Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Brumbun, Embrio Desa Wisata dalam Geliat Keterbatasan

19 Oktober 2022   12:21 Diperbarui: 19 Oktober 2022   12:26 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf Pak, numpang tanya. Brumbun itu kalau dari sini kemana ya, Pak? " 

Saya turun dari sepeda motor dan bertanya pada seorang lelaki bertelanjang dada yang sedang mencangkul pekarangan di samping rumahnya.

"Brumbun itu ya sini, " Sang lelaki menghentikan aktivitas nya dan menjawab pertanyaan saya. 

"Maksud saya tempat wisata brumbun, Pak. Itu yang main air pakai ban, atau sungai yang banyak batu-batu besarnya buat wisata, "

"Owh, tobing to? Itu.. (Lelaki itu menunjukkan jarinya) Ini terus saja, nanti kalau ada kana, ikuti saja terus, nanti sampai masjid Anwar, belok sudah sampai! "

"Ya, Pak! " Terima kasih sekali! " Saya menganggukkan kepala dan berpamitan. 

"Ini dari mana? " Lelaki itu bertanya mengiringi kepergianku bersama suami. 

"Kebonsari, Pak! " Aku menjawab pertanyaan sambil naik ke boncengan motor. 

"Tobing itu maksudnya, tubing, kalau kana itu maksudnya apa ya, Mas? Aku bertanya pada suamiku yang mengendarai motor. 

" Kanal, Dek! Sungai...! " Jawab suamiku judes. Eh... 

Jalan ke desa wisata Brumbun (dokpri) 
Jalan ke desa wisata Brumbun (dokpri) 

Infrastruktur

Akses menuju Brumbun sudah bagus sebenarnya. Tapi kalau mengacu pada desa wisata ramah berkendara yang mensyaratkan jalan minimal 2 jalur dan beraspal hotmix, sepertinya belum bisa dipenuhi. 

Ketentuan tentang Desa wisata ramah berkendara bisa dilihat pada link: adira.id/e/fkl2022-blogger.

Dalam hal ini Adira Finance berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata dengan mengadakan jelajah desa wisata ramah berkendara, dan  mengunjungi desa wisata yang mengadakan Festival Kreatif lokal. 

FKL ini bisa berupa Forum Pasar Rakyat, Festival Kesenian Lokal, Maupun Festival Kuliner Lokal. 

Daya tarik alam 

Kontur alam dan suasana pedesaan desa Brumbun sangat indah. Padi yang menghijau terhampar di sawah di tingkah pepohon yang tumbuh liar maupun sengaja ditanam menambah keasrian dan ketentraman suasana desa yang damai. Memanjakan mata dan menyisipkan ketenangan yang menghanyutkan. 

Persawahan sepanjang perjalanan menuju Brumbun Tubing Adventure (dokpri) 
Persawahan sepanjang perjalanan menuju Brumbun Tubing Adventure (dokpri) 

Kami menyusuri jalan sepanjang sungai. Tapi sampai jalannya sudah berupa tanah yang banyak ditumbuhi rumput, tempat wisata tubing yang saya cari belum ketemu. Akhirnya kami berbalik. 

Suami saya naik motor di depan, sementara saya jalan kaki sambil memfoto dan mengamati, siapa tahu tadi ada jalur menuju taman wisata yang terlewat. 

Benar saja, jauh di depan sana ternyata suami saya berbelok menuju jalan kecil setelah berpapasan dengan sesama pengendara motor dan ditunjukkan tempatnya. 

Pintu masuk Brumbun Tubing Adventure, kalau tidak cermat bisa terlewat (dokpri) 
Pintu masuk Brumbun Tubing Adventure, kalau tidak cermat bisa terlewat (dokpri) 

Suami saya sudah memarkir motornya dan menunggu saya. Saya mengamati, di mana tempat wisatanya? Kenapa beda sekali dari yang saya lihat di google. 

Mas Adif, Pengelola paket wisata 

Tak lama ada seorang lelaki muda menghampiri kami, yang ternyata bernama Adif, sebagai ketua pokdarwis yang mengelola wisata Brumbun Tubing Adventure. 

"Assalamu'alaikum, " Suami saya mengucap salam sambil mengangguk. 

"Wa'alaikumsalam. Maaf Pak, ini harus reservasi dulu. Soalnya hari ini sudah terisi, nanti sekitar jam sembilan sudah dipesan rombongan dari Madiun Kota, "

Mas Adif menjelaskan ketentuan di tempat Wisata Brumbun Tubing Adventure. 

