"Aku lupa caranya sharelok! "
Ealah! Kumatikan HP dengan kesal.Â
Aku mulai jalan masuk gang. Sepi sekali, dan gerimis membuat suasana dingin dan mencekam. Entah mana yang lebih baik. Menunggumu di dekat perempuan perokok itu, atau menyusul kamu.Â
Tapi aku sudah memilih opsi kedua. Dengan ketetapan hati aku melangkah.Â
Lampu yang remang, membuatku ragu. Apalagi gang ini terasa asing bagiku. Dadaku berdetak lebih kencang saat berpapasan dengan orang. Seolah semua orang berniat jahat dalam gelapnya malam.Â
Aku berjalan sesuai arah yang kautulis.Â
Sampai di pertigaan yang sepi dan pengap aku berhenti. Entah di mana. Sebelah kiri, seperti gerbang sebuah bangunan tua bertingkat yang luas, tapi gelap.Â
Sebuah pabrik? Jangan-jangan aku salah masuk. Sementara arah kanan seperti gang buntu. Mau berbalik, aku merasakan sudah berjalan jauh, capek, gerimis dan gelap. Bukan pilihan yang bagus.Â
Dari arah bangunan kokoh tapi seram, seorang perempuan berjalan ke arahku.Â
Jantungku berdetak lebih cepat. Yang terlihat hanya bayangan hitam, tapi kutahu dia seorang perempuan.Â
"Bu, jalan raya masih jauh? " Kubertanya pada perempuan yang menenteng tas kresek.Â