Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Balada Mojito dan Dalgona

8 Desember 2022   09:19 Diperbarui: 8 Desember 2022   16:13 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai dalgona dan Mojito (dokpri) 

Mojito memandang Dalgona penuh cinta, tapi Dalgona jual mahal. Pandangannya ke arah lain, Pura-pura tak tahu kalau Mojito sedang memandanginya. 

Suasana sepi. Mbak Uwik saja yang buka lapak hari ini. Teman-temannya memilih libur dan Mbak Uwik tetap membuka kiosnya, karena liburpun di rumah tidak ada yang dikerjakan. 

Anak-anaknya bersekolah di pondok sekaligus mondok di tempatnya menimba ilmu. Sementara suaminya menjadi buruh migran di Hongkong. 

Sebagai pelaku UMKM, Mbak Uwik sadar dan mengerti, agar bisa bertahan di era sekarang ini, harus menerapkan kiat-kiat yang inovatif untuk menghadapi persaingan yang kuat ketat. Bahkan kabarnya, tahun depan dunia mengalami resesi. 

Kiat UMKM hadapi resesi akan sangat mempengaruhi geliat ekonomi bangsa, bahkan dunia. 

"Assalamu'alaikum..! "

Sepasang suami istri mampir ke lapak Mbak Uwik, sebagai kios satu-satunya yang buka hari itu. 

"Wa'alaikumsalam warahmatullah..! "

Baca juga: Serenada Combro

Mbak Uwik membalas Salam calon pembeli. 

Tapi sepertinya pembeli masih ogah-ogahan untuk memesan makanan. Mbak Uwik memang cuma sedia seblak, mi goreng, dan mi rebus. 

"Menunya cuma ini ya, Mbak? "

"Iya, Pak! "

"Kios lain belum ada yang buka, Mbak? "

"Libur kalau hari minggu. Istirahat, Pak! " Jawab Mbak Uwik sabar. 

Sejenak calon pembeli itu berbisik-bisik. 

Tiba-tiba istrinya bilang, " Beli minum saja, nanti cari makan di tempat lain! "

"Oke, " Jawab suaminya. 

Siang menjelang dhuhur itu memang terik, membuat tenggorokan kering dan mudah haus. 

"Mbak, Dalgona itu apa? "

"Dalgona itu semacam susu dan diberi toping, Pak! " Jawab Mbak Uwik. 

Dalgona menahan nafas, kali ini sambil melirik Mojito. Tatapannya tidak lagi penuh cinta, tapi penuh aroma persaingan, siapa yang akan dipilih oleh calon pembeli. 

"Dalgona meleletkan lidah, karena sepertinya pembeli lebih berminat kepadanya. 

" Kalau Mojito seperti apa, Mbak? " Kali ini istrinya yang bersuara. 

"Mojito itu, semacam soft drink, dikasih sirup dan toping juga, Bu! " Mbak Uwik menjawab sambil berdoa, semoga dagangannya laku. 

Mojito (dokpri) 
Mojito (dokpri) 

"Aku pesan Mojito 1. Yang fruit punch, " Katanya yakin. 

Dalgona mengerut masam. Ternyata justru Mojito yang dipilih. Mojito tersenyum menang. 

"Aku dalgona saja, " Suaminya tak mau kalah. 

Dalgona tersenyum cerah. Kali ini kedudukan mereka seri. Dicibirnya Mojito yang tersenyum maklum. 

"Huh.. Banyak orang juga menyukaiku! " Batin Dalgona pongah. 

Mbak Uwik meramu Dalgona dan Mojito dengan trampil  untuk kedua pembeli pertamanya. 

"Laris.. Laris.. Laris...! " Batin Mbak Uwik. 

Mojito tampil simple tapi segar dan menarik. 

Dalgona sibuk merias dirinya, sehingga terlihat berat. 

Tak Lama Dalgona dan Mojito sudah menemani pasangan suami istri itu. 

"Segaarrr...! " Kata istrinya sambil merem melek. 

"Legit dan creamy, " Kata suaminya. 

"Mbak, ini kios sewa atau punya sendiri Mbak? " Suaminya kembali menanyai Mbak Uwik. 

Kedai dalgona dan Mojito (dokpri) 
Kedai dalgona dan Mojito (dokpri) 

"Cuma membayar retribusi perhari Pak. Ini sudah dibangun dan disediakan pemerintah kota untuk pelaku UMKM. "

"Retribusinya perhari berapa, Mbak? "

"Tiga ribu rupiah! "

"Kalau libur nggak bayar? "

"Tetap membayar, Pak!"

"Berarti kalau bulanan, sekitar 90 ribu perbulan? "

"Semoga laris manis ya, Mbak! "

"Aamiin...! " Terima kasih doanya Pak. 

"Sama-sama! "

Tak lama terdengar adzan dhuhur. Pasangan suami itu bersiap ke masjid yang tak jauh dari deretan kios yang tertata apik. 

Dalgona berharap, istrinya menghabiskan dalgona yang dipesan. Kalau sampai disisakan dan dibuang,hatinya akan terasa sakit karena disia-siakan. Tubuhnyapun akan dilempar ke selokan yang kotor dan bau. 

"Kayanya kalau dicampur, rasanya unik, mirip soda gembira," Kata sang istri yang langsung menghempaskan tubuh Mojito ke gelas dalgona suaminya. 

Dalgona menjerit putus asa. Sementara Mojito justru tertawa bahagia. 

Dalgona memberengut, tapi entah kenapa justru senyuman yang tersungging di bibirnya. 

Tanpa sadar, justru rasa bahagia yang muncul saat dirinya bersatu dengan Mojito. 

Entahlah, mungkin karena kini mereka telah punya nama baru. Soda Gembira.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun