"Sekarang bagaimana, mau balik atau terus"
"Ya terus! Sudah sampai di sini kalau balik lebih berbahaya. Itu di belakang antrian kendaraan mengular. "
"Ya sudah! Kalau mau terus ya istiqomah! Berdoa biar selamat sampai tujuan. Jangan malah mengumpat tak karuan! " Aku sudah tak bisa menahan diri. Berkata keras pada suami.Â
Diam-diam kulirik google Maps, yang menunjuk waktu.Â
Jalan semakin tak menentu, cuaca ekstrem akhir tahun ternyata masih berlanjut sampai sekarang.Â
Kalau hujan keburu turun, pastilah jalan licin dan semakin berbahaya.Â
Aku menulikan telinga, dan konsentrasi berdoa.Â
"Ya Alloh, kuserahkan jiwa ini dalam genggamanMu. Kuserahkan takdirku. Maafkanlah semua salah dan dosaku. Insya Allah aku siap menerima ketentuanMu. Kupejamkan mata dan berdoa sepenuh jiwa.Â
Dzikir dan kalimat thoyibbah mengalir deras dari mulut dan hatiku. Tak kudengarkan sumpah serapah dan umpatan dari sebelahku.Â
Tiba-tiba terasa cahaya terang menembus retina. Aku membuka mata, mobil masuk ke jalan raya dan tertulis Pasar Plaosan. Jalan mulus beraspal hotmix mengejutkanku. Apalagi saat terlihat tulisan besar dan suatu tempat yang indah. Taman bunga refugia. Surgakah ini? Eh...Â
Masuk lokasi wisata, gerimis rintik-rintik menyambut. (Cerita pikniknya di tulisan yang akan datang).Â