Berbincang dengan Mas Adif, berkaos kuning(dokpri) 
Berbincang dengan Mas Adif, berkaos kuning(dokpri) 

"Jadi Wisata tubing ini mempersyaratkan berombongan ya Mas? "

"Betul Ibu, jadi kami memang menyediakan paket-paket wisata dengan harga 50 ribu per orang, dengan jumlah rombongan minimal 20 orang. 

" Lha kalau,... Aku membuka mulut untuk bertanya. 

"Sebentar ya, Bu. Mohon jangan disela, saya jelaskan dulu, " 

"Silakan Mas, " Suamiku memelototiku yang terlalu antusias ingin bertanya. Jadinya pas giliran bertanya, aku malah jadi lupa, mau tanya apa. Eh.. 

Ya sudah, dengarkan penjelasan Mas Adif saja, lah. 

"Jadi, ide wisata ini bermula saat saya masih menjadi ketua karang taruna sekitar tahun 2016-2017! "

Saya hanya manggut-manggut.

"Kemudian berkembang menjadi Kelompok sadar wisata, atau pokdarwis, "

"Hingga saat ini sudah mengantongi SK Bupati sebagai Desa Wisata yang kekuatan hukumnya sama dengan SK yang dikeluarkan kemenkumham, "

Saya hanya manggut-manggut. 

Pelaku Ekraf

"Jadi, paket wisata yang kami tawarkan tidak hanya tubing, tapi juga susur sungai, paket menanam padi yang langsung dipandu ibu-ibu tani yang biasa menanam padi, para praktisi pertanian, kemudian juga kerajinan seni merangkai janur yang biasa digunakan dalam upacara perkawinan, dan lain-lain, "

Saya hanya manggur-manggut. 

Tour guide

"Kami juga akan memberikan materi adab di desa. Bagaimana dilarang omong sembarangan saat susur sungai, jangan bermain hape saat kami sedang memberikan materi pembekalan sebelum tubing, dan lain-lain. 

" Setiap 10 anak, akan kita berikan 1 orang guide untuk memandu, biar tidak kewalahan," Mas Adif menambahkan. 

Saya hanya manggut-manggut. 

"Kami juga menyediakan penginapan di rumah penduduk dengan tarif 100 ribu sehari semalam termasuk sarapan, dan makanan kecil dengan teh atau kopi, "

"Itu tarif segitu untuk satu kamar seorang, atau bisa lebih, atau bisa menggelar tikar beramai-ramai? "

 Kali ini saya tak bisa menahan diri untuk bertanya. Sebab kalau dalam rombongan yang minimal 20 orang, menyewa 1 kamar untuk 1 orang jelas berat. Mungkin bisa 1 kamar berlima. Eh... 

"Jadi begini ya, Bu. Kalau ktpnya alamatnya sama, boleh sekamar. Kalau alamat nya beda, harus sendiri-sendiri! "

"Kami suami istri, berarti boleh cuma pesan 1 kamar? "

"Ya asal KTPnya sama, Pak! "

Hmm.. Kok malah larinya ke sini, hihihi.. Para lelaki memang mikirnya beda. Saya sih sebenarnya malah mikir rombongan anak-anak sekolah, malah membahas perorangan. Katanya wisata paket kelompok. Tanya yang lain saja ah,... 

"Ini misalnya ya Mas. Saya cuma bersepuluh, tapi pengin berwisata sesuai paket, terus boleh nggak Mas, mungkin ada ketentuan khusus?" 

"Ya itu berarti, biaya kekurangannya ditanggung 10 orang, Bu. "

" Jadi tetap bisa ya Mas. Tapi tetap harus ambil dengan biaya untuk 20 orang 1 paket? " 

"Betul. Bu! "

Aksesibilitas

Akhirnya Mas Adif mengijinkan kami turun kebawah, ke lokasi wisata. Ternyata jalannya berupa jalan setapak di samping masjid. Pantesan dari tadi kucari-cari tak ketemu. Hehehe.. 

Jalan setapak kecil menuju sungai (dokpri) 
Jalan setapak kecil menuju sungai (dokpri) 

Daya tarik Wisata 

Ada kerajinan dari botol bekas air mineral yang dibuat berbentuk lampu teplok dan digantung di dekat jalan turun ke sungai. 

Hiasan berbentuk lampu teplok dari botol bekas air mineral (dokpri) 
Hiasan berbentuk lampu teplok dari botol bekas air mineral (dokpri) 

Ada juga kincir air mini yang dipasang di aliran air alami yang mengalir cukup deras. 

Kincir air mini (dokpri) 
Kincir air mini (dokpri) 

Sebelum turun ke sungai, kami melewati camping ground dalam suasana yang desa banget. 

Areal yang lantainya dibiarkan tanah alami tapi sudah dibersihkan, dengan serumpun bambu di pinggirnya, dan terletak di tengah tegalan memberikan suasana alami pedesaan. 

