Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kembang Wudel dan Cinta di Kebun Refugia

5 Maret 2023   13:29 Diperbarui: 5 Maret 2023   15:51 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Phaleonopsis putih yang sedang mekar (dokpri) 

"Dek, pernah dengar Kebun refugia? 

" Pernah! "

"Kapan? "

"Barusan! "

"Deekkk! "

"Dalem...! " Hahaha.. Ada yang sewot nih. 

"Mau kuajak ke sana? "

"Maulah! "

"Ayuk... ! "

Si Mas mengarahkan mobil ke arah Magetan. 

Dari audio mobil terdengar suara lembut mendayu, lantunan penyanyi ayu Novia Kolopaking. 

Asmara
Mungkinkah kau sampaikan padanya?
Walau hatiku penuh derita
Aku masih s'lalu cinta

Duh, berasa jadi Novia Kolopaking dan Cak Nun. Eh.. 

Dolan, meski tidak perlu jauh-jauh memang menjadi agenda kami selama ini. Sebagai sarana healing dan manusia yang sadar kesehatan jiwa, sepertinya refresing itu perlu. 

Singkat cerita, kami sudah memasuki area tempat wisata Kebun Refugia Magetan. 

Suasana asri dan sejuk langsung menyambut kedatangan kami. 

Taman wisata Kebun Refugia Magetan (dokpri) 
Taman wisata Kebun Refugia Magetan (dokpri) 

Taman Wisata Kebun Refugia Magetan ini berlokasi di Jl. Raya Sarangan, Plaosan II, Plaosan, Kec. Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. 

Taman Wisata ini ternyata sudah ada sejak 5 tahun yang lalu. Begitu yang dikatakan Pak Kebun yang sedang asyik menyiangi tanaman. 

Untuk memasuki Taman Wisata ini, dikenakan tiket masuk 10 ribu/orang, dan 5 ribu untuk anak-anak. 

Harga tiket masuk di kebun Refugia Magetan (dokpri) 
Harga tiket masuk di kebun Refugia Magetan (dokpri) 
Memasuki area wisata Kebun Refugia terlihat Taman bunga yang tertata apik. 

Hamparan tanaman bunga, dengan beberapa tempat duduk, gazebo dan bangunan penunjang untuk spot foto dan memperindah Taman bunga terlihat artistik. 

Ada menara melingkar, tanaman berbentuk kelinci raksasa, dan pemandangan menarik, sangat mendukung keindahan tempat wisata ini. 

"Mas, yang namanya bunga Refugia itu yang mana, sih? Harusnya kan dijadikan ikon, " Kataku pada suamiku dengan sok yes.

"Cari saja itu yang ada papan namanya! " Jawab suamiku malas-malasan. Sepertinya dia malah tidak terpikir dengan nama Refugia. 

Sisi lain kebun bunga Refugia (dokpri) 
Sisi lain kebun bunga Refugia (dokpri) 

Akhirnya, meski di lokasi, saya tetap meminta bantuan mbah google, sebab saya belum mendaftar akun chatGPT AI yang lagi viral itu. 

Olala, ternyata Bunga Refugia itu bukan nama sebuah tanaman, tapi sebutan  untuk bermacam jenis tumbuhan atau tanaman yang dapat  mengundang atau menyediakan predator dan parasitoid.

 Bunga Refugia ini berfungsi sebagai mikro habitat bagi predator dan parasitoid yang bisa mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OTP) secara alami. 

Beberapa bunga yang ditanam antara lain :

1. (Gomphrena Globosa)

Kembang Wudel/kenop/bunga kancing/globe amaranth 

Kembang Wudel atau bunga kancing (kenop) (dokpri) 
Kembang Wudel atau bunga kancing (kenop) (dokpri) 
 Tanaman berbunga mungil, yang sangat mudah tumbuh ini ini aslinya berasal dari Panama, Brazil dan Guatemala, Amerika.

Jenis yang paling mudah ditemukan berwarna ungu. Tapi sebenarnya, ada juga yang bunganya berwarna pink, merah, magenta, biru, orange, lavender hingga putih.

Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai bunga potong. 

Dalam habitatnya, bunga ini sangat menarik perhatian lebah dan kupu-kupu. 

2. Begonia sp. 

Begonia sp (dokpri) 
Begonia sp (dokpri) 

Tanaman ini berfungsi sebagai tanaman hias, dan berfungsi untuk pengobatan seperti flu, gangguan pencernaan, dll dengan memanfaatkan daun dan batangnya. 

3. Bunga kertas

Bunga kertas (dokpri) 
Bunga kertas (dokpri) 

4. Bunga stefanot ungu

Stefanot ungu (dokpri) 
Stefanot ungu (dokpri) 

Bunga stefanot ini tumbuh merambat, sehingga bisa dipergunakan untuk naungan, maupun dibentuk menjadi karangan bunga yang cantik. 

Bisa dipergunakan untuk membentuk lorong, maupun dibuat naungan berbentuk cinta. 

Refugia penuh cinta. Kasihan yang duduk sendiri, hehehe...(dokpri) 
Refugia penuh cinta. Kasihan yang duduk sendiri, hehehe...(dokpri) 

Selain bunga, tempat yang menarik untuk dijadikan spot foto adalah menara melingkar. 

Selain itu, banyak spot-spot foto lain yang bisa dijadikan tempat selfie maupun berfoto bersama komunitas, seperti ibu-ibu di atas. 

Menara melingkar (dokpri) 
Menara melingkar (dokpri) 

Saat gerimis mulai menderas, saya dan belahan jiwa (ehm...) memutuskan untuk keluar taman wisata. 

Untuk keluar, jalurnya berbeda, ya. Tidak lurus menuju loket, tapi belok kanan menuju tempat pembibitan anggrek dan kolam ikan nila. 

Berjalan ke luar diiringi rintik hujan (dokpri) 
Berjalan ke luar diiringi rintik hujan (dokpri) 

Jalan ke luar melewati kolam yang cukup luas. Di pinggir danau ada gazebo untuk bersantai dan berteduh saat hujan. 

Kolam nila, dengan gazebo di tepinya (dokpri) 
Kolam nila, dengan gazebo di tepinya (dokpri) 

Melewati Kebun pembibitan anggrek menggelitik saya untuk mengintip. Eh.. 

Ternyata bukan pembibitan, tapi rumah anggrek. Banyak phaleonopsis putih bermekaran. Bunganya putih besar-besar indah menggoda. Tak heran, pintunya dikunci. 

Phaleonopsis putih yang sedang mekar (dokpri) 
Phaleonopsis putih yang sedang mekar (dokpri) 

Entah diperjualkan atau tidak, tidak ada petugas yang menjaga. Jadi saya melanjutkan perjalanan ke tempat parkir. 

Jangan khawatir, tempat parkirnya cukup luas, dengan sistem e-parkir. Mushola dan toilet pastinya ada juga. 

Tempat parkir cukup luas dan lapang (dokpri) 
Tempat parkir cukup luas dan lapang (dokpri) 

Sudah dulu ya, healing dan refresingnya sebagai hiburan bagi orang yang sadar kesehatan jiwa, hehehe. 

Di depan Kebun Refugia ada pasar sayur dengan sayuran yang masih segar. Lain kali saya tulis keseruan berbelanja di situ. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun