Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau dan Aku, Seperti Tahu Campur dan Gado-gado

14 November 2022   19:31 Diperbarui: 14 November 2022   19:34 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Isti Yogiswandani

"Tahu campur! " Katamu

"Gado-gado! " Aku tak mau kalah. 

Pramu resto itu mencatat pesanan kita. 

"Minumnya? " Pramu cantik itu menanyakan pesanan minuman kami. 

"Jus alpukat! " Katamu. 

"Jeruk panas! " Kataku. 

Pramu resto itu mencatat pesanan kita sambil tersenyum, dan permisi untuk menyiapkannya. 

Baca juga: Soto Tak Biasa

Entahlah, kita selalu berbeda, tapi kenapa bisa bersama? 

Ada orang yang mengatakan, belahan jiwa itu selalu sama. Tapi aku bilang, belahan jiwa itu justru berlawanan, kiri dan kanan, sehingga jika disatukan saling melengkapi dan saling menyempurnakan. 

Katamu, aku pintar bicara. Tapi aku bilang, aku justru malas bicara. Lebih suka jalani saja, tanpa banyak teori. 

Tahu campur (koleksi Isti Yogiswandani) 
Tahu campur (koleksi Isti Yogiswandani) 

Ahaaa... Kita memang selalu berbeda. 

Mungkin orang melihat kita sungguh tak serasi jadi pasangan. 

Kamu kurus, aku gemuk. Aku bilang, justru itu pasangan sempurna. 

Kamu suka makan, tapi memakannya sedikit. 

Aku tak terlalu suka makan, tapi kalau disediakan, pasti kuhabiskan. Aihhh.. 

Kamu suka mie berkuah, aku suka mie goreng. 

Kamu suka mie bakso, aku suka mie ayam. 

Kata orang, kita lebih mirip 2 orang sahabat. Selalu berbeda, tapi menghabiskan waktu bersama. 

Gado-gado (koleksi Isti Yogiswandani) 
Gado-gado (koleksi Isti Yogiswandani) 
Kamu suka aroma petis, aku suka aroma sambal kacang. 

Katamu, Tahu campur Pak Tomo adalah tahu campur terenak di Madiun, dengan kikil melimpah dan aromanya yang khas. 

Aku bilang, gado-gadonya yang juara. Tentu saja, karena gado-gado yang kusuka. 

Bumbu kacang dengan bawang merah dan bawang putih serta cabe dan dimasak dengan santan dengan rasa dominan manis itu terasa pas di lidahku. 

Begitu pula kamu. Kamu anggap gule kikil dengan irisan tahu dan tauge,  lontong dan sambal pedas sangat pas di lidah. 

Ah.. Itu tak masalah, toh masing-masing kita mempunyai lidah sendiri-sendiri yang bebas memilih menu. 

Dari makanan pun kita bisa bertoleransi. Indah bukan? 

Tak perlu hiraukan nyinyiran orang yang tak suka. 

Gado-gado buatanku (koleksi Isti Yogiswandani) 
Gado-gado buatanku (koleksi Isti Yogiswandani) 

Sesekali aku membuat sendiri gado-gado. Saat itu tentunya kamu mengikuti seleraku, sebab hanya itu yang tersedia di meja. Aku curang? Tentu tidak. Kan aku yang masak, jadi aku boleh menentukan menu. 

Kali ini, untuk kesekian kalinya kita berdua nongkrong di restoran Pak Tomo. 

Aku ingin memberi surprise untukmu. Kuingin pesan tahu campur, agar kita bisa menikmati menu bersama. 

Sesekali mempunyai selera sama  biar aku mengalah, berlatih tidak egois, menekan keakuan. 

Saat pramu resto itu datang, dan menanyakan pesanan kita, aku akan pesan tahu campur kesukaan mu. Biar 2 in 1. Dua orang 1 selera. 

"Bapak, Ibu, mau pesan apa? " Tanya pramu resto cantik itu. 

"Tahu campur, " Jawabku mantap. 

"Gado-gado! " Jawab mu tak kalah tegas, bersamaan dengan jawabanku. 

Kita saling berpandangan, dan ngakak bersama-sama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun