30 Desember 2022....
Genap 7 hari kepergian Ibu menghadap sang Khalik. Rasa duka itu masih membayang meski ikhlas dan sabar juga memenuhi  rasa dalam dada kami.Â
Tamu yang datang silih berganti menyamarkan kedukaan. Baik saudara yang datang dari jauh maupun dekat, temanku, teman kakak, teman adik, teman suami dan ipar, tetangga jauh dan dekat.Â
Terbanyak tentu kenalan dan teman ibu. Semasa hidupnya Ibu memang banyak bergaul, jadi tak heran tamu yang melepas kepergian Ibu begitu banyak.Â
Sehingga terkadang kami menemui dan menemani tamu masing-masing agar semua tamu bisa kami sambut.Â
Payahnya, justru aku hampir mengabaikan teman sendiri. Ceritanya aku baru pulang dari makam, tak tahu kalau teman-teman ku datang ke rumah dan sudah menunggu.Â
Saat aku baru sampai rumah, suamiku baru datang, jadinya harus mengantar dulu ke makam.Â
Setelah itu ngobrol dengan tamu dari jauh, yang mau pamit.Â
Lanjut cuci kaki karena kakiku kotor terkena tanah makam yang becek hasil hujan seharian yang tak jua berhenti.Â
Berhubung sudah masuk waktu dhuhur, aku mengambil air wudhu dan shalat.Â
Rasanya aku ingin tinggal di kamar saja, tapi sepertinya banyak tamu. Akhirnya ikut keluar menemui. Langsung terkaget-kaget, karena ternyata teman-teman ku sudah duduk di luar, bahkan sudah lama.Â
Ini terjadi karena banyak tamu. Sehingga kakak ipar yang berpesan ke adikku kalau ada teman-temanku malah mengira kalau aku sudah tahu.Â
Jadi begitulah. Maaf ya besties....Hiks..Â
Begitu banyak tamu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.Â
Teman ibu waktu masih mengajar, muridnya, dari koperasi, dari alumni pedji, alumni MG 67, dll.Â
Hari Selasa, 27 Desember, teman-teman Ibu dari MG 67 bersilaturahmi ke rumah kami.Â
Ada rasa sesak dan haru menyambut kedatangan para sahabat ibu, karena biasanya ibu ada di antara mereka.Â
Dalam usia yang terus bertambah, mereka terlihat bahagia dan bersemangat bersilaturahmi.Â
Datang dengan 3 mobil, kami kagum dengan rasa persaudaraan para senior kami. Selain teman ibu, beliau-beliau itu juga senior kami, sebab aku dan adik-adikku juga alumni SMAN 1 Purworejo (Muda Ganesha).Â
Aku MG 92, sementara adik-adikku MG 94 dan MG 95.
Karena kenaifan dan keterbatasan, Â mungkin kami tidak bisa memberikan sambutan yang layak.Â
Begitu banyak tauladan yang diberikan sahabat-sahabat ibu.Â
Tentang Persaudaraan, saling memperhatikan dan saling menolong dan menjaga. Biasanya kalau ada acara, ibu diantar jemput.Â
Paseduluran saklawase. Sahabat-sahabat ibu menemani dan mendoakan sampai akhir hayat. Memberikan pembelajaran bagi kami tentang arti persahabatan dan persaudaraan di usia senja.Â
Saling menyemangati dan berbagi. Rajin bersilaturahmi dan saling mendoakan. Tetap bersama-sama mengisi hidup dengan bermanfaat bagi sesama, dan teman sebaya khususnya.Â
Tawa, canda, bahagia bersama. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan upayanya membantu dan membersamai ibu dalam suka dan duka.Â
Tak lupa kami ucapkan pada semua yang telah hadir bersilaturahmi ke rumah kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.Â
Terima kasih tak terhingga pada keluarga dari Surabaya, Bandung, Bogor, Bekasi, Klaten dan Jakarta.Â
Juga teman-teman suami dari Madiun, teman-teman adik dari Semarang, family dari Banjarnegara dan Temanggung.Â
Mohon maaf jika ada yang terlupa tidak kami sebut.Â
Mohon maaf atas kesalahan-kesalahan almarhumah ibu selama hidup, dan mohon maaf jika sambutan kami  kurang mengena dan kurang berkenan di hati.Â
Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira'
(Â Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (ibu dan bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil.)Â
Allahumaghfirlahaa warkhamhaa wa'aafihaa wa'fu 'anhaa yaa rabbal'aalamiin.
( “Ya Allah, turunkanlah rahmat yang luas kepada beliau dengan berkat Alquran yang agung, ampunilah ia dengan ampunan yang luas, wahai Penguasa dunia dan akhirat, Tuhan sekalian alam)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H