Sudah lama sekali saya tidak pernah naik bus ini. Bahkan saya sempat mengira kalau bus kecil Ponorogo -Madiun ini sudah tidak beroperasi.Â
Kebetulan, saat saya kembali ke Madiun, suami saya tidak bisa menjemput di terminal. Hal itu karena suami saya sedang ada tugas mengajar daring mahasiswa PPG.Â
Apa boleh buat. Saya harus memanfaatkan bus kecil ini. Beruntungnya, bus ini masih ada. Sayangnya, ngetemnya lumayan lama.Â
Kebetulan, saya kebelet ke toilet. Alhamdulillah, dengan ngetem yang lama, saya jadi punya kesempatan ke toilet dulu.Â
"Sepuluh menit! " Kata sopirnya memberi waktu.Â
Saya hanya tersenyum. Kalau ditunggu alhamdulillah, ditinggal ya nggak papa. Bisa ngojek, atau memaksa naik bus besar dari Surabaya. Yang penting hajadku terlaksana dulu, hehehe....Â
Ternyata, saat saya balik dari toilet, busnya masih ngetem, dan baru ada 2 penumpang. Saya kembali naik bus, tak lama sopirnya masuk, dan bus berangkat.Â
Mungkin tadi sengaja nunggu aku. Ge errr... Hehehe.Â
Meski penumpang cuma tiga, bus berangkat. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana bus ini menutup biaya operasional dengan hanya 3 penumpang.Â
Apakah masa depan bus kota akan gulung tikar karena orang lebih memilih naik sepeda motor dan kendaraan pribadi?Â