"Dek, ayo jalan-jalan biar cepat sembuh! "
Suamiku berteriak dari luar. Aku masih bermalas-malasan karena badan masih lemas setelah beberapa hari yang lalu terkena demam sampai menggigil, badan lemas, batuk, pilek, kepala pusing dan , mata terasa panas.Â
Hari ini sudah mendingan, tapi badan masih terasa lemas dan malas beraktifitas.Â
"Bawa uang, Dek! "
"Ya! "Kuambil dompet dan HP.Â
Kami mulai berjalan menyusuri jalan desa.Â
Waktu baru menunjukkan pukul 06. 00 kurang, tapi mentari sudah garang.Â
Kebetulan, aku memang sedang butuh sinar  matahari. Saat badan berkeringat, tubuhku terasa enteng. Batuk pilek pun berkurang.Â
National Heart Foundation of Australia memperkirakan bahwa berjalan kaki 30 menit atau lebih setiap hari sebenarnya dapat menurunkan risiko penyakit jantung, mengurangi risiko stroke hingga 35 persen.
Berjalan kaki membantu :
-Mencegah penyakit jantungÂ
-Menurunkan tekanan darahÂ
-Menurunkan kadar kolesterol
- Memperlancar sirkulasi darah.Â
-Membantu mencegah pikun.Â
-Mengurangi risiko AlzheimerÂ
 -Memperbaiki kesehatan mentalÂ
 -Mengurangi stres mentalÂ
-Menjaga kadar endorfin tinggi dalam tubuh.
Melewati persawahan dengan tanaman jagung yang tumbuh subur, pemandangan terlihat cerah dan indah.Â
Gunung Lawu membayang nun jauh di sana.Â
Kami melangkah santai sambil menikmati pemandangan di kanan kiri jalan.Â
Memasuki jalan tembus perkampungan, banyak rumah-rumah baru dibangun.Â
Beberapa bahkan ada rumah yang dirobohkan. Meski penuh rumah, tapi halaman dan pekarangan masih relatif luas dengan kerimbunan tanaman yang asri.Â
"Assalamu'alaikum..! "
Suamiku menyapa beberapa tetangga yang kami kenal.Â
Sesekali berdialog dengan beberapa orang yang kami temui meski belum kenal. Dalam kehidupan sehari-hari di desa, saling menyapa adalah hal lumrah.Â
Kami juga bertemu dengan pikap penjual sayur.Â
Kami menyempatkan membeli sayur dan jajanan pasar sekedarnya. Jalan kaki yang multi fungsi. Menyehatkan, belanja, silaturahmi, refreshing dan healing.Â
Matahari bersinar cerah. Rasanya sudah siang, padahal belum setengah tujuh pagi.Â
Berniat mampir ke kedai kopi, ternyata belum siap melayani pelanggan. Ya sudah, tetap melanjutkan perjalanan.Â
Lama tidak jalan-jalan karena dihadang covid-19, keadaan sudah jauh berubah.Â
Di sepanjang perjalanan banyak kios-kios baru.Â
Dari kios-kios kuliner sampai toko kelontong.Â
Ingin mampir warung pecel, tapi tiba-tiba kepalaku pusing. Kami segera mempercepat langkah.Â
Di RT sebelah sedang ada kerja bakti. Aku agak lemas dan hampir kehabisan tenaga.Â
Di rumah masih ada bebek dan gule kemarin sore.Â
Saat aku tepar dan tidak sempat masak, suamiku membeli bebek goreng, sate dan gule kambing. Tapi aku masih kurang berselera, jadi awet, hehehe..Â
Akhirnya sampai ke rumah lagi.Â
Aku segera beristirahat dan minum air hangat banyak-banyak.Â
Kami sarapan bersama, kemudian suamiku bersiap menebang pisang yang beberapa sudah menguning.Â
Tadi pagi sudah sempat didatangi 2 ekor tupai. Untungnya belum sempat disantap.Â
Tapi berkat jalan kaki keliling Desa pagi ini, tubuhku terasa lebih sehat dan segar. Semoga segera pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H