Hemmm.... Nyam.nyam!Â
Duh, pengin ketawa. Kok jadi pada tegang dan kemecer  gitu. Awas liurnya menetes lho, hihihi...Â
Rasanya...Â
Enaklah, pasti. Gurih, segar, dengan aroma rempah yang samar. Menurut saya ini cenderung ke soto Kudus yang rasanya bening segar dan ada rasa khas soto Kudus yang tidak bisa diceritakan. Pokoknya enak!Â
Segarnya mulus, tidak kental mlekoh seperti soto lamongan yang menyajikannya masih ditambah koya.Â
Cuma bedanya, kalau soto kudus biasanya memakai tauge panjang, ini hanya memakai bihun (so'on)dan irisan kol.Â
Kalau penasaran sama rasanya, bolehlah datang sendiri ke sini. Dijamin tidak menyesal.Â
Untuk menyempurnakan kelezatan soto Bathok, saya mengambil krupuk. Tak lengkap rasanya makan soto tanpa krupuk.Â
Bahkan sebenarnya ada juga sundukan ati ampela dan sate telur puyuh. Bisa jadi tambah lauk soto.Â
O, iya. Kenapa saya bilang komplet?Â