Semalam hujan, dan pagi ini rintik-rintik air masih menghias bumi.Â
Hawa dingin membuat tubuh menggigil. Sepertinya mengkonsumsi kuliner yang panas dan spicy akan membantu menghangatkan badan.Â
Yaya membuka kulkas bertemu potongan-potongan iga yang menyeringai. Eh, serem dong, hehehe...Â
Lagi bingung memilih, mau dimasak sup, rawon, gule atau soto.Â
"Mas, pengin dibuatin apa?" Tanya Yaya pada sang suami yang masih malas membuka selimut. Kebiasaan saat hari libur.Â
"Sup, soto, rawon atau gule? "
"Soto saja, " Jawab suaminya.Â
"Okelah kalau begitu! "
Yaya mengambil 1/2 kg iga dan merebusnya dengan api besar sampai terlihat berbeda warnanya.Â
Dibuangnya air rebusan dan digantinya dengan 2 liter air yang baru.Â
Ditambahkannya 2 lembar daun jeruk, 2 lembar daun salam, 3 batang serai, memarkannya.Â
"Sate, sama gule, " Terdengar suara suaminya. Yaya terkejut.Â
"Tadi katanya minta soto, sudah disiapin malah ganti sate sama gule, kata Yaya agak jengkel. Tapi suaminya tak mendengar.Â
Yaya bergegas ke kamar untuk menemui suaminya.Â
Ah, ternyata masih tidur. Pasti tadi cuma mengigau.Â
Yaya bernafas lega. Sekaligus gondok.Â
Dia kembali ke dapur dan melanjutkan membuat bumbu soto.Â
DihaluskannyaÂ
-8 siung bawang merah,Â
-5 siung bawang putih
-4 butir kemiri
-2 ruas kunyit
-2 ruas jahe
-1 sdt ketumbar bubukl
-lada bubuk secukupnya.Â
"Sudah matang belum, aku sudah lapar, " Kata suami Yaya yang tiba-tiba sudah masuk dapur.Â
"Hampir, mandi-mandi dulu Mas! " Kata Yaya.Â
Suaminya segera menyambar handuk dan melangkah ke kamar mandi. Yaya lega. Tidak ada yang mengganggunya lagi.Â
Terkadang ada yang suka kalau suami ikut membantu di dapur, tapi Yaya tak suka. Dia lebih suka kalau suaminya berkebun saja, jadi saat dia selesai memasak, suaminya selesai berkebun, jadi bisa makan bersama.Â
Bumbu soto yang sudah diulek, segera ditumis dan dimasukkan dalam rebusan iga.Â
Tak lama sudah mendidih dan menguarkan aroma wangi soto yang membuat perutnya bernyanyi genit siap melahap soto. Eh...Â
Diraciknya 2 mangkok soto, untuk dirinya dan suaminya.Â
Soun dan tauge dimasukkan mangkok. Ditambahkannya daun bawang. Kemudian diambilnya kuah soto yang aromanya begitu menggoda. Tak perlu diicipi, toh dia sudah hafal luar kepala dengan bumbu-bumbu seperti biasanya. Pasti sedap.Â
Setelah soun, tauge dan bawang daun disiram kuah soto, Yaya menambahkan bawang goreng dan sledri.Â
Terakhir, ditambahkannya sepotong iga. Sepertinya sudah perfecto dan lezato. Yes..!!!Â
"Sudah matang, Dek? " Kali ini suaminya sudah rapi, harum dan wangi.Â
"Beres! " Kata Yaya sambil tangannya membentuk kode oke.Â
"Silakan, Kangmas! " Kata Yaya sambil tertawa.Â
Suaminya menyendokkan nasi  ke piringnya dan meraih semangkok soto yang disiapkan Yaya.Â
Disendoknya kuah soto penuh perasaan.Â
"Dek...! " Suaminya memandang Yaya dengan sejuta rasa.Â
Yaya tersipu-sipu. Kali ini suaminya pasti akan memuji masakannya.Â
Aromanya saja begitu menggoda. Yaya memejamkan mata bahagia, siap mendengar pujian dan kata-kata manis dari suaminya.Â
"Dek..Soto nya sudah kamu kasih garam?"
Yaya tersentak. Sepertinya...Â
Disendokkannya kuah soto ke mulut. Yaya terbelalak.Â
Dia tiba-tiba ingat, sotonya belum dikasih garam dan gula .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H