Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Salah Rute Saat Cuaca Ekstrem

4 Maret 2023   18:36 Diperbarui: 4 Maret 2023   18:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan sangat deras. Betul-betul deras, sampai pandangan kabur (dokpri) 

" Dek, buka google Maps! "

"Mau ke mana?" Tanyaku. 

"Cari SMAN 1 Magetan!"

"Sudah! "

"Arahnya ke mana? "

"Terus dulu. Selanjutnya dengarkan google Maps! "

Aku mengeraskan suara google Maps. Daripada aku yang memandu, nanti malah salah. Terkadang terlewat, karena saat kurang beberapa meter, tentunya susah memprediksi kalau tidak tahu ada belokan. 

"Aduh, terlewat! " Kata suamiku. Aku diam. 

"Pusatkan lagi, Dek! "

"200 m lagi belok kiri. Kalau terus juga nggak boleh, ada tanda perboden( dilarang masuk). 

Ealah... Malah belok kanan. 

" Petunjuknya belok kiri, malah belok kanan. Jadi pakai google Maps, nggak? "

"Nggak usah, kalau ke kiri nanti balik lagi ke alun-alun. Aku sudah ingat jalannya! "

"Ya sudah. Kusimpan saja HPnya di tas! "

"Dek, kok semakin jauh, ya. Sepertinya sudah ke luar kota! "

"Ya, sudah. Daripada balik ke SMAN 1 Magetan, aku langsung ambil tujuan taman refugia saja, ya! "

"Ya sudah, nggak papa! "

Mobil melaju kencang, cuaca cerah. Langit biru dan hamparan sawah  memberikan lukisan alam yang sangat indah. 

Siapa sangka cuaca secerah ini bisa berubah menjadi hujan badai dalam hitungan menit (dokpri) 
Siapa sangka cuaca secerah ini bisa berubah menjadi hujan badai dalam hitungan menit (dokpri) 

Tapi tak lama, jalan mulai tak rata, menanjak dan turun. Tidak terlalu ekstrem medannya, tapi menerobos hutan. Entah hutan jati atau pinus. 

Suamiku mulai berulah. 

"Ini rutenya salah! Tadi aku sudah bilang ke SMA 1 Magetan. Kok malah Taman Refugia. Ini akibatnya kalau kamu tak patuh! " ( Maaf, sinyal jelek *Kata- kata yang tak pantas didengar berhamburan*) 

"Ya apa balik saja? " Aku menulikan diri. Lebih fokus pada rute yang tak dikenal. 

"Tidak bisa. Mau balik dari mana. Ini jalan sempit dan searah! "

Jalan mulai sepi, kanan kiri hutan, dan menanjak, sebelum akhirnya turun kembali. 

Cuaca yang tadi cerah berubah mendung. Aku mulai gentar. Suamiku takut melewati tanjakan dan turunan yang curam. Seperti paranoid dan takut. Biasanya cuma mengemudi lewat Jalan rata. 

Untuk sementara, tanjakan dan turunan masih dalam batas normal. Tapi harus tetap waspada melewati jalan asing. 

Apalagi belum lama, ada berita tanah longsor menutup Jalan menuju tawang mangu. 

Di depan ada bis pariwisata penuh penumpang terseok-seok. 

Antara kengerian dan keyakinan yang kontradiksi. Khawatir kalau bis tiba-tiba tergelincir turun, pastilah mobil kami yang pertama terimbas. 

Tapi timbul keyakinan kalau jalan aman, sebab bis pariwisata pasti tidak sembrono mengambil rute ini, dan biasanya sopirnya sudah berpengalaman. 

Suamiku masih mengumpat, membuat keyakinanku pupus. Emosiku ikut naik. 

"Sekarang bagaimana, mau balik atau terus"

"Ya terus! Sudah sampai di sini kalau balik lebih berbahaya. Itu di belakang antrian kendaraan mengular. "

"Ya sudah! Kalau mau terus ya istiqomah! Berdoa biar selamat sampai tujuan. Jangan malah mengumpat tak karuan! " Aku sudah tak bisa menahan diri. Berkata keras pada suami. 

Diam-diam kulirik google Maps, yang menunjuk waktu. 

Jalan semakin tak menentu, cuaca ekstrem akhir tahun ternyata masih berlanjut sampai sekarang. 

Kalau hujan keburu turun, pastilah jalan licin dan semakin berbahaya. 

Aku menulikan telinga, dan konsentrasi berdoa. 

"Ya Alloh, kuserahkan jiwa ini dalam genggamanMu. Kuserahkan takdirku. Maafkanlah semua salah dan dosaku. Insya Allah aku siap menerima ketentuanMu. Kupejamkan mata dan berdoa sepenuh jiwa. 

Dzikir dan kalimat thoyibbah mengalir deras dari mulut dan hatiku. Tak kudengarkan sumpah serapah dan umpatan dari sebelahku. 

Tiba-tiba terasa cahaya terang menembus retina. Aku membuka mata, mobil masuk ke jalan raya dan tertulis Pasar Plaosan. Jalan mulus beraspal hotmix mengejutkanku. Apalagi saat terlihat tulisan besar dan suatu tempat yang indah. Taman bunga refugia. Surgakah ini? Eh... 

Masuk lokasi wisata, gerimis rintik-rintik menyambut. (Cerita pikniknya di tulisan yang akan datang). 

Saat pulang, mengambil rute langsung lewat Jalan raya. Ternyata Jalan bagus dan mulus. Rata, nyaris tanpa tanjakan dan turunan. Pantas saja tadi ada yang uring-uringan, merasa salah Jalan. Ehm... 

Tapi ada bagusnya juga, saat kita dalam kesulitan itulah iman kita diuji. Apakah tetap istiqomah di jalannya, atau... 

Nikmat apalagi yang kau dustakan? 

Hujan sangat deras. Betul-betul deras, sampai pandangan kabur (dokpri) 
Hujan sangat deras. Betul-betul deras, sampai pandangan kabur (dokpri) 

Tapi Allah kembali menggodaku. Tiba-tiba hujan turun sangat deras. Betul-betul deras. Suasana gelap, jarak pandang hanya beberapa puluh meter. Di sana sini banyak kubangan. 

"Baru dicuci, sudah dihajar hujan! " Kali ini ada yang menggerutu lagi, tapi tidak mengumpat. Mungkin karena sudah kenyang. Eh.. 

Tadi memang kita habis cuci mobil. Terus ada yang ngajak dolan. Diikuti malah sewot melulu. Alhamdulillah.. Semakin bertambah kesabaranku, dan semakin tawakal akan takdir Tuhan... 

Masya Allah. Sampai rumah terang benderang, dan cucian kering. Padahal tadi sudah  ngebayangin jemuran basah kuyup dan siap nyuci lagi. Allah Maha Pengasih dan penyayang. 

Nikmat apalagi yang kau dustakan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun