Setiap kali dolan ke Madiun dan memasuki waktu sholat, suami saya biasa mengajak menunaikan sholat di Masjid Taman.Â
Belakangan saya baru tahu, jika Masjid Taman ini salah satu bangunan bersejarah yang dijadikan sebagai cagar budaya dan dijadikan tempat wisata.Â
Masjid ini memang terlihat bersih dan nyaman dipergunakan untuk sholat.Â
Memasuki tahun baru 2023, sektor pariwisata menjadi salah satu primadona. Tak heran, banyak pemerintah daerah memberi perhatian lebih terhadap sektor swasta. Tak terkecuali pemerintah Kota Madiun yang giat menggarap dan memajukan sektor wisata.Â
Salah satu tempat wisata yang banyak dikenal sampai ke luar daerah adalah Taman Sumber wangi atau Sumber umis yang terdapat ikon negara dari berbagai belahan dunia.Â
Di sana dapat dijumpai miniatur patung Merlion Singapura, tiruan rumah eropa, tiruan kabah lengkap dengan payung-payungnya seperti yang terdapat di Mekkah dan Madinah, serta miniatur menara Eiffel.Â
Sedang Masjid Kuno Taman ini merupakan Masjid bersejarah, awal adanya syiar Islam di Madiun.Â
Masjid yang memiliki nama asli Donopuro ini dibangun pada tahun 1754 Masehi.
Desa Taman ditetapkan sebagai desa bebas pajak dengan bukti penemuan piagam bertuliskan huruf Jawa Arab dengan tinta kuning emas. Pemimpin desa ini bergelar Kiai. Kiai yang pertama bernama Kiai Ageng Misbach.
 Masjid Kuno Taman telah diperbarui. Renovasi ini berupa penambahan teras pada bagian serambi masjid sehingga masjid tampak lebih luas.Â
Hal ini selaras dengan visi dan misi Walikota – Wakil Walikota Madiun (Maidi – Inda Raya)yang dikenal dengan Panca Karya.Â
Salah satunya adalah Madiun Kota Membangun. Namun demikian, meskipun ada pembaharuan, tak menghilangkan kesan klasik dan estetik pada masjid ini.
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai sejarah Masjid Kuno Taman ini.
 Berdasarkan sejarah Madiun, sebelum perang Mataram – Purabaya, tanah yang menjadi tempat berdirinya Masjid Kuno ini, dulunya merupakan hutan belukar dan rawa – rawa.Â
Daerah berawa itu disebut Ngrowo pada tahun 1703. Sedang Ngrowo sendiri lokasinya ada di dekat SMA 6, yang berupa Taman Wisata  Ngrowo Bening yang merupakan wisata edukatif dengan pembuatan kebun mawar, dan buah-buahan.Â
Terdapat juga tempat yang luas sebagai bumi perkemahan dengan banyak tanaman pinus.Â
Raden Ayu Puger, istri dari Susuhunan Paku Buwono I  yang berasal dari Madiun berkeinginan membangun Taman Sari disini, kemudian rawa – rawa tersebut dinamakan Taman.
 Selanjutnya, Bupati yang banyak berperan dalam pembangunan masjid Taman dan mengadakan pemindahan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Bupati Mangkudipuro (menjabat 1725 – 1755)Â
Membangun makam keluarga dan sebuah masjid di Taman untuk melakukan syiar agama Islam.Â
Namun Bupati Mangkudipuro tidak dimakamkan di makam Taman, melainkan di daerah Caruban.
 2. Ronggo Prawirodirjo (menjabat 1755 – 1784)
 Selanjutnya, Bupati Ronggo Prawirodirjo yang menggantikan bupati Mangkudipuro, ingin menjadikan Taman sebagai pusat pemerintahan yang baru menggantikan Kranggan.Â
Namun menurut para tetua, tempat ini hanya cocok untuk makam, sehingga pusat pemerintahan beralih ke Pangongangan.
Bupati yang dimakamkan di Makam Taman, di sebelah Masjid Taman adalah :
1. Pangeran Dipokusumo (Bupati Madiun 1810 – 1820)
2. Ronggo Prawirodiningrat (Bupati Madiun 1822 – 1861)Â
3. Raden Ronggo Ariyo Notoningrat (Bupati Madiun 1861 – 1869)
4. Raden Mas Tumenggung Adipati Sosronegoro (Bupati Madiun 1869 – 1879)
5. Raden Mas Tumenggung Sosrodiningrat (Bupati Madiun 1879 – 1885)
6. Raden Aryo Adipati Brotodiningrat (Bupati Madiun 1885 – 1990)
7. Raden Tumenggung Kusnodiningrat (Bupati Madiun 1900 – 1929)
8. Raden Mas Adipati Koesmen (Bupati Madiun 1929 – 1937)
9. Raden Ronggo Koesnindar Pudak Sinoempet (Bupati Madiun 1937 – 1953).
Kini Masjid Kuno Taman telah direnovasi dan ditata, tapi bentuk aslinya tetap dipertahankan.Â
Tempat yang tadinya agak semrawut, telah ditata menjadi tempat parkir yang luas. Memberi kenyamanan pada para peziarah, sekaligus orang yang ingin menunaikan sholat di Masjid Taman.Â
Karena dipersiapkan sebagai paket wisata, di samping pintu gerbang Makam dibangun lapak-lapak, yang sementara ini ditempati lapak kuliner dan fashion. Tidak menutup kemungkinan, nantinya juga tersedia lapak cinderamata dan lapak oleh-oleh khas Madiun.Â
Lapak-lapak itu ditempati pelaku UMKM yang disediakan pemerintah kota dengan membayar retribusi yang sangat ringan.Â
Dengan begitu, Paket Wisata Makam dan Masjid Kuno Taman ini juga mendukung kebangkitan UMKM di Kota Madiun.Â
Jika suatu saat berkunjung ke Madiun, silakan mampir dan bisa sholat di sini.Â
Lokasinya di Jalan Asahan no 46, Taman. Kota Madiun.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI