Pada hari Kamis (16/2/2023) SMAN 1 Dolopo, Kabupaten Madiun mengadakan Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5).Â
Dalam Proyek yang ke-2 ini mengambil tema : Kebhinekaan Tunggal Dalam Bingkai Nasionalisme.Â
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.Â
Dilanjutkan dengan sambutan Kepala SMAN 1 Dolopo, bapak Mahfud Efendi, S.Pd.M.Pd.Â
Beliau sangat mengapresiasi perkembangan peserta didik SMAN 1 Dolopo, utamanya kelas X Merdeka yang telah melaksanakan P5 ke-2.Â
Dalam P5 yang bertema Kebhinekaan Tunggal dalam Bingkai Nasionalisme ini, beliau bahkan tidak sekedar mengapresiasi dalam ucapan, tapi ikut terjun langsung mengisi acara dengan mementaskan seni dongkrek bersama para guru.Â
Penampilan Kepala Sekolah dan Para Guru ini mengawali Gelar Karya P5 SMAN 1 Dolopo.Â
Sedang kelas perdana yang tampil adalah kelas X Merdeka 3, dengan wali kelas Ibu Ratna Yuliani, SPd.Â
Kelas ini memilih mendalami Pulau Sumatera untuk mempelajari adat budaya dan menampilkannya dalam gelar karya.Â
Tak salah kelas ini tampil perdana. Kesiapan dan kesungguhannya terlihat pada penampilannya yang apik dengan kostum yang cantik dan beragam.Â
Legenda daerah yang ditampilkan adalah legenda Bawang merah dan bawang putih.Â
Alkisah, ayah bawang putih menikah dengan ibu bawang merah karena ibunya  telah lama meninggal.Â
Saat ayahnya di rumah, bawang putih sangat dimanja oleh ibu tirinya. Â Begitu pula dengan bawang merah, selalu berlaku baik saat ayahnya di rumah. Mereka hidup bahagia dan berkecukupan, bisa makan berlauk daging rendang yang lezat.
 Rendang adalah kuliner asli asal Minangkabau, Sumatra Barat.Â
Orang Minang menyebut kuliner ini dengan nama "randang".Â
Asal katanya dari marandang, yang berarti memasak santan hingga kering secara perlahan.Â
Rendang pernah sangat viral dan menjadi trending topic karena menjadi makanan terlezat dunia.Â
Tapi cerita berubah saat ayah bawang putih pergi dan tak kembali karena dikabarkan mengalami kecelakaan, dan meninggal.Â
Kesedihan dan kesengsaraan bawang putih dimulai.Â
Ibu tiri dan bawang merah selalu memperlakukan bawang putih dengan buruk. Menyiksa dan memaksanya bekerja keras. Sementara bawang merah dan ibu tirinya hanya bersolek dan bersantai-santai.Â
Pada suatu hari, bawang putih disuruh mencuci di sungai oleh ibu tirinya. Tapi malang tak dapat ditolak, lainnya hanyut, dan bawang putih hanya bisa menangis.Â
Saat itu datang kawannya memberi bawang putih kue, agar berhenti menangis. Kue itu bernama bika ambon. Tapi bukan berasal dari ambon. Kue itu berasal dari Medan.Â
Bika ambon adalah penganan khas Medan, Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka,ragi, telur, gula, dan santan.Â
Tapi bawang putih masih bersedih.
Sambil menangis,bawang putih menyusuri sungai dan bertanya pada setiap orang yang dijumpainya tentang kainnya yang hanyut, tapi tidak ada yang tahu.Â
Akhirnya bawang putih bertemu dengan seorang perempuan tua.Â
Perempuan itu tahu di mana kain yang hanyut bisa ditemukan, tapi meminta bawang putih membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.Â
Karena terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah, bawang putih dengan senang hati membantu perempuan itu membereskan pekerjaan rumahnya.Â
Perempuan itu sangat puas dengan pekerjaan bawang putih, sehingga akan memberi hadiah untuk bawang putih. Ia mempunyai 2 buah labu, dan meminta bawang putih memilih, labu yang besar atau kecil.Â
Bawang putih memilih yang kecil karena membawanya lebih ringan dan berpamitan pulang dengan membawa kain hanyut yang telah ditemukan dan buah labu.Â
Sampai di rumah bawang merah dan ibu tirinya memarahi bawang putih. Dan membanting labu yang dibawanya.Â
Tapi mereka terkejut dan terbelalak saat labu dibanting dan pecah, isinya adalah perhiasan emas permata yang indah-indah.Â
Bawang merah memaksa bawang putih menceritakan asal usul labu itu.Â
Kemudian Bawang merah meniru apa yang dilakukan bawang putih dengan pura-pura menghanyutkan kain. Tapi saat bertemu perempuan tua, bawang merah tidak mau membantunya. Malah membentak-bentak dan merebut labu dari perempuan tua itu.Â
Saat tiba di rumah dan dipecah, ternyata labu itu berisi ular berbisa.Â
Bawang merah dan ibu tirinya ketakutan. Tapi akhirnya insyaf dan menyadari kesalahannya. Mereka meminta maaf pada bawang putih, dan hidup rukun, bahagia selamanya.Â
Hikmah yang dapat diambil, bahwa semua perbuatan baik atau buruk akan mendapat balasan.Â
Acara berlanjut dengan pementasan tari saman.
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan atau dakwah.
 Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
Setelah Tari saman, dilanjutkan Tari Zapin.
Dahulu, tarian ini hanya dilakukan untuk upacara keagamaan.Â
Tetapi kini tarian itu telah berkembang menjadi suatu bentuk hiburan tradisional bagi masyarakat Melayu, sehingga penari wanita diperbolehkan berpartisipasi.
Tari piring adalah tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring.Â
Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur.Â
Piring piring dijaga agar tidak terlepas dari tangan.Â
Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau biasa disebut silek.
Sebagai penutup penampilan X Merdeka 3,
Semua anggota kelas berkumpul bersama dan menyanyikan lagu beungong jeumpa bersama-sama.Â
Para siswa telah memberikan suguhan apik dengan berbagai manfaat.
 Mengenal keragaman budaya NKRI, bertindak jadi entertainer handal, sebagai koreografer sekaligus bekerjasama dalam tim dan penuh kreativitas.Â
Penampil selanjutnya adalah X Merdeka 1 yang memilih pulau maluku untuk dipelajari adat istiadat dan budayanya.Â
Kita ulas pada artikel yang akan datang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI