletak dalam kompleks Masjid, terdapat Makam bupati pertama Madiun, yaitu Makam Pangeran Timur atau Ki Ageng Aronggo, atau Panembahan Ronggo Jumeno yang memerintah tahun 1568-1586.

4. Jembatan Ngebrak

Jembatan Ngebrak 1919 . Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 
Jembatan Ngebrak 1919 . Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun (dokpri) 

Jembatan ini dulunya dipergunakan untuk jalur mengangkut tebu dari Magetan menuju Pabrik Gula Rejo Agung. 

Namun kini, Masyarakat Josenan (Madiun) dan Madigondo (Magetan) masih memanfaatkan jembatan Ngebrak untuk melintas ke Magetan, dan sebaliknya ke Madiun. 

Makanya tak heran,jembatan ini termasuk ikon bangunan yang ikut ditampilkan dalam foto tempo doeloe. Ini karena saat itu merupakan sarana vital untuk keberlanjutan pengoperasian Pabrik tebu. 

5. Pabrik Gula Rejo Agung

Pabrik Gula Rejo Agung Madiun. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun.(dokpri) 
Pabrik Gula Rejo Agung Madiun. Diambil dari foto tempo doeloe di PSC Madiun.(dokpri) 

Berbicara masalah Madiun, tidak bisa terlepas dari Pabrik Gula. 

Ada beberapa Pabrik Gula di sekitar Madiun, seperti Pabrik Gula Pagotan dan Pabrik Gula Kanigoro. 

Pabrik gula Kanigoro, sekarang telah berhenti beroperasi, tapi Pabrik Gula Pagotan dan Rejo Agung masih beroperasi. 

Pabrik Gula Rejo Agung merupakan Pabrik Gula terbesar di Madiun. 

Sejarah Pabrik Gula ini sangat berpengaruh pada perekonomian di Kota Madiun dari dulu hingga sekarang. 

Tak salah jika Pabrik Gula ini ikut menjadi ikonik Kota Madiun. 

Masih banyak bangunan bersejarah di Madiun yang bisa diulas. Seperti Bangunan bosbow yang bentuknya tidak berubah dan tetap dipertahankan hingga kini. 

Lain kali bisa kita pelajari bersama lebih mendalam tentang bangunan-bangunan tempo doeloe. 

Bangunan-bangunan kuno itu, sebagian besar masih berfungsi meski masih dipertahankan bentuk aslinya. 

Bangunan-bangunan kuno itu dilindungi dan dijadikan bangunan cagar budaya sebagai warisan yang tak ternilai dan sangat berharga. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun