Sebenarnya saya malu untuk menuliskan kiat mengatasi rumah panas. Pasti kalau yang tidak masalah dengan urusan finansial tinggal bilang, "pasang AC, beres! " Hehehe...Â
Apalagi di sini ada Mas Franhky Wijaya yang merupakan Technical Planning Property Developer.
Bisa tersenyum beliaunya jika membaca tulisan saya. Tapi sudah biasa bonek(baca : minimalis) ya saya nekad menulis, hehehe..Â
Kalau di dalam rumah terasa panas, analisis saya sebagai orang awam ya karena cuaca sedang panas. Tuh kan... Amatiran banget, jawabnya.Â
Di samping itu, bisa jadi karena ruang terlalu sempit, jadi terasa sumpek dan panas. Iya nggak sih?Â
Apalagi kalau ruang sempit dipenuhi benda-benda dan banyak penghuninya. Tambah-tambah deh panasnya.Â
Semakin lengkap penderitaan kalau kurang ventilasi. Wow.. Semakin pengap deh membayangkannya.Â
Biar kelihatan lebih intelek, mungkin akan saya jawab, ini efek rumah kaca dan pemanasan global. Halah...
Sejak awal membangun rumah, saya dan suami sebenarnya ingin rumah yang besar. Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami sepakat membuat rumah minimalis saja. Tidak capek membersihkannya, menghemat budget, dan karena tanah yang kami beli juga tidak terlalu luas, hehehe.Â
Namun begitu, untuk membuat rumah terasa lebih lapang, suami saya meminta pada Pak Tukang untuk meninggikan temboknya. Kalau biasanya tinggi tembok sekitar 3,5 meter, suami saya minta tinggi temboknya 4 meter.Â
Ada yang membuat rumah kami terasa panas, mungkin karena kami menggunakan genting pres, dengan campuran pasir dan semen, bukan tanah liat. Tapi kelebihannya, genting ini lebih awet sampai ratusan tahun (kata penjualnya).Â
Lalu, kenapa Rumah kami terasa sejuk, meski di luar cuaca cerah dan panas?Â
Apa saja kiat untuk mengatasi panas dan gerah?Â
1. Menanam banyak pohon di sekitar rumah. Di siang hari, tumbuhan yang terdapat di sekitar rumah, akan melakukan fotosintesis.Â
Fotosintesis ini akan menghasilkan O2 yang akan mengikat H2, sehingga menimbulkan kelembaban. Peristiwa inilah yang membuat suhu turun dan mengalirkan kesejukan ke dalam rumah.Â
2. Membuat banyak jendela dan ventilasi.Â
Banyaknya jendela dan ventilasi, akan memperlancar pertukaran udara, sehingga membuat suasana segar dan tidak pengap.Â
Lebih banyak ventilasi dan udara, kondisi di dalam kamar semakin nyaman. Tapi tentu saja perlu diperhatikan masalah estetika, kebutuhan dan kemampuan agar tidak berlebihan.Â
3. Membuat gazebo di belakang rumah.
 Tapi sekeliling rumah harus dipagar tertutup, agar gazebo bisa kita maksimalkan untuk leyeh-leyeh sambil menikmati semilir angin.Â
Kalau mengantuk bisa untuk tiduran dan tidur betulan, hehehe...Â
Di gazebo juga bisa untuk ngadem dan bersantai bersama keluarga di tempat yang teduh dan sejuk.Â
4. Memanfaatkan rooftop untuk tempat ngadem.Â
Rooftop yang terletak di atas dan merupakan ruang terbuka, tentu bisa memberi kesempatan untuk lebih leluasa menikmati semilir angin.Â
Rooftop juga bisa diberi atap sebagian, jadi tetap teduh, meski di saat matahari menyengat. Tapi dengan banyaknya pepohonan, udara di rooftop justru lebih sejuk.Â
5. Membangun tembok yang tinggi, dan rumah tidak usah diplafon.Â
Bisa juga dengan memasang plafon yang menempel atap dan diberi kerangka kayu.Â
Ini hanya kiat-kiat untuk mengatasi jika di dalam rumah terasa panas. Baik perencanaan untuk mengatasinya, maupun saat rumah sudah dibangun, dan suhu di dalam terasa panas.Â
Semoga mas Franhky Wijaya bersedia memberi kiat-kiat yang mudah dan murah mengatasi rumah yang terasa panas dan hanya bisa kipas-kipas.Â
Salam hangat untuk Mas Franhky Wijaya.Â
Terima kasih.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H