Menurut Mas Adif, salah satu komitmen pengelola wisata tubing adalah memberikan suasana desa yang betul-betul desa. Sehingga pengunjung yang merasa pulang ke desa, akan mendapatkan suasananya. 

Bersantai di pinggir sungai, dengan suara gemercik dan gemuruh air terjun kecil atau grojokan, suara kicau burung, pepohonan yang tumbuh alami, akan memberikan suara khas pedesaan yang tentram dan damai. 

Dari camping ground, kami turun ke sungai. 

Kami turun dengan hati-hati karena jalannya lumayan licin. 

Turun ke bawah menuju sungai harus hati-hati karena jalan licin (dokpri) 
Turun ke bawah menuju sungai harus hati-hati karena jalan licin (dokpri) 

Pemandangan di Sungai cukup indah, dengan gerojogan kecil tapi deras yang selalu memperdengarkan orkestra alam gemercik air . Memberikan pendengaran dan nuansa pedesaan yang bisa diresapi dengan intens. 

Bisa jadi sarana healing, bebas dari segala tekanan. Horee.. (Dokpri) 
Bisa jadi sarana healing, bebas dari segala tekanan. Horee.. (Dokpri) 

Aktivitas wisata

Saat ini tempat untuk susur sungai dan tubing airnya sedang surut, jadi untuk sementara belum bisa dilakukan di sini. Kalau memang ingin, lokasi bisa dipindah di sungai sepanjang desa yang bersih dan alirannya deras. Tentu saja dilakukan dengan safety yang memadai. 

Sungai alternatif untuk tubing dan susur sungai (dokpri) 
Sungai alternatif untuk tubing dan susur sungai (dokpri) 

Pemandangan sungai berbatu memberikan hiburan tersendiri. Ada juga batu besar yang bisa dipergunakan untuk berbaring atau leyeh-leyeh menikmati keheningan alam dengan gemercik air yang mengalunkan nada-nada indah menentramkan. 

Keheningan yang menyuarakan kedamaian (dokpri) 
Keheningan yang menyuarakan kedamaian (dokpri) 

Gemercik air, melodi alam yang tak tergantikan (dokpri). 
Gemercik air, melodi alam yang tak tergantikan (dokpri). 
Amenities

Desa Brumbun yang telah ditetapkan sebagai desa wisata melalui SK Bupati ini mempunyai amenities yang menguntungkan, antara lain :

1. Kontur alami desa yang menarik dengan hamparan persawahan menghijau memberikan daya tarik keindahan alam tersendiri. 

2. Adanya sungai beraliran deras yang melintasi desa, dengan sumber air alami yan tak pernah kering memberikan keuntungan secara alami. 

3. Sungai yang terdapat batu-batu besar menjadi wisata alami yang menarik sekalipun tanpa penataan dan revitalisasi. 

Akomodasi

Sebelum berpamitan, kami ngobrol lagi  bersama Mas Adif. 

"Mas, ini misalnya tidak masuk dalam paket wisata, tapi kami juga ingin ditambahkan makan siang, dan menambah biaya sesuai yang ditentukan bisa Mas? "

"Bisa, Bu. Kami bahkan menyediakan fasilitas penjemputan untuk rombongan di sekitar sini. Misalnya dari SMPN Kebonsari yang jarak tempuhnya 30 menit, maka kita akan menjemput paling tidak 30 menit sebelumnya, agar estimasi waktu bisa tepat, "

"Sip! Terimakasih Mas, kami pamit dulu! "

"Monggo.. ! "

"Assalamu'alaikum... 

" Wa'alaikumsalam.. 

Kamipun berpamitan, semoga Desa Wisata Brumbun sukses bertransformasi menjadi desa wisata yang :

- Berhasil mempertahankan suasana desanya, dan menarik pengunjung untuk menikmati suasana desa. 

-Memuaskan jiwa petualang para pengunjung dengan wisata tubingnya. 

-Meningkatkan  perekonomian warga dengan kerjasama terpadu antara pelaku wisata dan pemenuhan kebutuhan wisatawan yang meliputi penginapan, kebutuhan makan, dan mungkin suatu saat cindera mata dan usaha lain yang bernilai jual. 

-Mungkin bisa menghadirkan Festival Kreatif lokal seperti Festival dongkrek yang merupakan kesenian asli Madiun. 

- Menghadirkan Festival Pasar Rakyat dalam memasarkan produk swasembada desa ataupun hasil karya kuliner maupun hasil kerajinan penduduk lokal. 

Terimakasih. 

Semoga bermanfaat. 

Referensi penulisan:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun